Ogoh-ogoh di 3 Banjar di Ubung Kaja Dirusak Orang Tak Dikenal
Ogoh-ogoh yang baru dibuat di tiga banjar, Banjar Binoh Kelod, Banjar Binoh Kaja, dan Banjar Dauh Kutuh, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, dirusak oleh orang tak dikenal.
DENPASAR, NusaBali
Perusakan yang terjadi dalam rentang waktu enam hari tersebut diduga disengaja. Beruntungnya tidak ada kerusakan parah pada ogoh-ogoh. Meski aparat dusun mempertanyakan maksud perusakan tersebut, mereka tidak ingin memperpanjang persoalan.
Ogoh-ogoh di Banjar Binoh Kaja dan Binoh Kelod diketahui dirusak pada Jumat (8/2). Sementara ogoh-ogoh Banjar Dauh Kutuh diketahui dirusak pada Minggu (3/2). Tidak ada yang mengetahui oknum yang melakukan perusakan tersebut. Sebab, pintu masuk ketiga balai banjar itu tidak ada yang dikunci. Setiap orang yang mau melihat ogoh-ogoh bisa bebas keluar masuk.
Salah seorang anggota sekaa teruna Banjar Dauh Kutuh, Made Mariana, mengungkapkan dirinya tidak menyangka perusakan itu akan terjadi. Sebab selama ini, pintu terbuka dan tidak pernah ada perusakan. Menurutnya baru kali ini terjadi. Perusakan itu diketahui pada hari Minggu (3/2). Saat itu dia dan teman-temannya datang ke balai banjar sekitar pukul 14.00 Wita untuk melanjutkan pekerjaan membuat ogoh-ogoh yang belum selesai.
Namun didapati pedang dan jari kaki ogoh-ogoh sudah rusak. Pihaknya kaget dan melaporkan ke kelian banjar untuk ditindaklanjuti. “Iya kemarin hari Minggu sekitar pukul 14.00 Wita. Tapi nggak apa-apa, sebagai pelajaran untuk kami lebih hati-hati lagi. Jadi kami hanya perbaiki, biar tidak melebar permasalahannya. Kami tidak mau ada permasalahan lagi,” kata Mariana.
Kepala Dusun Dauh Kutuh Made Bujana, mengaku kesal dengan kejadian tersebut. Namun beruntungnya para teruna tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Apalagi di tahun politik seperti ini, jangan sampai ada yang memancing teruna untuk ribut. Kendati kemarahan teruna sudah bisa diredam, pihaknya tetap mempertanyakan maksud dari perusakan itu.
“Apakah ada kesengajaan. Kami kan takutnya ada provokasi ke masalah politik. Jelas-jelas ogoh-ogoh itu dirusak dengan sengaja,” kata Bujana.
Kendati begitu, Bujana mengaku akan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran untuk lebih hati-hati dan melakukan antisipasi. Pihaknya sudah melibatkan Bhabinsa untuk melakukan pengamanan di kawasannya. Bujana mengaku akan membelikan gembok pada pagar balai banjar agar tidak ada orang yang bisa masuk kecuali anggota sekaa teruna dan perangkat banjar.
Sementara Perbekel Ubung Kaja Wayan Astika, menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketiga kepala dusun dimaksud. Muncul kecurigaan perusakan tersebut dilakukan pada pagi hari. Sebab, malam harinya para teruna masih memproses pembuatan ogoh-ogoh.
Kendati banyak warung di samping balai banjar, namun mereka juga tidak terlalu memperhatikan. Sebab, banyak warga dan anak-anak yang masuk melihat rangka ogoh-ogoh. Apalagi, balai banjar tersebut tidak dikunci. “Ya kami curiga itu pagi hari. Beruntungnya tidak ada provokasi karena tahun ini merupakan tahun politik. Untuk sementara sih kecurigaan kami pada anak-anak yang bermain di sana. Karena tidak ada kerusakan parah pada ogoh-ogoh tersebut, hanya jari kaki dan tangan, di tiga banjar itu,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang, pihaknya juga akan mengerahkan linmas di masing-masing banjar untuk melakukan pengawasan. “Nanti kami kerahkan linmas. Tapi teknis pengawasan masih kami pikirkan. Semoga tidak terjadi lagi. Jika ada provokasi, itu yang bahaya, dan tidak ada kecurigaan antarbanjar juga, sebab ketiga banjar yang ogoh-ogohnya dirusak saling berdekatan dan semuanya sama, kena perusakan,” kata Astika. *mi
Perusakan yang terjadi dalam rentang waktu enam hari tersebut diduga disengaja. Beruntungnya tidak ada kerusakan parah pada ogoh-ogoh. Meski aparat dusun mempertanyakan maksud perusakan tersebut, mereka tidak ingin memperpanjang persoalan.
