Petani Pasang Lelakut untuk Usir Burung dan Daya Tarik Wisatawan
Krama tani di Subak Telabah, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, pasang lelakut di tengah sawah.
DTW Jatiluwih Dukung Dana Rp 1 Juta per Subak
TABANAN, NusaBali
Pemasangan orang-orangan sawah ini terbukti berfungsi ganda. Selain untuk usir burung, sekaligus mempercantik sawah guna menarik minat wisatawan.
Salah seorang petani di Subak Telabah, I Ketut Nitya, 55, pemasangan lelakut mencari dewasa ayu yakni pada Buda Umanis Prangbakat, Rabu (11/5). Meski mencari dewasa ayu, pemasangan lelakut tidak menggunakan sesaji khusus. Lelakut dipasang saat padi mulai berbuah. “Saat padi berbuah, ribuan burung menjadi hama. Kami usir dengan lelakut,” ungkap Nitya, Kamis (12/5).
Dikatakan, pemasangan lelakut dilakukan secara serentak. Selain Subak Telabah Gede, enam subak lainnya di Desa Jatiluwih juga melakukan hal serupa. Adapun keenam subak yang pasang lelakut Subak Besi Kalung, Subak Gunung Sari, Subak Uma Kayu, Subak Kedamaian, Subak Umaya Dwi, dan Subak Kesambi. Pemasangan lelakut diinstruksikan langsung oleh Kelian Pekaseh. “Kita pasang 70 lelakut,” ujar Nitya yang juga Asisten Manager DTW Jatiluwih ini.
Mantan saudagar padi ini menambahkan, setiap subak membuat 10 lelakut. DTW Jatiluwih berpartisipasi dalam bentuk dana sebesar Rp 1 juta untuk pembuatan lelakut di masing-masing subak. Dikatakan, subak yang tidak membuat lelakut tidak mendapatkan dana. Sementara Pekaseh Subak Telabah Gede, I Nyoman Sutama mengatakan, saat ini gangguan burung tidak terlalu banyak. Biasanya serangan burung mengganas pada pertengahan bulan Agustus. Saat itu pemasangan lelakut dilengkapi dengan bunyi-bunyian di antaranya menggunakan kaleng bekas hinga pita kaset bekas. 7 cr61
Komentar