Awal 2019, 63 Orang Suspek Demam Berdarah
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Gianyar menemukan sejak Januari 2019 hingga Selasa (12/2), tercatat 63 orang suspek Demam Berdarah Dengue (DBD).
GIANYAR, NusaBali
Dari jumlah itu, 42 orang pada Januari dan 21 orang pada Februari. Namun bukan berarti 63 orang ini positif DBD. Hal itu ditegaskan Kabid P2P Dinkes Gianyar, Nyoman Astawa, Selasa kemarin. “Suspek DBD artinya belum tentu positif kasus DBD. Namun sudah harus menjadi kewaspadaan oleh masyarakat dan pemerintah,” ujarnya. Sebaran penyakit ini dominan terjadi di tiga kecamatan, yakni 11 kasus di Kecamatan Payangan, 8 kasus di Blahbatuh dan 5 kasus di Kecamatan Sukawati. Sementara sisanya, tersebar hampir merata di 4 kecamatan lainnya. “Mereka sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit,” jelasnya.
Dibandingkan data tahun 2018, jumlah suspek DBD tahun ini mengalami peningkatan. Pada Januari-Februari tahun lalu, jumlahnya hanya 14 kasus/orang. “Memang terjadi peningkatan. Tetapi angka kesakitan secara nasional masih dibawah, yakni 51/100.000 penduduk. Belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” terangnya.
Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+ terjadwal oleh Puskesmas dan Kader Jumantik Desa, serta penyebaran larvasida/abate ke semua Puskesmas, Pustu, Kader dan melaksanakan fogging fokus yang diperluas pada daerah yang ada kasus. “Di akhir tahun 2018, kita sudah lakukan ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan di pagi hari pada 20 desa endemis DBD. Ini dilakukan pada saat kasus berada pada titik terendah,” ujarnya.
Pihaknya juga sudah menyebarkan imbauan dari Sekda Kabupaten Gianyar tentang kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit DBD. Dilanjutkan dengan surat edaran Dinkes Gianyar tentang pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk dengan 3M+ dan penyebaran imformasi dan sosialisasi. “Kami juga bekerjasama lintas sektor untuk PSN,seperti dengan Polres Gianyar, kami distribusikan larvasida untuk dilakukan PSN di lingkungan asrama Polres. Ke depannya kami akan meningkatkan intruksi kemenkes yaitu satu rumah satu jumantik, artinya harus ada setiap rumah berperan sebagai pemantau/pembasmi jentik dirumahnya sendiri,dan kami dikesehatan memfasilitasi secara tehnis,” imbuhnya. *nvi
Dari jumlah itu, 42 orang pada Januari dan 21 orang pada Februari. Namun bukan berarti 63 orang ini positif DBD. Hal itu ditegaskan Kabid P2P Dinkes Gianyar, Nyoman Astawa, Selasa kemarin. “Suspek DBD artinya belum tentu positif kasus DBD. Namun sudah harus menjadi kewaspadaan oleh masyarakat dan pemerintah,” ujarnya. Sebaran penyakit ini dominan terjadi di tiga kecamatan, yakni 11 kasus di Kecamatan Payangan, 8 kasus di Blahbatuh dan 5 kasus di Kecamatan Sukawati. Sementara sisanya, tersebar hampir merata di 4 kecamatan lainnya. “Mereka sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit,” jelasnya.
Dibandingkan data tahun 2018, jumlah suspek DBD tahun ini mengalami peningkatan. Pada Januari-Februari tahun lalu, jumlahnya hanya 14 kasus/orang. “Memang terjadi peningkatan. Tetapi angka kesakitan secara nasional masih dibawah, yakni 51/100.000 penduduk. Belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” terangnya.
Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+ terjadwal oleh Puskesmas dan Kader Jumantik Desa, serta penyebaran larvasida/abate ke semua Puskesmas, Pustu, Kader dan melaksanakan fogging fokus yang diperluas pada daerah yang ada kasus. “Di akhir tahun 2018, kita sudah lakukan ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan di pagi hari pada 20 desa endemis DBD. Ini dilakukan pada saat kasus berada pada titik terendah,” ujarnya.
Pihaknya juga sudah menyebarkan imbauan dari Sekda Kabupaten Gianyar tentang kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit DBD. Dilanjutkan dengan surat edaran Dinkes Gianyar tentang pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk dengan 3M+ dan penyebaran imformasi dan sosialisasi. “Kami juga bekerjasama lintas sektor untuk PSN,seperti dengan Polres Gianyar, kami distribusikan larvasida untuk dilakukan PSN di lingkungan asrama Polres. Ke depannya kami akan meningkatkan intruksi kemenkes yaitu satu rumah satu jumantik, artinya harus ada setiap rumah berperan sebagai pemantau/pembasmi jentik dirumahnya sendiri,dan kami dikesehatan memfasilitasi secara tehnis,” imbuhnya. *nvi
Komentar