Edukasi Kebencanaan di Sekolah Mulai 2019
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan penerapan edukasi kebencanaan di setiap institusi pendidikan mulai 2019.
SURABAYA, NusaBali
"Saya ingin ini dilakukan edukasi kebencanaan, tahun ini harus dimulai! Baik di masyarakat, baik di sekolah-sekolah, terutama di daerah rawan bencana, sampai ke tingkat masyarakat," kata Presiden Jokowi dalam Rakornas Penanggulangan Bencana 2019 di Jawa Timur Expo, Surabaya, Sabtu (2/2).
Rapat koordinasi itu dihadiri juga oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan 4.000 peserta dari seluruh Indonesia maupun perwakilan negara sahabat.
"Sekali lagi lewat sekolah, gunakan pemuka agama, sehingga yang namanya papan-papan peringatan itu diperlukan, rute-rute evakuasi itu harus ada, jangan nanti kalau ada bencana lari ke timur, barat, utara. Harus jelas rute evakuasi menuju ke mana, segera itu dikerjakan," ungkap Presiden.
Presiden menjelaskan bahwa sebenarnya di beberapa daerah pendidikan bencana sudah dimulai. "Bulan ini dimulai kok, beberapa daerah sudah dimulai, harus dimulai sehingga kita semua sadar bahwa negara ini memang dianugerahi oleh Allah sebuah kesuburan tanah yang baik, tapi juga ada lempengan-lempengan, ada cincin api, ada patahan yang semuanya harus kita waspadai," ungkap Presiden. Untuk edukasi di sekolah-sekolah, BNPB akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan untuk edukasi bagi masyarakat luas sudah mulai dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"BNPB dengan Kemendikbud sudah berjalan di sekolah, sedangkan kalau untuk masyarakat, saya kira sudah siap programnya untuk masyarakat sudah masuk melalui pemuka agama di daerah," tambah Presiden.
Selain edukasi, Presiden juga menekankan pentingnya konsolidasi dan koordinasi pada saat bencana. "Yang saya lihat misalnya hari pertama saya datang ke Lombok, hari ketiga ke Palu, misalnya kita lihat memang mengkonsolidasikan kekuatan-kekuatan yang ada di daerah yang paling penting. Namanya Kodam, Polda, kemudian yang BPBD di daerah yang digerakkan lebih dulu sebelum dari luar masuk," ungkap Presiden. *ant
Rapat koordinasi itu dihadiri juga oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan 4.000 peserta dari seluruh Indonesia maupun perwakilan negara sahabat.
"Sekali lagi lewat sekolah, gunakan pemuka agama, sehingga yang namanya papan-papan peringatan itu diperlukan, rute-rute evakuasi itu harus ada, jangan nanti kalau ada bencana lari ke timur, barat, utara. Harus jelas rute evakuasi menuju ke mana, segera itu dikerjakan," ungkap Presiden.
Presiden menjelaskan bahwa sebenarnya di beberapa daerah pendidikan bencana sudah dimulai. "Bulan ini dimulai kok, beberapa daerah sudah dimulai, harus dimulai sehingga kita semua sadar bahwa negara ini memang dianugerahi oleh Allah sebuah kesuburan tanah yang baik, tapi juga ada lempengan-lempengan, ada cincin api, ada patahan yang semuanya harus kita waspadai," ungkap Presiden. Untuk edukasi di sekolah-sekolah, BNPB akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan untuk edukasi bagi masyarakat luas sudah mulai dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"BNPB dengan Kemendikbud sudah berjalan di sekolah, sedangkan kalau untuk masyarakat, saya kira sudah siap programnya untuk masyarakat sudah masuk melalui pemuka agama di daerah," tambah Presiden.
Selain edukasi, Presiden juga menekankan pentingnya konsolidasi dan koordinasi pada saat bencana. "Yang saya lihat misalnya hari pertama saya datang ke Lombok, hari ketiga ke Palu, misalnya kita lihat memang mengkonsolidasikan kekuatan-kekuatan yang ada di daerah yang paling penting. Namanya Kodam, Polda, kemudian yang BPBD di daerah yang digerakkan lebih dulu sebelum dari luar masuk," ungkap Presiden. *ant
1
Komentar