Ogoh-ogoh di Banjar Binoh Kaja dan Binoh Kelod diketahui dirusak pada Jumat (8/2). Sementara ogoh-ogoh Banjar Dauh Kutuh diketahui dirusak pada Minggu (3/2). Tidak ada yang mengetahui oknum yang melakukan perusakan tersebut. Sebab, pintu masuk ketiga balai banjar itu tidak ada yang dikunci. Setiap orang yang mau melihat ogoh-ogoh bisa bebas keluar masuk.
Salah seorang anggota sekaa teruna Banjar Dauh Kutuh, Made Mariana, mengungkapkan dirinya tidak menyangka perusakan itu akan terjadi. Sebab selama ini, pintu terbuka dan tidak pernah ada perusakan. Menurutnya baru kali ini terjadi. Perusakan itu diketahui pada hari Minggu (3/2). Saat itu dia dan teman-temannya datang ke balai banjar sekitar pukul 14.00 Wita untuk melanjutkan pekerjaan membuat ogoh-ogoh yang belum selesai.
Namun didapati pedang dan jari kaki ogoh-ogoh sudah rusak. Pihaknya kaget dan melaporkan ke kelian banjar untuk ditindaklanjuti. “Iya kemarin hari Minggu sekitar pukul 14.00 Wita. Tapi nggak apa-apa, sebagai pelajaran untuk kami lebih hati-hati lagi. Jadi kami hanya perbaiki, biar tidak melebar permasalahannya. Kami tidak mau ada permasalahan lagi,” kata Mariana.
Kepala Dusun Dauh Kutuh Made Bujana, mengaku kesal dengan kejadian tersebut. Namun beruntungnya para teruna tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Apalagi di tahun politik seperti ini, jangan sampai ada yang memancing teruna untuk ribut. Kendati kemarahan teruna sudah bisa diredam, pihaknya tetap mempertanyakan maksud dari perusakan itu.
“Apakah ada kesengajaan. Kami kan takutnya ada provokasi ke masalah politik. Jelas-jelas ogoh-ogoh itu dirusak dengan sengaja,” kata Bujana.
Kendati begitu, Bujana mengaku akan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran untuk lebih hati-hati dan melakukan antisipasi. Pihaknya sudah melibatkan Bhabinsa untuk melakukan pengamanan di kawasannya. Bujana mengaku akan membelikan gembok pada pagar balai banjar agar tidak ada orang yang bisa masuk kecuali anggota sekaa teruna dan perangkat banjar.
Sementara Perbekel Ubung Kaja Wayan Astika, menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketiga kepala dusun dimaksud. Muncul kecurigaan perusakan tersebut dilakukan pada pagi hari. Sebab, malam harinya para teruna masih memproses pembuatan ogoh-ogoh.
Kendati banyak warung di samping balai banjar, namun mereka juga tidak terlalu memperhatikan. Sebab, banyak warga dan anak-anak yang masuk melihat rangka ogoh-ogoh. Apalagi, balai banjar tersebut tidak dikunci. “Ya kami curiga itu pagi hari. Beruntungnya tidak ada provokasi karena tahun ini merupakan tahun politik. Untuk sementara sih kecurigaan kami pada anak-anak yang bermain di sana. Karena tidak ada kerusakan parah pada ogoh-ogoh tersebut, hanya jari kaki dan tangan, di tiga banjar itu,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang, pihaknya juga akan mengerahkan linmas di masing-masing banjar untuk melakukan pengawasan. “Nanti kami kerahkan linmas. Tapi teknis pengawasan masih kami pikirkan. Semoga tidak terjadi lagi. Jika ada provokasi, itu yang bahaya, dan tidak ada kecurigaan antarbanjar juga, sebab ketiga banjar yang ogoh-ogohnya dirusak saling berdekatan dan semuanya sama, kena perusakan,” kata Astika. *mi
1
Komentar