Wanita Tanpa Tangan dan Kaki dari Nusa Penida Jatuh Cinta Bule Jerman
Seorang perempuan penyandang disabilitas asal Banjar Kelemahan, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Ni Ketut Raka, 35, yang tidak memiliki tangan dan kaki, menemukan pria pujaan hati.
SEMARAPURA, NusaBali
Dia adalah Michael Bommel, WNA asal Jerman yang berprofesi sebagai pembuat gigi palsu. Dua sejoli beda bangsa dan latar belakang ini intens menjalin cinta kasih lewat media sosial selama 6 bulan, sebelum akhirnya dipertemukan di Nusa Penida, beberapa hari lalu.
Michael Bommel rela terbang jauh-jauh dari Jerman hanya untuk menemui pujaan hatinya, Ni Ketut Raka, di rumhanya kawasan Banjar Kelemahan, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida. Pertemuan penuh haru mereka sempat viral di media sosial (Facebook) yang diposting akun FB Wayan Sukadana, Jumat (1/2) subuh sekitar pukul 05.00 Wita.
Hingga Minggu (3/2), postingan foto mesra Michael Bommel dan Ni Ketut Raka yang menunjukkan keduanya saling berpelukan, sudah mendapatkan tanggapan 993 komentar, 2.374 kali dibagikan, dan 4.345 disukai. “Bahagia sll utk ketut rake astungkare (Bahagia selalu untuk Ketut Raka, astungkara, Red),” tulis dalam postingan tersebut.
Dalam postingannya, Wayan Sukadana yang juga merupakan warga Nusa Penida, menulis kisah cinta Michael Bommel dan Ni Ketut Raka bak cerita do-ngeng. Menurut Sukadana, dari keterangan Michael Bommel yang berprofesi pembuat gigi palsu kepada Made Perni---pemilik rumah di mana Michael Bommel menginap selama 2 pekan di Nusa Penida---, bule Jerman tersebut tahu dan mengenal Ni Ketut Raka dari video pendek di Youtube.
Dalam video film pendek inspiratif https://youtu.be/bFBsegskxw8 yang dibuat Pemkab Klungkung, diceritakan tentang perjuangan hidup Ni Ketut Raka, perempuan penyandang disbailitas berusia 35 tahun yang gigih dengan segala keterbatasannya---tanpa punya kaki dan tangan. Ketut Raka kesehariannya beraktivitas membuka usaha, berdagang, memasak, hingga berbelanja ke pasar. Hal itu membuat Michael Bommel bersimpati dan jatuh cinta.
Michael Bommel kemudian menemukan akun FB Ketut Raka, hingga selanjutnya mereka intens berkomunikasi melalui medsos. "Setelah menonton film pendek di Youtube tersebut, Michael Bommel mencari akun facebook saya dan kami berkomunikasi lewat facebook,” kenang Ketut Raka, Minggu kemarin.
Dalam komunikasi melalui FB tersebut, Ketut Raka menggunakan Bahasa Indonesia. Michael Bommel pun berusaha memahaminya. Kemudian, dua sejoli beda bangsa ini memutuskan untuk menjalin kasih. Setelah selama 6 bulan menjalin kasih lewat medsos, Michael Bommel kemudian terbang ke Bali dan menyeberang ke Nusa Penida untuk menemui langsung Ketut Raka.
Saat datang ke Nusa Penida, Bommel juga membawakan oleh-oleh pakaian untuk Ketut Raka. Michael Bommel selama 2 pekan berada di Nusa Penida. Meski menyewa kamar di penginapan You and We House, namun Bommel tidak pernah tidur di sana. Bule Jerman ini memilih menginap di rumah sang pujaan hati di Banjar Kelemahan, Desa Suana.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama istrinya, Ny Ayu Suwirta, sebelumnya melaunching pemuteran Film Penyandang Disabilitas Ni Ketut Raka, 3 Desember 2018 malam. Film pendek itu dibintangi langsung Ketut Raka, 32, perempuan tanpa punya tangan dan kaki asal Banjar Kelemahan, Desa Suana, Kecanmatan Nusa Penida.
Film pendek yang kemudian beredar di Youtube itu berjudul ‘Jangan Jadikan Aku Beban’. Dalam film berdurasi 15 menit itu, diceritakan tentang kehidupan seorang wanita yang tidak mempunyai tangan dan kaki. Namun, di balik kekurangannya tersebut, perempuan tangguh bernama Ni Ketut Raka mampu mengerjakan banyak hal layaknya orang normal. Misalnya, membuat canang ceper yang dijual ke pasar terdekat di Nusa Penida.
“Melihat kekurangan yang dialami Ketut Raka ini, tentunya kita semua bisa menilai pentingnya sebuah semangat dalam menjalani kehidupan. Jadikan film ini sebuah motivasi di dalam kehidupan sehari-hari,” pinta Bupati Suwirta beberapa waktu lalu
Film pendek yang menceritakan tentang kehidupan Ketut Raka memang banyak mengajarkan motivasi, terutama untuk membiasakan diri menjalani kehidupan dengan bekerja keras. “Mari bersama-sama pahami dan pelajari pola kehidupan yang dialami Ketut Raka, agar kebiasaan buruk suka bermalas-masalan bisa kita hindari,” harap Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini. *wan
Komentar