Pembobol ATM Dihadiahi Timah Panas
ATM yang dibobol bukan hanya di Bali, namun sebelumnya juga dilakukan di Jakarta dan beberapa kota di Jawa lainnya.
Ganjal Mesin ATM dan Tempel Call Center Palsu
SINGARAJA, NusaBali
Suwani alias Faisal, 36, akhirnya diamankan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Buleleng, Kamis (24/1) lalu. Pria asal Dusun/Desa Kadelang Kecamatan Blambangan, Kabupaten Muara Dua, Sumatera Selatan, yang sempat mejadi buronan polisi merupakan pelaku pembobolan ATM, yang berakhir dengan sebuah timah panas peluru yang bersarang di kaki kirinya. Suwani pun mengecoh korbannya dengan modus mengganjal mesin ATM.
Pengungkapan kasus pemobolan ATM itu berawal adanya laporan korban Luh Suyeni, 45. Warga Banjar Dinas Bajangan, Desa Dencarik, Kecamatan Banjar Buleleng, pada Minggu (20/1) pukul 13.30 WITA, mengaku kehilangan uang di tabungannya sebanyak Rp 13 juta dengan seketika. Seelah ditelusuri, sebelumnya ia sempat akan menarik uang di ATM BNI di kawasan Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Suyeni yang saat itu bermaksud menarik uang di ATM BNI langsung memasukkan kartu ATMnya. Namun tak lama berselang, kartu ATMnya pun nyangkut. Ia yang tak dapat mengambil kembali kartu ATMnya sempat panik, kemudian langsung menelepon ke nomor call center palsu dalam stiker yang dipasang di mesin ATM.
Pria yang mengaku sebagai customer service BNI itu kemudian meminta PIN ATM milik Suyeni untuk mengamankan tabungannya.
Suyeni pun menurut saja dan memberikan PIN ATM, karena dia pikir nomor call center yang dihubunginya adalah call center resmi BNI. Namun setelah keesokan harinya ia mengecek langsung saldo tabungannya ke bank, Suyeni langsung terkejut, karena uang tabungan dalam rekeningnya sudah habis terkuras. Merasa ditipu ia lalu melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.
Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian berhasil mengamankan ciri-ciri pelaku yang mengarah kepada Suweni. Pengejaran pun dilakukan, hingga akhirnya Suweni dapat diamankan di sebuah rumah kost di Jalan Pulau Moyo, Sesetan, Denpasar pada Kamis (24/1) pukul 02.00 WITA. Pelaku yang mengetahui dirinya diburu polisi pun sempat mencoba untuk kabur. Namun Suweni akhirnya tak dapat berkutik setelah dilumpuhkan dengan timah panas.
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Mikael Hutabarat yang didampingi Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu I Gede Sumarjaya, kamis (31/1) mengatakan, dari hasil pengembangan, pelaku Suweni ternyata sudah melakukan aksinya di sejumlah kota besar di Indonesia. “Total ada 17 TKP dengan modus operandi yang sama, dua di wilayah Jakarta, dua TKP di wilayah Bogor, 4 di Banyuwangi, satu di Tabanan, Denpasar, Gianyar dan Klungkung dan terakhir 4 TKP di Buleleng,” ungkapnya.
Sebelum dilaporkan oleh korban Suyeni ternyata sebelumnya di tiga ATM BNI lainnya di Buleleng ia juga sempat melakukan hal yang sama. Yakni di ATM BNI jalan A Yani, dekat Hotal Singaraja, ATM BNI Jalan Singaraja-Amlapura wilayah Desa Sangsit dan satu ATM BNI di wilayah Sukasada. Polisi pun mengamankan satu ATM BRI, dua kartu ATM Mandiri, uang tunai Rp 1,2 juta, stiker call center palsu dan alat pengganjal mesin ATM.
AKP Mikael juga menjelaskan jika pihaknya masih mengembangkan kasus pembobolan ATM yang dilakukan Suweni. Pelaku yang sengaja datang dari Palembang ke Bali untuk melakukan aksi kriminal mengaku bekerja berjaringan bersama dengan dua orang lainnya. Sedangkan dari tiga kartu ATM lainnya yang diamankan dari tangan pelaku, belum diketahui pasti jumlah uang yang dikuras. “Sementara masih kami dalami, tetapi pelaku ini memang menyasar Buleleng dan Bali sebagai target empuk, karena disini banyak mesin ATM. Mesin ATM yang menjadi targetnya pun dipilih acak saja,” imbuh Mikael.
Ia pun tak menampik jika pengungkapan kasus serupa yang sering terjadi di masyarakat masih mengalami sejumlah kendala. Salah satunya lemahnya pengawasan mesin ATM milik bank yang sangat memudahkan pelaku melancarkan aksinya. Ia pun menghimbau kepada masyarakat yang akan menarik uang di ATM untuk tetap waspada dan cermat jika akan menghubungi call center.
Salah satu cara mengetahui nomor call center asli, disebutnya dapat dilihat dari jumlah nomor yang tak lazim seperti nomor hp pada umumnya. Yang terpenting menurut AKP Mikael jangan pernah memberikan nomor PIN kepada call center sekalipun meski mesin ATM tertelan.
Sementara itu pelaku Suwani mengaku baru 2 bulan hijrah ke Bali. Dari aksi yang dilakukannya, ia bertugas sebaga pengawas sekaligus pengeksekusi uang korban. Saat korbannya sudah meninggalkan kartu ATM yang tersangkut dan memberikan nomor PIN pada call center palsu, ia akan kembali ke ATM itu untuk mengambil kartu ATM dan menguras uang di dalam rekening itu.
“Saya baru dua bulan di Bali, bekerja bertiga, saya jadi pengawasnya. Kemarin dapat bagian tiga juta,” akunya. Kini Suwani pun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat dengan pasal 363 KUHP, tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. *k23
Komentar