Kelian Dadia Tewas Misterius dengan Luka Tergores di Mulut
Tiga jam sebelum ditemukan tergeletak tewas di dekat kandang sapi sekitar 50 meter arah barat rumahnya, korban Wayan Kumpul sempat disuguhi kopi oleh istri pertamanya, Nengah Manis.
Peristiwa Heboh di Tengah Kebun Salak Kawasan Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem
AMLAPURA, NusaBali
Kelian Dadia Celuk, Banjar Yehbunga, Desa Pakraman Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Wayan Kumpul, 61, ditemukan tewas mengenaskan di kebun salak miliknya, Selasa (10/5) pagi. Belum diketahui, apa penyebab kematian misterius sang kelian dadia. Namun, ditemukan luka terbuka di bagian wajah kiri dan luka gores di mulut korban.
Kematian tragis Wayan Kumpul baru diketahui Selasa pagi sekitar pukul 10.00 Wita, berselang 3 jam sejak pergi dari rumahnya yang berada di areal kebun salak kawasan Banjar Yehbunga, Desa Jungutan. Tokoh berusia 61 tahun ini ditemukan tewas tergeletak di dekat kandang sapi, dalam posisi telungkup. Sedangkan peralatan sabitnya ditemukan di sebelah tubuh korban.
Adalah sang istri pertama, Ni Nengah Manis, 55, yang menemukan korban Wayan Kumpul sudah tewas tergeletak di dekat kandang sapi. Semua berawal dari kecurigaan Nengah Manis, yang dapat firasat buruk karena suaminya tak kunjung kembali ke rumah. Korban Wayan Kumpul yang semula dalam kondisi segar bubar, pergi dari rumah, Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita, setelah sempat disuguhi kopi oleh istri pertamanya, Nengah Manis.
Habis minum kopi, seperti biasa, korban langsung pergi ke tengah kebun salak. Seharusnya, dalam waktu 3 jam atau sekitar pukul 10.00 Wita, ayah 7 anak yang telah dikaruniai 12 cucu ini sudah pulang dari tengah kebun salak. Namun, ternyata sang kelian dadia tidak kunjung pulang. Maka, Nengah Manis pun menyusulnya ke tengah kebin salak. Perempuan berusia 55 tahun ini terkejut melihat suaminya tewas tergeletak sekitar 50 meter arah barat dari rumahnya.
Sekadar dicatat, korban Wayan Kumpul memiliki dua istri. Selama ini, sang Kelian Dadia Celuk tinggal serumah dengan sang istri pertama, Nengah Manis, di rumah yang berada di tengah kebun salak. Sedangkan istri keduanya, Ni Komang Siti, 54, tinggal di rumah berbeda. Dari pernikahan dengan dua istrinya ini, korban dikaruniai 7 anak dan 12 cucu.
Karena tinggal serumah, tak heran jika Nengah Manis yang pertama kali mengetahui kematian tragis suaminya ini. Begitu menemukan suaminya tewas tergeletak dekat kandang sapi, Nengah Manis pun berteriak histeris, lalu memberitahukan masalah ini kepada salah satu putranya, I Komang Merta, 26. Ibu dan anaknya ini kembali mendatangi lokasi TKP dekat kandang sapi, untuk memeriksa secara detail kondisi korban Wayan Kumpul, dengan membolak-balikkan tubuhnya. Ternyata, korban Wayan Kumpul memang telah meninggal.
Maka, sang anak, Komang Merta, pun memberitahukan kematian tragis ayahnya kepada kerabat yang lain. Sampai akhirnya adik kandung korban, I Ketut Ridet, datang ke lokasi TKP. Ketut Ridet pula yang melaporkan kejadian maut tersebut ke Kelian Banjar Yehbunga, Desa Jungutan, I Ketut Siki. Selanjutnya, Kelian Banjar Ketut Siki melaporkannya ke Polsek Bebandem.
Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Bebandem pun langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Proses olah TKP kemarin dipimpin langsung Kapolsek Bebandem, AKP I Gede Juli.
Saat terjun ke lokasi, jajaran Polsek Bebandem juga membonceng petugas medis dari Puskesmas Bebandem, dr I Nengah Gandi, untuk memeriksa koindisi jenazah korban Wayan Kumpul. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanga bekas kekerasan di tubuh korban. Sedangkan luka di bagian wajah dan mulut diduga akibat korban terjatuh.
Hanya saja, dr Nengah Gandi enggan memberikan pernyataan, apakah luka di wajah dan mulut itu sebagai penyebab kematian korban sang kelian dadia. “Itu luka gores akibat terjatuh, tapi belum tentu sebagai penyebab kematian korban,” elak dr Nengah Gandi. Sedangkan Kapolsek Gede Juli menyimpulkan korban meninggal karena terjatuh dalam posisi telungkup.
Hingga Selasa kemarin, belum diketahui pasti kenapa korban Wayan Kumpul jatuh hingga meninggal. Menurut istri pertamanya, Nengah Manis, korban Wayan Kumpul selama ini tidak mengidap penyakit aneh. “Setiap hari suami saya menyabit rumput untuk pakan ternak satu ekor sapi. Tadi pagi (kemarin) pun dia pergi dari rumah hendak menyabit rumput. Tapi, hingga pukul 10.00 Wita belum kunjung balik,” cerita Nengah Manis kepada NusaBali.
Nengah Manis sendiri mengaku tidak menaruh curiga kepada seseorang sebagai penyebab kematian suaminya. Paparan senada juga disampaikan saudara misan (sepupu) korban, I Wayan Pasek. “Selama ini, dia (korban Wayan Kumpul) tidak punya riwayat sakit tertentu. Juga tidak tanda-tanda dia jatuh akibat naik pohon,” jelas Wayan Pasek. 7 k16
Komentar