BPBD Karangasem Andalkan 4 Chainsaw
Idealnya BPBD memiliki minimal 15 chainsaw yang siap pakai dan satu ekskavator.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem memiliki 11 chainsaw atau gergaji mesin. Hanya saja 7 unit di antaranya dalam keadaan rusak. Sehingga saat turun ke lapangan untuk mengevakuasi pohon tumbang, petugas BPBD Karangasem hanya bermodalkan 4 chainsaw. Seperti saat mengevakuasi 4 pohon tumbang di Banjar Pakel, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (31/1) sore, petugas BPBD hanya bawa 4 gergaji mesin.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengakui sebanyak 7 chainsaw yang rusak belum diperbaiki. Termasuk belum melakukan pengadaan chainsaw tambahan agar mencukupi sesuai standar kebutuhan. “Kami juga belum memiliki alat berat untuk menangani tanah longsor dan tanpa mobil crane untuk menangani pohon tumbang yang nyangkut di tiang listrik,” ungkapnya, Jumat (1/2).
Diakui, di setiap musim hujan, BPBD panen pohon tumbang dan tanah longsor. “Bagaimana bisa melakukan pengadaan chainsaw dan alat berat. Anggaran tidak memungkinkan,” katanya. Sehingga saat terjadi pohon tumbang, hanya mengandalkan 4 chainsaw. “Jika keempatnya rusak, ya, kami menyerah, pohon tumbang sulit kami tangani hanya memotong gunakan golok atau kapak,” imbuhnya. Menurut Ida Bagus Ketut Arimbawa, idealnya memiliki minimal 15 chainsaw yang siap pakai dan satu ekskavator. Sehingga dengan mudah melakukan penanganan jika terjadi bencana pohon tumbang dan tanah longsor.
Syukurnya saat terjadi empat pohon tumbang lokasinya di satu banjar yakni di Banjar Pakel, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis. Sehingga petugas hanya melakukan penanganan di sekitar itu. Keempat pohon tumbang yakni pohon sawo milik I Gede Pinajeng, 38, dengan diameter 15 cm, panjang 15 meter. Dua pohon akasia milik I Made Sayang, 70, dengan diameter 30 cm, panjang 20 meter, dan akasia milik pelaba Pura Sad Kahyangan Andakasa, diameter 15 cm, panjang 25 meter. Satu lagi pohon jati dengan diameter 15 cm, panjang 20 meter.
Sedangkan tanah longsor yang terjadi di di Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kamis (31/1). Dalam melakukan penanganan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas PUPR Karangasem untuk pinjam alat berat. Kebetulan alat berat milik Dinas PUPR dipinjam warga Banjar Nangka untuk pelebaran jalan. Maka lebih cepat mendatangkan alat berat, sehingga penanganan dengan cepat bisa dilakukan. *k16
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengakui sebanyak 7 chainsaw yang rusak belum diperbaiki. Termasuk belum melakukan pengadaan chainsaw tambahan agar mencukupi sesuai standar kebutuhan. “Kami juga belum memiliki alat berat untuk menangani tanah longsor dan tanpa mobil crane untuk menangani pohon tumbang yang nyangkut di tiang listrik,” ungkapnya, Jumat (1/2).
Diakui, di setiap musim hujan, BPBD panen pohon tumbang dan tanah longsor. “Bagaimana bisa melakukan pengadaan chainsaw dan alat berat. Anggaran tidak memungkinkan,” katanya. Sehingga saat terjadi pohon tumbang, hanya mengandalkan 4 chainsaw. “Jika keempatnya rusak, ya, kami menyerah, pohon tumbang sulit kami tangani hanya memotong gunakan golok atau kapak,” imbuhnya. Menurut Ida Bagus Ketut Arimbawa, idealnya memiliki minimal 15 chainsaw yang siap pakai dan satu ekskavator. Sehingga dengan mudah melakukan penanganan jika terjadi bencana pohon tumbang dan tanah longsor.
Syukurnya saat terjadi empat pohon tumbang lokasinya di satu banjar yakni di Banjar Pakel, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis. Sehingga petugas hanya melakukan penanganan di sekitar itu. Keempat pohon tumbang yakni pohon sawo milik I Gede Pinajeng, 38, dengan diameter 15 cm, panjang 15 meter. Dua pohon akasia milik I Made Sayang, 70, dengan diameter 30 cm, panjang 20 meter, dan akasia milik pelaba Pura Sad Kahyangan Andakasa, diameter 15 cm, panjang 25 meter. Satu lagi pohon jati dengan diameter 15 cm, panjang 20 meter.
Sedangkan tanah longsor yang terjadi di di Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kamis (31/1). Dalam melakukan penanganan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas PUPR Karangasem untuk pinjam alat berat. Kebetulan alat berat milik Dinas PUPR dipinjam warga Banjar Nangka untuk pelebaran jalan. Maka lebih cepat mendatangkan alat berat, sehingga penanganan dengan cepat bisa dilakukan. *k16
1
Komentar