Pemkab Janji Tangani Limbah di Kuta
Instansi terkait di Pemkab Badung mewacanakan mengalihkan saluran drainase sungai tadah hujan di perbatasan Seminyak–Legian ke Tukad Mati.
MANGUPURA, NusaBali
Pemkab Badung berjanji mengupayakan jalan terbaik penyelesaian masalah pencemaran di Kecamatan Kuta. Seperti di kawasan sungai tadah hujan yang bermuara di perbatasan Legian dan Seminyak (Pantai Double Six). Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Badung pun menegaskan sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait seperti Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) demi mencari solusi terbaik.
“Kami inten berkoordinasi dengan Bina Marga. Kalau ada temuan limbah di drainase kami biasanya minta tolong agar segera disedot. Sementara mengenai masalah limbahnya, kami yang tangani,” tegas Kepala BLH Kabupaten Badung Ketut Sudarsana, Rabu (11/5).
Untuk sungai tadah hujan di perbatasan Legian dan Seminyak, menurut Sudarsana, kasusnya hampir sama dengan yang di Jalan Padma, Legian. Yakni pembuangan yang dominan berasal dari limbah rumah tangga. Tapi, yang di Jalan Padma permasalahannya sudah dapat tertangani. Bahkan pihaknya mengklaim telah menutup 18 pipa saluran pembuangan pada tahun 2015.
“Yang di Jalan Padma kami sudah tutup 18 saluran pembuangan yang kami temukan ketika kami coba telusuri saluran drainase di sana,” jelasnya.
Bagaimana dengan sungai di perbatasan Legian dan Seminyak? Sudarsana menyatakan memang ada wacana dari pemerintah untuk mengalihkan saluran draianse ke Tukad Mati. Ini yang sedang dikaji bersama oleh instansi terkait. Walaupun membutuhkan anggaran besar, ini merupakan konsekuensi. Sebab bila tidak begitu masalah bisa akan terus terulang, walau penertiban dilakukan.
Pada bagian lain, Lurah Legian I Made Madia Suryanatha tak memungkiri kondisi sungai perbatasan Legian dan Seminyak, keruh. Pihaknya menduga keruhnya air yang berbau itu karena ada endapan yang tersapu air hujan. Sehingga mengalir ke muara sungai yakni pantai. Meski begitu, pihaknya belum berani memastikan apakah air berbau itu berasal dari limbah pembuangan. Karena untuk memastikan itu memerlukan pengecekan.
“Kami harapkan masalah ini segera ditangani. Dengan instansi teknis seperti BLH, Bina Marga dan Pengairan, sudah mewacanakan membuat saluran darinase menuju selatan, ke Muara Tukad. Mudah-mudahan hal itu segera dapat terealisasi,” harapnya.
Untuk kondisi drainase yang di Jalan Padma, menurut Madia tidak ada masalah. Sejak munculnya pencemaran limbah, pihak kelurahan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung sudah langsung turun tangan. Memang ada, kata dia, setelah dilakukan penelusuran lubang drainase ditemukan sambungan pipa mengarah ke drainase. Tapi itu pun sudah diambil tindakan penutupan. “Jadi sekarang tidak ada masalah lagi,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, drainase di Jalan Padma, Legian, yang menuju pantai mengeluarkan limbah beraroma tak sedap. Pemandangan ini terpantau, Senin (9/5) siang. Air limbah berwarna kehitaman tersebut bahkan mengalir ke pantai.
Data diperoleh dari BLH Badung, sepanjang tahun 2015 hingga April 2016, SKPD tersebut mencatat ada 142 laporan masyarakat terkait pencemaran lingkungan. Laporan yang masuk kebanyakan adalah pencemaran air sungai akibat limbah. Tapi ada juga pengaduan masalah kebisingan dan bau 7 asa
Komentar