Tembok Penyengker Sanggah Timpa Dapur
Korban berusia lanjut mengalami shock dan kondisi kesehatannya pun menurun hingga harus dirawat di rumah sakit pasca peristiwa itu.
Hujan Deras Landa Busungbiu
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah bangunan dapur yang menyatu dengan kamar mandi milik Nyoman Gelah, 72, warga Banjar Dinas Kemuning, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, rusak parah tertimpa longsoran senderan sanggah merajan milik tetangganya. Kejadian pada Selasa (5/1) pukul 17.00 WITA itu terjadi pasca hujan deras mengguyur kawasan dataran tinggi Busungbiu.
Bencana yang mengakibatkan penyengker sanggah merajan milik Wayan Alun, 58, ambruk bermula saat hujan deras sudah turun di daearh itu sejak pukul 12.00 WITA. Baik Alun dan Gelah yang tinggal bersebelahan itu tak menyangka akan terjadi bencana tembok ambruk. Beruntung saat kejadian, pasutri Nyoman Gelah, 72, dan istrinya Ketut Marning, 72, sedang berada di dalam rumah. Hanya saja korban Gelah yang sudah berusia lanjut sempat mengalami shock dan kondisi kesehatannya pun menurun hingga harus dirawat di rumah sakit pasca peristiwa itu.
Menurut anak ketiga korban, Nyoman Sudarsana, 40, yang ditemui di lokasi kejadian Rabu (6/2) kemarin menjelaskan, ayah dan ibunya memang tinggal di rumah sederhana bantuan bedah rumah pemerintah, berdua saja. Keduanya saat kejadian karena situasi hujan deras masuk ke dalam rumah. Lahan yang ditempati Gelah memang posisinya lebih rendah dari pekarangan Aluh, sehingga saat bencana reruntuhan bangunan senderan dan penyengker itu menimbun sebagian dapur beserta peralatan memasak serta sejumlah ayam jago peliharaan pekak Gelah.
“Kemarin pas istirahat di dalam rumah, karena hujan deras. Bapak memang sedikit shocok mungkin karena terkejut lihat longsoran, sekarang masih dirawat di rumah sakit, tapi sudha membaik,” kara Sudarsana.
Sedangkan pemilik tembok penyengker merajan yang ambruk, Wayan Alun juga mengaku kaget sepulang dari kebun melihat tembok penyengker sanggah merajannya jebol dan menimpa bangunan dapur milik tetangganya Gelah. Ia pun tak menyangka jika bangunan senderan dan tembok penyengker yang dibangun kokoh lima tahun lalu juga roboh akibat hujan deras.
Sebelumnya Alun mengaku sempat menyaksikan detik-detik tembok penyengker sanggahnya roboh dan ambruk ke pekarangan Gelah. Ia pun sempat memanggil Gelah dan istrinya untuk memastikan keadaan mereka. “Saya sempat panggil tetangga di bawah dan untung keduanya selamat. Kemungkinan ini karena tanahnya labil,” tutur Alun.
Akibat kejadian itu ia memperkirakan mengalami kerugian Rp 75 juta atas kerugian bangunan sanggahnya dan kerugian belasan juta atas kerusakan dapur semi permanen milik Gelah. Alun pun mengaku untuk sementara akan membersihkan dan mengkomunikasikan kerusakan yang dialami tetangganya terkait bencana yang menimpanya.
Sementara itu Camat Busungbiu, Gede Putra Aryana dikonfirmasi terpisah pihak desa segera akan menyusun laporan dan disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Buleleng untuk segera diajukan mendapat bantuan perbaikan. “Kami sudah arahkan pihak desa untuk melapor segera ke BPBD, agar korban segera mendapatkan bantuan minimal per makanan, selain juga analisis kerugian material yang dialami akibat bencana. Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa,” kata mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng dipimpin Kabid Kedaruratan dan Logistik, Wayan Duala Arsayasa langsung menyambangi lokasi kejadian. Selain memimpin gotong royong membersihkan puing longsoran bersama warga pihaknya juga menyerahkan bantuan sembako dan kebutuhan MCK kepada korban terdampak bencana. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah bangunan dapur yang menyatu dengan kamar mandi milik Nyoman Gelah, 72, warga Banjar Dinas Kemuning, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, rusak parah tertimpa longsoran senderan sanggah merajan milik tetangganya. Kejadian pada Selasa (5/1) pukul 17.00 WITA itu terjadi pasca hujan deras mengguyur kawasan dataran tinggi Busungbiu.
