Sungai Buleleng Diyakini Jadi Habitat Ular Piton
Warga sekitar Kampung Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Buleleng acapkali mendapati ular piton masuk permukiman. Bahkan ular piton juga sempat masuk ke Pasar Buleleng.
Warga Kampung Singaraja, Buleleng, Temukan Ular Piton 3,5 Meter
SINGARAJA, NusaBali
Warga Kampung Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dibuat heboh pada Sabtu (2/2) pagi, atas temuan ular piton sepanjang sekitar 3,5 meter. Ular berukuran besar itu ditangkap warga saat sedang memakan seekor kucing di dalam rumah Komang Latifah, 45, pada Jumat (1/2) sekitar pukul 00.00 Wita.
Saat itu Latifah sedang tertidur namun belum pulas. Dia samar-samar mendengar suara seseorang berteriak, “ular…”. Mendengar teriakan tersebut dia kemudian terbangun dan mendapati ular piton sudah melintang di ruang tamu rumahnya. Ular yang terkenal dengan belitan mautnya itu tampak jinak.
Setelah diamati oleh warga yang berkerumun di rumah Latifah, ular tersebut ternyata sedang berupaya melahap seekor kucing yang sedang berada di dalam rumah Latifah. Ular piton itu tak bergerak dan kembali memuntahkan kucing yang telah ditelannya hidup-hidup.
Saat itulah tetangga Latifah, Huzaini, 35, langsung menjinakkan dan menangkap ular piton itu. “Ini ketemu di rumah Latifah, kemarin dengar teriakan tetangga bilang, “ular…ular…”, langsung saya ke sana dan menangkapnya, karena pas jinak habis makan kucing,” ungkap Huzaini.
Munculnya ular piton di kawasan Kampung Singaraja bukanlah peristiwa pertama kalinya. Ular piton dengan panjang dan besar yang hampir sama, acapkali didapati warga setempat. Bahkan ular piton juga pernah masuk ke kawasan Pasar Buleleng yang juga masuk dalam wilayah Kampung Singaraja, sekitar setahun lalu.
Menurut Gede Suardika, 50, kemunculan ular piton di perkampungannya memang tergolong sering. Sejumlah warga setempat juga meyakini ular-ular piton itu berasal dari Sungai Buleleng yang mengalir sekitar 25 meter di bawah permukiman warga.
“Kemungkinan memang dari sungai habitatnya, karena permukiman di sini sangat dekat dengan sungai. Ular naik ke permukiman mungkin untuk mencari makan, dan cukup sering ditemukan warga,” kata Suardika.
Sementara itu ular piton tersebut rencananya akan dijual oleh Huzaini ke daerah Pancasari.
Sementara itu sebelumnya, pada Sabtu (19/1) lalu, ular piton sebesar lengan orang dewasa dan panjang sekitar 3,5 meter, ditangkap warga Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem di sebuah tegalan belakang Pura Pamaksan Gunung Sari, Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Sabtu (19/1). Ular tersebut yang rencananya akan dimasak dijadikan sate, ternyata dipelihara warga Banjar Gula, Desa Bhuana Giri, I Ketut Ngempi.
Ketut Ngempi yang dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu kemarin, menyatakan, ular tersebut dipeliharanya hingga sekarang. Untuk memberi makan ular tersebut, dia mencarinya di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Banjar Besang, Desa Ababi, Kecamatan Abang, karena tempat tinggalnya dekat TPA. Makanan untuk ular itu berupa bangkai ayam, kepala ikan, dan sejenisnya didapatkan di TPA. “Ular itu makan setiap tiga hingga empat hari sekali. Selalu dapat bangkai ayam di TPA,” katanya, Sabtu (2/2).
Ular piton itu ditemukan di tegalan milik Penyarikan (Sekretaris) Desa Pakraman Nangka, yang membawahi Banjar Butus, I Made Ngurah Alit. Saat itu, Made Ngurah Alit mempekerjakan suami istri, I Ketut Suarjana dan Ni Wayan Suarjana, untuk membersihkan tegalan dari semak-semak di belakang Pura Pamaksan Gunung Sari, Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sabtu (19/1) pagi sekitar pukul 11.00 Wita. Saat sedang membersihkan semak-semak di tegalan, tiba-tiba Ketut Suarjana mendapati seekor ular piton sebesar lengan orang dewasa dalam posisi melingkar.
Mendapati seekor ular piton sebesar lengan orang dewasa dengan panjang sekitar 3,5 meter, Ketut Suarjana kemudian memberitahukan temuannya itu kepada Made Ngurah Alit. Selanjutnya ular itu ditangkap ramai-ramai, kemudian diambil warga dari Banjar Gula, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem I Ketut Ngempi untuk dipelihara. *k23, k16
Komentar