Biaya Kargo Naik 300% Pusingkan Asperindo
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) menilai tingginya tarif Surat Muatan Udara (SMU) yang membuat kenaikan biaya kargo berdampak pada konsumen, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Asperindo Mohamad Feriadi mengatakan maskapai udara telah beberapa kali menaikkan tarif kargo sejak 2018. Hingga Januari 2019, kenaikan tarif kargo tersebut sudah melebihi 300 persen. "Berapa pun biaya kenaikan itu yang harus menanggung 'user'. User keberatan di saat sekarang ini UMKM tumbuh dan mulai menjual produknya ke market place. Sekarang mereka mengatakan beban sangat berat," kata Feriadi saat ditemui di Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian Jakarta, Rabu (6/2).
Ia menjelaskan salah satu maskapai udara, yakni Garuda Indonesia, bahkan sudah melakukan penyesuaian tarif kargo selama enam kali, yakni pada Juni, Oktober (dua kali) dan November 2018, serta pada Januari 2019 sebanyak dua kali. Persentase kenaikan total mencapai lebih dari 300 persen.
Pelaku usaha yang tergabung dalam Asperindo umumnya melakukan pengiriman jasa menggunakan pesawat udara. Dengan adanya kenaikan biaya kargo ini, konsumen UMKM pun mengeluhkan ongkos kirim yang justru lebih mahal daripada harga produknya.
Selain itu, tenggat waktu antara pemberitahuan dan penerapan kenaikan tarif kargo ini dinilai sangat cepat karena para perusahaan penyedia jasa logistik ini umumnya memiliki pelanggan tidak hanya dari ritel, melainkan korporasi yang sudah terikat kontrak."Kalau bicara 'customer', basisnya ini kontrak korporat. Pada saat terjadi kenaikan, umumnya di dalam kontrak disebutkan harus ada pemberitahuan. Banyak teman-teman anggota yang melakukan kenaikan tahun lalu tiba-tiba tahun ini naik lagi. Ini sulit bagi kita," kata Feriadi.
Ia menambahkan bahwa Asperindo telah berkomunikasi dengan anggota perusahaan penyedia jasa logistik sejak November tahun lalu terkait kenaikan tarif kargo. Ia memastikan anggota Asperindo sudah menaikkan tarif pengiriman barang secara bervariasi sesuai ketentuan masing-masing perusahaan. Selain itu, anggota Asperindo juga didorong untuk mengalihkan pengiriman barang dari lewat udara menjadi jalur darat. *ant
Ketua Umum Asperindo Mohamad Feriadi mengatakan maskapai udara telah beberapa kali menaikkan tarif kargo sejak 2018. Hingga Januari 2019, kenaikan tarif kargo tersebut sudah melebihi 300 persen. "Berapa pun biaya kenaikan itu yang harus menanggung 'user'. User keberatan di saat sekarang ini UMKM tumbuh dan mulai menjual produknya ke market place. Sekarang mereka mengatakan beban sangat berat," kata Feriadi saat ditemui di Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian Jakarta, Rabu (6/2).
Ia menjelaskan salah satu maskapai udara, yakni Garuda Indonesia, bahkan sudah melakukan penyesuaian tarif kargo selama enam kali, yakni pada Juni, Oktober (dua kali) dan November 2018, serta pada Januari 2019 sebanyak dua kali. Persentase kenaikan total mencapai lebih dari 300 persen.
Pelaku usaha yang tergabung dalam Asperindo umumnya melakukan pengiriman jasa menggunakan pesawat udara. Dengan adanya kenaikan biaya kargo ini, konsumen UMKM pun mengeluhkan ongkos kirim yang justru lebih mahal daripada harga produknya.
Selain itu, tenggat waktu antara pemberitahuan dan penerapan kenaikan tarif kargo ini dinilai sangat cepat karena para perusahaan penyedia jasa logistik ini umumnya memiliki pelanggan tidak hanya dari ritel, melainkan korporasi yang sudah terikat kontrak."Kalau bicara 'customer', basisnya ini kontrak korporat. Pada saat terjadi kenaikan, umumnya di dalam kontrak disebutkan harus ada pemberitahuan. Banyak teman-teman anggota yang melakukan kenaikan tahun lalu tiba-tiba tahun ini naik lagi. Ini sulit bagi kita," kata Feriadi.
Ia menambahkan bahwa Asperindo telah berkomunikasi dengan anggota perusahaan penyedia jasa logistik sejak November tahun lalu terkait kenaikan tarif kargo. Ia memastikan anggota Asperindo sudah menaikkan tarif pengiriman barang secara bervariasi sesuai ketentuan masing-masing perusahaan. Selain itu, anggota Asperindo juga didorong untuk mengalihkan pengiriman barang dari lewat udara menjadi jalur darat. *ant
1
Komentar