Pangayah Ngunggahang Sunari di Pura Penataran Besakih
Pangayah ngunggahang sunari di seluruh palebahan Pura Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Buda Pahing Krulut, Rabu (6/2).
AMLAPURA, NusaBali
Ngunggahang sunari sebagai simbol mengundang Dewa Wisnu beserta saktinya Dewi Sri. Harapannya menghasilkan suara merdu dan lembut sebagai anugerah Dewa Wisnu memelihara keseimbangan semesta. Pemasangan sunari ini terkait Karya Agung Panca Walikrama di Pura Besakih.
Seksi Sulinggih Karya Agung Panca Walikrama, Jro Mangku Suyasa, mengungkapkan membuat 21 sunari yang dipasang di setiap pura kawasan Pura Besakih. Sunari yang dibuat memiliki lubang tidak sama satu dengan lainnya. Secara umum makna sunari untuk menangkap suara alam. Bentuk lubang sunari ada serupa bulan sabit (ardha chandra), bintang, matahari, segi empat, dan lainnya. Menurut Jro Mangku Suyasa, umat Hindu meyakini bumi dan planet-planet lainnya memiliki suara tersendiri, jika suara itu dipadukan ditangkap melalui sunari akan terdengar indah dan menambah heningnya ritual.
Dengan suara yang indah itu, Dewi Sri akan turun ke dunia untuk memberkati jalan kesuksesan rangkaian Karya Agung Panca Walikrama. Ngunggahang sunari itu juga dirangkaikan upacara nuwasen karya lan negtegang pedagingan, menyucikan semua unsur biji-bijian sebelum digunakan sarana benten. Beras misalnya, telah disucikan dalam upacara negteg, nantinya digunakan banten jatu dalam menata banten catur.
Sementara Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem menjelaskan, ngunggahang sunari juga bermakna ngadegang Ida Bhatari Sri sebagai dewi kemakmuran. “Sunari dipasang di seluruh penjuru mata angin bermakna sebagai pengalang sasih,” katanya. Di Pura Penataran Agung Besakih dipasang tiga sunari, di candi gelung, meru tumpang solas (sebelas) dan bagian pinggir barat, dekat Pura Pasucian.
Pemasangan sunari pertanda umat secara sekala telah siap melaksanakan Karya Agung Panca Walikrama dan Ida Bhatara Turun Kabeh, yang puncaknya pada Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20 Maret 2019). Sedangkan upacara melasti ke Segara Watu Klotok, Klungkung, Saniscara Umanis Medangsia, Sabtu (2/3), puncak Karya Tawur Agung Panca Walikrama, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3) di Bencingah Agung Pura Besakih, yang ditandai mohon nasi tawur. *k16
Ngunggahang sunari sebagai simbol mengundang Dewa Wisnu beserta saktinya Dewi Sri. Harapannya menghasilkan suara merdu dan lembut sebagai anugerah Dewa Wisnu memelihara keseimbangan semesta. Pemasangan sunari ini terkait Karya Agung Panca Walikrama di Pura Besakih.
Seksi Sulinggih Karya Agung Panca Walikrama, Jro Mangku Suyasa, mengungkapkan membuat 21 sunari yang dipasang di setiap pura kawasan Pura Besakih. Sunari yang dibuat memiliki lubang tidak sama satu dengan lainnya. Secara umum makna sunari untuk menangkap suara alam. Bentuk lubang sunari ada serupa bulan sabit (ardha chandra), bintang, matahari, segi empat, dan lainnya. Menurut Jro Mangku Suyasa, umat Hindu meyakini bumi dan planet-planet lainnya memiliki suara tersendiri, jika suara itu dipadukan ditangkap melalui sunari akan terdengar indah dan menambah heningnya ritual.
Dengan suara yang indah itu, Dewi Sri akan turun ke dunia untuk memberkati jalan kesuksesan rangkaian Karya Agung Panca Walikrama. Ngunggahang sunari itu juga dirangkaikan upacara nuwasen karya lan negtegang pedagingan, menyucikan semua unsur biji-bijian sebelum digunakan sarana benten. Beras misalnya, telah disucikan dalam upacara negteg, nantinya digunakan banten jatu dalam menata banten catur.
Sementara Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem menjelaskan, ngunggahang sunari juga bermakna ngadegang Ida Bhatari Sri sebagai dewi kemakmuran. “Sunari dipasang di seluruh penjuru mata angin bermakna sebagai pengalang sasih,” katanya. Di Pura Penataran Agung Besakih dipasang tiga sunari, di candi gelung, meru tumpang solas (sebelas) dan bagian pinggir barat, dekat Pura Pasucian.
Pemasangan sunari pertanda umat secara sekala telah siap melaksanakan Karya Agung Panca Walikrama dan Ida Bhatara Turun Kabeh, yang puncaknya pada Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20 Maret 2019). Sedangkan upacara melasti ke Segara Watu Klotok, Klungkung, Saniscara Umanis Medangsia, Sabtu (2/3), puncak Karya Tawur Agung Panca Walikrama, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3) di Bencingah Agung Pura Besakih, yang ditandai mohon nasi tawur. *k16
Komentar