Antisipasi Caleg Stress Pasca Coblosan Pileg Pasca Coblosan Pileg
RSJ Bangli Siapkan 400 Tempat Tidur
DENPASAR, NusaBali
Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) RSJ Provinsi Bali di Bangli antisipasi layanan bagi para caleg yang stress akibat gagal melenggang ke kursi legislatif dalam Pileg, 17 April 2019 mendatang. RSJ Bangli pun telah siapkan 400 tempat tidur sebagai upaya antisipasi.
Direktur RSJ Bangli, dr I Dewa Gede Basudewa SpKj, mengatakan dalam setiapkali penyelenggaraan Pileg, memang ada saja kasus caleg gagal yang dibawa keluarganya untuk dirawat, karena stress. Identitas si caleg dirahasiakan. “Walaupun jumlahnya tidak banyak, tapi ada saja caleg yang datang berobat pasca gagal di Pileg,” ungkap dr Dewa Basudewa saat dihubungi NusaBali, Kamis (14/2).
Menghadapi kemungkinan adanya caleg stress pasca gagal lolos ke kursi legislatif dalam Pileg 2019 nanti, kata dr Basudewa, RSJ Bangli telah melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya, menyiapkan 400 tempat tidur. “Kami sudah pengalaman setiap Pemilu, jadi ini antisipasi. Memang tidak ada tambahan tempat tidur tahun ini, tapi persediaannya cukuplah,” tandas dr Basudewa.
Dari 400 tempat tidur yang disiapkan tersebut, kata dia, terdiri dari layanan Kelas III sebanyak 300 tempat tidur, layanan Kelas II sebanyak 50 tempat tidur, layanan Kelas I sebanyak 25 tempat tidur, dan layanan Kelas VIP 25 tempat tidur. Kalau ada caleg stress atau mengalami tekanan mental, bahkan sampai stress akut, mereka bisa dilakukan rawat inap di RSJ Bangli.
“Stress akut itu kalau sampai teriak-teriak, ngamuk, dan telanjang, itu harus dirawat. Dulu pernah ada caleg yang gantung diri karena stress akut. Belum sempat dirawat ke sini, sudah duluan gantung diri. Saya nggak perlu buka di media-lah itu,” papar mantan Wakil Direktur Pelayanan RSJ Bangli ini seakan mengenang kasus bunuh diri caleg di Buleleng usai Pileg 2009 silam.
Disebutkan, banyak juga caleg gagal yang tidak datang ke RSJ Bangli untuk pengobatan. Fenomena caleg gagal mendatangi balian, masih terjadi di setiap Pemilu. “Ya, fenomena pasien eks caleg datang ke balian itu masih terjadi. Kami mengamati, mereka lebih sreg datang ke balian ketimbang berobat ke RSJ Bangli. Mungkin karena tidak mau disebut gila,” katanya.
Caleg stress, kata dr Basudewa, dipicu berbagai faktor. Antara lain, faktor kelelahan, makan tidak teratur, dan kurang tidur. Kalau sudah seperti ini, maka harus dilakukan antisipasi dengan istirahat yang cukup, makan bergisi, kurangi tekanan mental dengan cara berpikir ikhlas. “Apalagi yang sumber finansialnya habis banyak, ya harus ikhlas. Kesiapan mental itu paling penting,” tegas birokat asal Desa Sembung Kumpi, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Menurut dr Basudewa, selama tahun 2018 lalu RSJ Bangli menerima 21.000 pasien gangguan jiwa. Dari jumlah itu, 16.000 pasien di antaranya rawat jalan, sementara 5.000 pasien lagi dirawat inap. “Rata-rata sebanyak 2-13 pasien dirawat inap setiap hari di RSJ Bangli,” beber dr Basudewa.
Gangguan jiwa, kata dia, ada 2 jenis. Pertama, gangguan jiwa positif, dengan ciri- ciri ngamuk, teriak-teriak, dan tidak tidur-tidur. Kedua, gangguan jiwa negatif dengan ciri-ciri mengurung diri, tidak mau bicara dengan teman sekitarnya, membatasi diri bergaul.
“Semuanya berbahaya. Apalagi kalau sudah ngamuk-ngamuk, telanjang, itu sudah harus rawat inap. Untuk mengatasi ini, terlebih para caleg, ya kurangi tekanan mental. Apalagi caleg yang sudah habis sumber-sumber finansialnya, maka harus ada antisipasi awal. Selalu dekat dengan keluarga, itu paling penting dilakukan,” papar alumni Fakultas Kedokteran Unud tahun 1988 ini.
Sementara itu, berdasarkan data di KPU Bali, ada 547 caleg untuk kursi DPRD Bali dalam tarung Pileg 2019. Mereka diusung 16 partai politik dari 9 Dapil (Kabupaen/Kota) se-Bali. Mereka akan berebut 55 kursi DPRD Bali.
