Pencari Jodoh Padati Kuil Dewa Cinta
Meski ada aplikasi pencarian jodoh seperti Tinder, warga Taiwan memiliki cara lain untuk menemukan orang untuk berbagi keromantisan.
TAIPEI, NusaBali
Sebuah kuil yang didedikasikan untuk Yue Lao atau dikenal sebagai Dewa Cinta banyak dikunjungi para pencari cinta.
Tak hanya warga Taiwan yang mendatangi kuil, tapi juga turis asing yang berharap menemukan belahan jiwa atau sekadar berdoa agar dapat menjalani hubungan baik dengan pasangan saat ini.
Diwartakan Taiwan News, pemerintah kota Tianan bekerja sama dengan Grand Matsu Temple menyediakan layanan "Undian Puisi Dwibahasa" untuk turis asing yang mencari cinta.
Puisi itu semacam prediksi keberuntungan para pengunjung kuil melalui ritual tradisional. Berdasarkan mitologi China, Dewa Cinta Yue Lao memiliki sebuah buku pernikahan, dan dapat menemukan serta mengikat manusia dengan cinta sejatinya dengan sebuah tali merah.
Dilansir kompas dari CNN, Kamis (14/2), pada masa Dinasti Tang (618-907) SM, seorang pria meminta Dewa Cinta untuk menunjukkan calon istrinya. Pria itu tidak percaya dengan Dewa Cinta dan justru menyerang perempuan yang diyakini sebagai pasangannya di masa depan.
Seiring berjalannya waktu, pria tersebut menikah dengan perempuan. Ternyata, istrinya memiliki luka dari bekas serangan yang dia lakukan kepada seorang perempuan sebelumnya.
Profesor Isaac Yue dari University of Hong Kong mengatakan, dari cerita yang agak mengerikan ini, banyak orang memercayai Dewa Cinta, yang dimulai pada Dinasti Qing (1644-1912).
Hingga kini, banyak orang terus berdoa di depan patungnya di seluruh Asia. Meski banyak kuil lebih besar, berwarna, dan mencolok, patung Dewa Cinta tetap populer, salah satunya di kuil Xia Hai.
"Saya tidak bisa menjanjikan apa pun, tapi jika Anda percaya, Anda akan berhasil. Jika Anda tidak yakin, dia tidak bisa menolong Anda," ucap pemandu kuil Naomi Lee.
Kuil Xia Hai dibangun pada 1859, kemudian patung Dewa Cinta dipasang pada 1971. Lee memperkirakan ada sekitar 500 pengunjung yang memenuhi kuil tersebut setiap hari. Namun, pada Hari Valentine atau Tahun Baru Imlek, jumlah pengunjung bisa 1.000 orang lebih. *
Sebuah kuil yang didedikasikan untuk Yue Lao atau dikenal sebagai Dewa Cinta banyak dikunjungi para pencari cinta.
Tak hanya warga Taiwan yang mendatangi kuil, tapi juga turis asing yang berharap menemukan belahan jiwa atau sekadar berdoa agar dapat menjalani hubungan baik dengan pasangan saat ini.
Diwartakan Taiwan News, pemerintah kota Tianan bekerja sama dengan Grand Matsu Temple menyediakan layanan "Undian Puisi Dwibahasa" untuk turis asing yang mencari cinta.
Puisi itu semacam prediksi keberuntungan para pengunjung kuil melalui ritual tradisional. Berdasarkan mitologi China, Dewa Cinta Yue Lao memiliki sebuah buku pernikahan, dan dapat menemukan serta mengikat manusia dengan cinta sejatinya dengan sebuah tali merah.
Dilansir kompas dari CNN, Kamis (14/2), pada masa Dinasti Tang (618-907) SM, seorang pria meminta Dewa Cinta untuk menunjukkan calon istrinya. Pria itu tidak percaya dengan Dewa Cinta dan justru menyerang perempuan yang diyakini sebagai pasangannya di masa depan.
Seiring berjalannya waktu, pria tersebut menikah dengan perempuan. Ternyata, istrinya memiliki luka dari bekas serangan yang dia lakukan kepada seorang perempuan sebelumnya.
Profesor Isaac Yue dari University of Hong Kong mengatakan, dari cerita yang agak mengerikan ini, banyak orang memercayai Dewa Cinta, yang dimulai pada Dinasti Qing (1644-1912).
Hingga kini, banyak orang terus berdoa di depan patungnya di seluruh Asia. Meski banyak kuil lebih besar, berwarna, dan mencolok, patung Dewa Cinta tetap populer, salah satunya di kuil Xia Hai.
"Saya tidak bisa menjanjikan apa pun, tapi jika Anda percaya, Anda akan berhasil. Jika Anda tidak yakin, dia tidak bisa menolong Anda," ucap pemandu kuil Naomi Lee.
Kuil Xia Hai dibangun pada 1859, kemudian patung Dewa Cinta dipasang pada 1971. Lee memperkirakan ada sekitar 500 pengunjung yang memenuhi kuil tersebut setiap hari. Namun, pada Hari Valentine atau Tahun Baru Imlek, jumlah pengunjung bisa 1.000 orang lebih. *
Komentar