Agar Anak Muda Bali Tak Berbahasa 'Hallo Bro..'
Plt Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Putu Astawa disela-sela Pembukaan Bulan Bahasa Bali 2019 di Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Jumat (1/2) kemarin mengatakan, pihaknya sangat berharap agar masyarakat Bali betul-betul memiliki ciri ke-Baliannya yang akarnya dari budaya.
Bulan Bahasa Bali Diisi Berbagai Kegiatan
DENPASAR, NusaBali
Budaya sendiri mencakup tradisi, adat, budaya, termasuk bahasa, aksara dan sastra Bali. "Kami tidak ingin anak-anak muda sekarang bahasanya 'hallo bro, ngapain lu, gue ini'. Ini kan menjauh dari akar budaya sesungguhnya," seloroh Astawa.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali sekaligus merupakan amanat dari Pergub Bali No 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dan turunan Perda No 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Hal tersebut, tambah dia, sejalan dengan komitmen Gubernur Bali Wayan Koster yang fokus memperhatikan alam, manusia dan budaya Bali selama masa kepemimpinannya. "Jadi, mulai sekarang membangun Bali era baru, di tengah derasnya arus globalisasi," kata Astawa.
Untuk diketahui, kegiatan Bulan Bahasa Bali 2019 yang baru pertama kali digelar ini akan diisi dengan berbagai kegiatan selama sebulan. Setelah pembukaan yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Jumat (1/2) kemarin, kegiatan akan dilakukan oleh masing-masing desa. Desa akan mulai menggelar lomba-lomba yang sifatnya melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Untuk tingkat desa dilaksanakan kegiatan seperti lomba Nyurat Bali anak-anak, lomba ngwacen aksara Bali daha atau teruna, masatua Bali krama istri (PKK), dan festival.
Sementara di tingkat kabupaten/kota diwajibkan mengadakan festival, lomba ngenter paruman antar OPD, lomba nyurat akasara Bali anak-anak, ngwacen aksara Bali daha atau teruna, nyatua Bali krama istri (PKK), sambrama wacana antar OPD, debat bahasa Bali dan pameran serta pertunjukkan. Sedangkan di tingkat provinsi dilaksanakan kegiatan berupa lomba nyurat aksara Bali tingkat SD, lomba ngwacen aksara Bali tingkat daha atau teruna, lomba sambrama wacana kepala OPD Provinsi Bali, lomba debat mabasa Bali, lomba penulisan opini berbahasa Bali, lomba ngwacen puisi Bali modern putra dan putri, serta lomba nyatua Bali krama istri (PKK).
Di sisi lain, ada juga lomba komik online berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, lomba pembuatan meme berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali, lomba postingan status berbahasa Bali di media sosial, serta lomba vlog berbahasa Bali. Selain lomba, juga akan diadakan seminar, pameran buku dan lontar, pertunjukan, serta penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh atau sosok yang dinilai memiliki kepedulian terhadap bahasa aksara dan sastra Bali. Selain penghargaan, juga diberikan uang senilai Rp 100 juta dan emas batangan 22 karat 25 gram, dan pramana patra. *ind
DENPASAR, NusaBali
Budaya sendiri mencakup tradisi, adat, budaya, termasuk bahasa, aksara dan sastra Bali. "Kami tidak ingin anak-anak muda sekarang bahasanya 'hallo bro, ngapain lu, gue ini'. Ini kan menjauh dari akar budaya sesungguhnya," seloroh Astawa.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali sekaligus merupakan amanat dari Pergub Bali No 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dan turunan Perda No 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Hal tersebut, tambah dia, sejalan dengan komitmen Gubernur Bali Wayan Koster yang fokus memperhatikan alam, manusia dan budaya Bali selama masa kepemimpinannya. "Jadi, mulai sekarang membangun Bali era baru, di tengah derasnya arus globalisasi," kata Astawa.
Untuk diketahui, kegiatan Bulan Bahasa Bali 2019 yang baru pertama kali digelar ini akan diisi dengan berbagai kegiatan selama sebulan. Setelah pembukaan yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Jumat (1/2) kemarin, kegiatan akan dilakukan oleh masing-masing desa. Desa akan mulai menggelar lomba-lomba yang sifatnya melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Untuk tingkat desa dilaksanakan kegiatan seperti lomba Nyurat Bali anak-anak, lomba ngwacen aksara Bali daha atau teruna, masatua Bali krama istri (PKK), dan festival.
Sementara di tingkat kabupaten/kota diwajibkan mengadakan festival, lomba ngenter paruman antar OPD, lomba nyurat akasara Bali anak-anak, ngwacen aksara Bali daha atau teruna, nyatua Bali krama istri (PKK), sambrama wacana antar OPD, debat bahasa Bali dan pameran serta pertunjukkan. Sedangkan di tingkat provinsi dilaksanakan kegiatan berupa lomba nyurat aksara Bali tingkat SD, lomba ngwacen aksara Bali tingkat daha atau teruna, lomba sambrama wacana kepala OPD Provinsi Bali, lomba debat mabasa Bali, lomba penulisan opini berbahasa Bali, lomba ngwacen puisi Bali modern putra dan putri, serta lomba nyatua Bali krama istri (PKK).
Di sisi lain, ada juga lomba komik online berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, lomba pembuatan meme berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali, lomba postingan status berbahasa Bali di media sosial, serta lomba vlog berbahasa Bali. Selain lomba, juga akan diadakan seminar, pameran buku dan lontar, pertunjukan, serta penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh atau sosok yang dinilai memiliki kepedulian terhadap bahasa aksara dan sastra Bali. Selain penghargaan, juga diberikan uang senilai Rp 100 juta dan emas batangan 22 karat 25 gram, dan pramana patra. *ind
1
Komentar