Sekolah Panggil Orangtua Siswa
Sedikitnya, 60 orangtua siswa dipanggil secara bergantian selama tiga hari.
Nilai Siswa Anjlok saat Simulasi UNBK
SEMARAPURA, NusaBali
Siswa SMP yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Klungkung sudah menggelar simulasi dua kali. Simulasi pertama digelar 18 - 21 Desember 2018 dan kedua digelar 28 - 31 Januari 2019. Hasilnya, beberapa siswa nilainya anjlok. Untuk memperbaiki nilai dan mematangkan persiapan UN, sejumlah orangtua siswa bersangkutan dipanggil ke sekolah. Seperti dilakukan SMPN 1 Banjarangkan, Klungkung.
“Karena hasil simulasi di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), makanya kami panggil orangtua siswa yang bersangkutan ke sekolah, agar sama-sama mengawasi proses pembelajaran siswa di rumahnya,” ujar Kepala SMPN 1 Banjarangkan I Nengah Suradnya, usai bertemu dengan orangtua siswa, Jumat (8/2).
Dalam pertemuan tersebut, para orangtua siswa diajak berkomunikasi tentang kendala belajar di rumah, permasalahan yang dihadapi, dan pengawasan orang tua. Sedikitnya, 60 orangtua siswa dipanggil secara bergantian selama tiga hari. Lebih lanjut, Suradnya menjelaskan, saat ini siswa SMPN 1 Banjarangkan yang mengikuti UNBK 304 siswa. Saat simulasi kedua ini puluhan siswa nilainya di bawah KKM. Pada tahap simulasi soal UNBK memang bersifat HOTS (Higher Order Thingking Skills) atau pembelajaran dan keterampilan dalam tingkat lebih tinggi. “Siswa perlu kami tingkatkan, terutama semangat dan sistem belajarnya. Sehingga ke depannya menjadi lebih terutama saat menghadapi UNBK yang sesungguhnya,” katanya.
Disebutkan, SMPN 1 Banjarangkan kini sudah kali kedua menggelar UNBK. Tahun lalu karena keterbatasan komputer maka UNBK digelar di SMAN 1 Banjarangkan. Untuk tahun ini sudah bisa digelar di SMPN 1 Banjarangkan, karena tahun 2018 sudah mendapat tambahan 40 unit komputer. “Dari sekolah sekarang tersedia 60 - 70 komputer, sedangkan keperluan 120 kumputer, sisanya kami meminjam laptop guru/pegawai dan siswa,” ujarnya.
Kendala lainnya, lanjut Suradnya, masalah listrik. Karena di SMPN 1 Banjarangkan kekuatan daya listriknya baru 5.000 watt. Setelah berkoordinasi dengan PLN disarankan untuk menambah daya menjadi 8.500 watt. Penambahan daya akan dilakukan supaya tidak kekurangan daya saat UNBK.*wan
SEMARAPURA, NusaBali
Siswa SMP yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Klungkung sudah menggelar simulasi dua kali. Simulasi pertama digelar 18 - 21 Desember 2018 dan kedua digelar 28 - 31 Januari 2019. Hasilnya, beberapa siswa nilainya anjlok. Untuk memperbaiki nilai dan mematangkan persiapan UN, sejumlah orangtua siswa bersangkutan dipanggil ke sekolah. Seperti dilakukan SMPN 1 Banjarangkan, Klungkung.
“Karena hasil simulasi di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), makanya kami panggil orangtua siswa yang bersangkutan ke sekolah, agar sama-sama mengawasi proses pembelajaran siswa di rumahnya,” ujar Kepala SMPN 1 Banjarangkan I Nengah Suradnya, usai bertemu dengan orangtua siswa, Jumat (8/2).
Dalam pertemuan tersebut, para orangtua siswa diajak berkomunikasi tentang kendala belajar di rumah, permasalahan yang dihadapi, dan pengawasan orang tua. Sedikitnya, 60 orangtua siswa dipanggil secara bergantian selama tiga hari. Lebih lanjut, Suradnya menjelaskan, saat ini siswa SMPN 1 Banjarangkan yang mengikuti UNBK 304 siswa. Saat simulasi kedua ini puluhan siswa nilainya di bawah KKM. Pada tahap simulasi soal UNBK memang bersifat HOTS (Higher Order Thingking Skills) atau pembelajaran dan keterampilan dalam tingkat lebih tinggi. “Siswa perlu kami tingkatkan, terutama semangat dan sistem belajarnya. Sehingga ke depannya menjadi lebih terutama saat menghadapi UNBK yang sesungguhnya,” katanya.
Disebutkan, SMPN 1 Banjarangkan kini sudah kali kedua menggelar UNBK. Tahun lalu karena keterbatasan komputer maka UNBK digelar di SMAN 1 Banjarangkan. Untuk tahun ini sudah bisa digelar di SMPN 1 Banjarangkan, karena tahun 2018 sudah mendapat tambahan 40 unit komputer. “Dari sekolah sekarang tersedia 60 - 70 komputer, sedangkan keperluan 120 kumputer, sisanya kami meminjam laptop guru/pegawai dan siswa,” ujarnya.
Kendala lainnya, lanjut Suradnya, masalah listrik. Karena di SMPN 1 Banjarangkan kekuatan daya listriknya baru 5.000 watt. Setelah berkoordinasi dengan PLN disarankan untuk menambah daya menjadi 8.500 watt. Penambahan daya akan dilakukan supaya tidak kekurangan daya saat UNBK.*wan
1
Komentar