Bali Loloskan 12 Petembak PON 2020
Poin itu dikumpulkan dalam setiap Kejurnas. Hasilnya, sudah kelihatan. Kita berhasil mengantarkan 12 atlet ke PON Papua.
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Perbakin Bali menorehkan prestasi gemilang. Memasuki awal 2019, Bali sukses meloloskan 12 petembak berlaga pada PON Papua XX/2020. Tiket itu diraih berdasarkan syarat minimal qualifikasi skor (MQS) yang diraih petembak asal Bali selama kurang dari tiga tahun. Terhitung setelah PON Jabar XIX/2016, poin petembak Bali telah melewati batas minimum yang ditetapkan PB Perbakin.
Menurut pelatih Bali Made Sugiantara di Denpasar, Jumat (8/2), ke-12 petembak itu memang sesuai persyaratan ambil bagian di PON Papua 2020. Pada Pra kualifikasi PON menembak kan dimulai sejak PON Jabar yang berakhir September 2016.
“Poin itu dikumpulkan dalam setiap Kejurnas. Hasilnya, sudah kelihatan. Kita berhasil mengantarkan 12 atlet ke PON Papua," terang Sugiantara.
Pria yang biasa disapa Pak Rino itu mengatakan, potensi menambah petembak ke PON masih sangat terbuka. Sebab pada 2019 ini minimal ada tiga agenda sebagai ajang Pra PON. Pertama Kejurnas Menembak pada 15 Februari di Senayan Jakarta. Lalu Kejurnas Menembak di Surabaya pada April.
Event Pra PON berikutnya di Kalimantan Selatan pada Juli 209. Dengan demikian, kesempatan masih cukup banyak jika ingin meloloskan petembak ke PON Papua. Dengan catatan, poinnya harus memenuhi dari ketentuan syarat yanh ditetapkan.
"Saya prediksi ada tambahan 3 petembak lagi lolos PON. Kami sangat optimis untuk itu. Melihat poin yang didapat petembak Bali," terang Sugiantara.
Sebab, Perbakin Bali bertekad meloloskan petembak sebanyak-banyaknya ke ajang PON Papua. Meskipun, nantinya tidak semua dikirim ke PON Papua. Sebab, ada pembatasan kuota dan keterbatasan anggaran dari pihak KONI Bali. Dan, hal ini memang membuat pihaknya dilema.
"Memang dilema, pertama kami ingin meloloskan petembak sebanyak-banyaknya ke ajang PON. Melalui Pra PON dengan pengumpulan poin," beber Sugiantara.
Mirisnya saat tiket didapat dengan susah payah karena atlet harus berjuang secara maksimal mengalahkan petembak dari provinsi lainnya, atlet yang lolos PON belum tentu dikirim. Padahal tiket itu didapat dominan atas perjuangan dan pengorbanan dari pihak atlet.
"Lihat saja KONI Bali berapa mau menyumbang dana saat atletnya ikut Pra PON. Alasannya klasik, selalu bilang tidak ada anggaran. Dan, saat dibantu pun anggarannya sedikit. Jauh dari pengorbanan pihak atlet," tandas Sugiantara. Untuk itu dia berharap nanti atlet dapat dipasilitasinya semuanya bagi peraih tiket PON Papua. *dek
Pengprov Perbakin Bali menorehkan prestasi gemilang. Memasuki awal 2019, Bali sukses meloloskan 12 petembak berlaga pada PON Papua XX/2020. Tiket itu diraih berdasarkan syarat minimal qualifikasi skor (MQS) yang diraih petembak asal Bali selama kurang dari tiga tahun. Terhitung setelah PON Jabar XIX/2016, poin petembak Bali telah melewati batas minimum yang ditetapkan PB Perbakin.
Menurut pelatih Bali Made Sugiantara di Denpasar, Jumat (8/2), ke-12 petembak itu memang sesuai persyaratan ambil bagian di PON Papua 2020. Pada Pra kualifikasi PON menembak kan dimulai sejak PON Jabar yang berakhir September 2016.
“Poin itu dikumpulkan dalam setiap Kejurnas. Hasilnya, sudah kelihatan. Kita berhasil mengantarkan 12 atlet ke PON Papua," terang Sugiantara.
Pria yang biasa disapa Pak Rino itu mengatakan, potensi menambah petembak ke PON masih sangat terbuka. Sebab pada 2019 ini minimal ada tiga agenda sebagai ajang Pra PON. Pertama Kejurnas Menembak pada 15 Februari di Senayan Jakarta. Lalu Kejurnas Menembak di Surabaya pada April.
Event Pra PON berikutnya di Kalimantan Selatan pada Juli 209. Dengan demikian, kesempatan masih cukup banyak jika ingin meloloskan petembak ke PON Papua. Dengan catatan, poinnya harus memenuhi dari ketentuan syarat yanh ditetapkan.
"Saya prediksi ada tambahan 3 petembak lagi lolos PON. Kami sangat optimis untuk itu. Melihat poin yang didapat petembak Bali," terang Sugiantara.
Sebab, Perbakin Bali bertekad meloloskan petembak sebanyak-banyaknya ke ajang PON Papua. Meskipun, nantinya tidak semua dikirim ke PON Papua. Sebab, ada pembatasan kuota dan keterbatasan anggaran dari pihak KONI Bali. Dan, hal ini memang membuat pihaknya dilema.
"Memang dilema, pertama kami ingin meloloskan petembak sebanyak-banyaknya ke ajang PON. Melalui Pra PON dengan pengumpulan poin," beber Sugiantara.
Mirisnya saat tiket didapat dengan susah payah karena atlet harus berjuang secara maksimal mengalahkan petembak dari provinsi lainnya, atlet yang lolos PON belum tentu dikirim. Padahal tiket itu didapat dominan atas perjuangan dan pengorbanan dari pihak atlet.
"Lihat saja KONI Bali berapa mau menyumbang dana saat atletnya ikut Pra PON. Alasannya klasik, selalu bilang tidak ada anggaran. Dan, saat dibantu pun anggarannya sedikit. Jauh dari pengorbanan pihak atlet," tandas Sugiantara. Untuk itu dia berharap nanti atlet dapat dipasilitasinya semuanya bagi peraih tiket PON Papua. *dek
1
Komentar