Bencana yang mengakibatkan penyengker sanggah merajan milik Wayan Alun, 58, ambruk bermula saat hujan deras sudah turun di daearh itu sejak pukul 12.00 WITA. Baik Alun dan Gelah yang tinggal bersebelahan itu tak menyangka akan terjadi bencana tembok ambruk. Beruntung saat kejadian, pasutri Nyoman Gelah, 72, dan istrinya Ketut Marning, 72, sedang berada di dalam rumah. Hanya saja korban Gelah yang sudah berusia lanjut sempat mengalami shock dan kondisi kesehatannya pun menurun hingga harus dirawat di rumah sakit pasca peristiwa itu.
Menurut anak ketiga korban, Nyoman Sudarsana, 40, yang ditemui di lokasi kejadian Rabu (6/2) kemarin menjelaskan, ayah dan ibunya memang tinggal di rumah sederhana bantuan bedah rumah pemerintah, berdua saja. Keduanya saat kejadian karena situasi hujan deras masuk ke dalam rumah. Lahan yang ditempati Gelah memang posisinya lebih rendah dari pekarangan Aluh, sehingga saat bencana reruntuhan bangunan senderan dan penyengker itu menimbun sebagian dapur beserta peralatan memasak serta sejumlah ayam jago peliharaan pekak Gelah.
“Kemarin pas istirahat di dalam rumah, karena hujan deras. Bapak memang sedikit shocok mungkin karena terkejut lihat longsoran, sekarang masih dirawat di rumah sakit, tapi sudha membaik,” kara Sudarsana.
Sedangkan pemilik tembok penyengker merajan yang ambruk, Wayan Alun juga mengaku kaget sepulang dari kebun melihat tembok penyengker sanggah merajannya jebol dan menimpa bangunan dapur milik tetangganya Gelah. Ia pun tak menyangka jika bangunan senderan dan tembok penyengker yang dibangun kokoh lima tahun lalu juga roboh akibat hujan deras.
Sebelumnya Alun mengaku sempat menyaksikan detik-detik tembok penyengker sanggahnya roboh dan ambruk ke pekarangan Gelah. Ia pun sempat memanggil Gelah dan istrinya untuk memastikan keadaan mereka. “Saya sempat panggil tetangga di bawah dan untung keduanya selamat. Kemungkinan ini karena tanahnya labil,” tutur Alun.
Akibat kejadian itu ia memperkirakan mengalami kerugian Rp 75 juta atas kerugian bangunan sanggahnya dan kerugian belasan juta atas kerusakan dapur semi permanen milik Gelah. Alun pun mengaku untuk sementara akan membersihkan dan mengkomunikasikan kerusakan yang dialami tetangganya terkait bencana yang menimpanya.
Sementara itu Camat Busungbiu, Gede Putra Aryana dikonfirmasi terpisah pihak desa segera akan menyusun laporan dan disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Buleleng untuk segera diajukan mendapat bantuan perbaikan. “Kami sudah arahkan pihak desa untuk melapor segera ke BPBD, agar korban segera mendapatkan bantuan minimal per makanan, selain juga analisis kerugian material yang dialami akibat bencana. Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa,” kata mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng dipimpin Kabid Kedaruratan dan Logistik, Wayan Duala Arsayasa langsung menyambangi lokasi kejadian. Selain memimpin gotong royong membersihkan puing longsoran bersama warga pihaknya juga menyerahkan bantuan sembako dan kebutuhan MCK kepada korban terdampak bencana. *k23
Komentar