Sedangkan untuk kursi DPR RI Dapil Bali, ada 123 caleg dari 16 parpol yang ikut bertarung. Mereka akan memperebutkan 9 kursi DPR RI Dapil Bali. Sebaliknya, untuk kursi DPD RI Dapil Bali, ada 22 calon yang bertarung. Mereka akan berebut jatah 4 kursi DPD RI Dapil Bali. *nat
Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) RSJ Provinsi Bali di Bangli antisipasi layanan bagi para caleg yang stress akibat gagal melenggang ke kursi legislatif dalam Pileg, 17 April 2019 mendatang. RSJ Bangli pun telah siapkan 400 tempat tidur sebagai upaya antisipasi.
Direktur RSJ Bangli, dr I Dewa Gede Basudewa SpKj, mengatakan dalam setiapkali penyelenggaraan Pileg, memang ada saja kasus caleg gagal yang dibawa keluarganya untuk dirawat, karena stress. Identitas si caleg dirahasiakan. “Walaupun jumlahnya tidak banyak, tapi ada saja caleg yang datang berobat pasca gagal di Pileg,” ungkap dr Dewa Basudewa saat dihubungi NusaBali, Kamis (14/2).
Menghadapi kemungkinan adanya caleg stress pasca gagal lolos ke kursi legislatif dalam Pileg 2019 nanti, kata dr Basudewa, RSJ Bangli telah melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya, menyiapkan 400 tempat tidur. “Kami sudah pengalaman setiap Pemilu, jadi ini antisipasi. Memang tidak ada tambahan tempat tidur tahun ini, tapi persediaannya cukuplah,” tandas dr Basudewa.
Dari 400 tempat tidur yang disiapkan tersebut, kata dia, terdiri dari layanan Kelas III sebanyak 300 tempat tidur, layanan Kelas II sebanyak 50 tempat tidur, layanan Kelas I sebanyak 25 tempat tidur, dan layanan Kelas VIP 25 tempat tidur. Kalau ada caleg stress atau mengalami tekanan mental, bahkan sampai stress akut, mereka bisa dilakukan rawat inap di RSJ Bangli.
“Stress akut itu kalau sampai teriak-teriak, ngamuk, dan telanjang, itu harus dirawat. Dulu pernah ada caleg yang gantung diri karena stress akut. Belum sempat dirawat ke sini, sudah duluan gantung diri. Saya nggak perlu buka di media-lah itu,” papar mantan Wakil Direktur Pelayanan RSJ Bangli ini seakan mengenang kasus bunuh diri caleg di Buleleng usai Pileg 2009 silam.
Disebutkan, banyak juga caleg gagal yang tidak datang ke RSJ Bangli untuk pengobatan. Fenomena caleg gagal mendatangi balian, masih terjadi di setiap Pemilu. “Ya, fenomena pasien eks caleg datang ke balian itu masih terjadi. Kami mengamati, mereka lebih sreg datang ke balian ketimbang berobat ke RSJ Bangli. Mungkin karena tidak mau disebut gila,” katanya.
Caleg stress, kata dr Basudewa, dipicu berbagai faktor. Antara lain, faktor kelelahan, makan tidak teratur, dan kurang tidur. Kalau sudah seperti ini, maka harus dilakukan antisipasi dengan istirahat yang cukup, makan bergisi, kurangi tekanan mental dengan cara berpikir ikhlas. “Apalagi yang sumber finansialnya habis banyak, ya harus ikhlas. Kesiapan mental itu paling penting,” tegas birokat asal Desa Sembung Kumpi, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Menurut dr Basudewa, selama tahun 2018 lalu RSJ Bangli menerima 21.000 pasien gangguan jiwa. Dari jumlah itu, 16.000 pasien di antaranya rawat jalan, sementara 5.000 pasien lagi dirawat inap. “Rata-rata sebanyak 2-13 pasien dirawat inap setiap hari di RSJ Bangli,” beber dr Basudewa.
Gangguan jiwa, kata dia, ada 2 jenis. Pertama, gangguan jiwa positif, dengan ciri- ciri ngamuk, teriak-teriak, dan tidak tidur-tidur. Kedua, gangguan jiwa negatif dengan ciri-ciri mengurung diri, tidak mau bicara dengan teman sekitarnya, membatasi diri bergaul.
“Semuanya berbahaya. Apalagi kalau sudah ngamuk-ngamuk, telanjang, itu sudah harus rawat inap. Untuk mengatasi ini, terlebih para caleg, ya kurangi tekanan mental. Apalagi caleg yang sudah habis sumber-sumber finansialnya, maka harus ada antisipasi awal. Selalu dekat dengan keluarga, itu paling penting dilakukan,” papar alumni Fakultas Kedokteran Unud tahun 1988 ini.
Sementara itu, berdasarkan data di KPU Bali, ada 547 caleg untuk kursi DPRD Bali dalam tarung Pileg 2019. Mereka diusung 16 partai politik dari 9 Dapil (Kabupaen/Kota) se-Bali. Mereka akan berebut 55 kursi DPRD Bali.
Sedangkan untuk kursi DPR RI Dapil Bali, ada 123 caleg dari 16 parpol yang ikut bertarung. Mereka akan memperebutkan 9 kursi DPR RI Dapil Bali. Sebaliknya, untuk kursi DPD RI Dapil Bali, ada 22 calon yang bertarung. Mereka akan berebut jatah 4 kursi DPD RI Dapil Bali. *nat
Komentar