Pedagang Tradisional Berbusana Adat Bali
Suasana berbeda tampak di areal Pasar Umum Sukawati, Gianyar, Kamis (14/2).
GIANYAR, NusaBali
Sebagian besar pedagang memakai busana adat Bali. Pedagang perempuan memakai kebaya, kamen dan senteng. Pedagang laki-laki memakai busana adat madya. Menurut sejumlah pedagang, kekompakan pengenaan busana ini merupakan implementasi Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.
"Ya beberapa hari lalu ada imbauan agar pedagang pasar umum gunakan busana adat setiap hari Kamis, rahina Purnama dan Tilem," ungkap seorang pedagang, Ni Wayan Suasti, Kamis (14/2). Baginya, imbauan penggunaan busana adat untuk kalangan pedagang sangat bagus. Terlebih, Pasar Umum Sukawati berdampingan dengan Pasar Seni Sukawati. "Wisatawan cukup sering mampir ke pasar umum, sekedar foto-foto atau belanja. Menurut saya akan menambah daya tarik, akan lebih nyata terlihat mereka sedang liburan di Bali," ujarnya.
Pantauan NusaBali, masih ada beberapa pedagang memakai pakaian sehari-hari, terutama pedagang asal luar Bali. Para pedagang pun berharap, imbauan serupa diimplementasikan bagi pedagang pasar umum lainnya di Gianyar, termasuk pedagang Pasar Seni maupun pedagang di objek-objek wisata. Dikonfirmasi terpisah, Kadisperindag Gianyar I Wayan Suamba mengatakan imbauan penggunaan busana adat di kalangan pedagang ini sudah dimulai sejak pekan lalu. Diakui, belum semua pedagang bisa mengikuti imbauan ini. “Semua pedagang, tetapi ini bertahap. Pergubnya juga kan baru kemarin. Menyentuh semua warga Bali, kami mulai dari pemerintahan, para siswa di sekolah dan partner pemerintah. Termasuk UMKM dan pedagang, sehingga nanti semua mengimplementasikan,” jelas Suamba.
Ia berharap pedagang di pasar tradisional kompak mengenakan busana adat. “Saat ini memang masih ada satu dua yang belum memakai busana adat. Kedepan akan kami imbau dan lakukan pembinaan. Karena kalau bicara warga Bali, tidak harus beragama Hindu. Semua yang menginjakkan kaki di Bali adalah warga Bali,” jelasnya.*nvi
Sebagian besar pedagang memakai busana adat Bali. Pedagang perempuan memakai kebaya, kamen dan senteng. Pedagang laki-laki memakai busana adat madya. Menurut sejumlah pedagang, kekompakan pengenaan busana ini merupakan implementasi Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.
"Ya beberapa hari lalu ada imbauan agar pedagang pasar umum gunakan busana adat setiap hari Kamis, rahina Purnama dan Tilem," ungkap seorang pedagang, Ni Wayan Suasti, Kamis (14/2). Baginya, imbauan penggunaan busana adat untuk kalangan pedagang sangat bagus. Terlebih, Pasar Umum Sukawati berdampingan dengan Pasar Seni Sukawati. "Wisatawan cukup sering mampir ke pasar umum, sekedar foto-foto atau belanja. Menurut saya akan menambah daya tarik, akan lebih nyata terlihat mereka sedang liburan di Bali," ujarnya.
Pantauan NusaBali, masih ada beberapa pedagang memakai pakaian sehari-hari, terutama pedagang asal luar Bali. Para pedagang pun berharap, imbauan serupa diimplementasikan bagi pedagang pasar umum lainnya di Gianyar, termasuk pedagang Pasar Seni maupun pedagang di objek-objek wisata. Dikonfirmasi terpisah, Kadisperindag Gianyar I Wayan Suamba mengatakan imbauan penggunaan busana adat di kalangan pedagang ini sudah dimulai sejak pekan lalu. Diakui, belum semua pedagang bisa mengikuti imbauan ini. “Semua pedagang, tetapi ini bertahap. Pergubnya juga kan baru kemarin. Menyentuh semua warga Bali, kami mulai dari pemerintahan, para siswa di sekolah dan partner pemerintah. Termasuk UMKM dan pedagang, sehingga nanti semua mengimplementasikan,” jelas Suamba.
Ia berharap pedagang di pasar tradisional kompak mengenakan busana adat. “Saat ini memang masih ada satu dua yang belum memakai busana adat. Kedepan akan kami imbau dan lakukan pembinaan. Karena kalau bicara warga Bali, tidak harus beragama Hindu. Semua yang menginjakkan kaki di Bali adalah warga Bali,” jelasnya.*nvi
1
Komentar