Menolak Bikin Karya yang Bermuatan Politik
Mengaku pernah didekati beberapa politikus, Marmar Herayukti, 36, seniman ogoh-ogoh asal Banjar Gemeh, Dauh Puri Kangin, Denpasar ini, menolak Ogoh-ogohnya bermuatan politik.
Putu Marmar Herayukti, Seniman Muda Ogoh-ogoh Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Hal ini disampaikannya kepada NusaBali, beberapa waktu lalu. “Ada beberapa orang politik yang mendekati saya, tapi saya nggak mau, karena menurut saya terlalu banyak yang harus dikorbankan. Saya merasa terhormat membuat karya untuk mereka, tapi di sisi lain, saya juga punya tanggung jawab besar sebagai seorang seniman pada masyarakat luas,” ungkap pria yang juga hobi Muay Thai dan Motocross ini.
Marmar pun mengungkap, dirinya tidak tertarik dengan penokohan, namun hanya mengidolakan watak dari orang-orang yang menurutnya bisa dijadikan referensi untuk melangkah ke arah yang lebih baik. “Saya tidak mau terlibat menjadi fans atau cinta buta, sehingga sisi jeleknya saya tidak tahu,” sambungnya lagi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dalam hal politik, setiap orang memiliki hak untuk bersuara, tapi juga harus bisa memegang kendali dalam diri untuk tidak terlalu kebablasan. “Seperti di desa saya sendiri, kalau misalnya saya didekati untuk membuat karya terkait tokoh politik, di rumah saya sendiri saja ada banyak perbedaan, siapa yang diidolakan atau menurut dia siapa yang paling baik untuk memimpin, apalagi di banjar saya, apalagi di masyarakat luas.”
Katanya lagi, Marmar tidak ingin berada pada salah satu kubu. Jika seandainya ia harus membuatkan sebuah karya untuk salah satu politikus, lebih baik ia membuatkannya untuk semua. Namun, jika tidak ada, berarti ia tidak akan membuatkan untuk semuanya. *cr41
1
Komentar