Jaring Konsumen Milenial, Gulirkan Program Bedah Warung
Pengentasan kemiskinan tidak hanya bisa dilaksanakan dengan program singkat seperti bedah rumah.
NEGARA, NusaBali
Pengentasan kemiskinan juga harus dilaksanakan dengan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Pemkab Jembrana kini mempersiapkan program baru untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin dengan program bedah warung (PBW).
Program ini diharapkan bisa menarik pangsa pasar baru, khususnya di kalangan generasi milenial. Dengan PBW budaya kuliner tradisional tidak akan putus pada generasi berikutnya. PBW mulai diujicoba dengan membedah warung Ni Komang Werdhiani,35, yang sehari-hari menjual makanan tradisional, seperti lontong serapah, lontong lawar, dan jajanan Bali. Warung ini di sebelah timur Puskesmas I Jembrana, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Uji coba PBW untuk Werdhiani yang sebelumnya hanya berjualan dengan bangunan gedek, itu ditandai peletakan ubin pertama oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, Jumat (15/2).
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana, Made Gede Budhiarta, mengatakan PBW merupakan kerjasama Pemkab Jembrana dan Bank BPD Bali Jembrana. Bedah warung ini dengan anggaran Rp 10 juta. “Yang dibantu dalam bentuk bangunan baru dengan rangka baja, dan dua unit rak. Jika program ini berjalan positif maka ke depannya akan dilanjutkan,” ujarnya.
Untuk mendapatkan program bedah warung ini, pemohon harus memenuhi sejumlah syarat. Di antaranya tempat warung di tanah milik pribadi, atau bisa tidak di tanah pribadi dengan persetujuan pemilik tanah. Kemudian menyangkut makanan yang dijual, adalah makanan tradisional Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diproduksi sendiri, dan tentunya kesiapan pemilik warung menerima bantuan, termasuk mempertanggungjawabkan bantuan yang diterima.
Bupati Artha menyampaikan, PBW merupakan bentuk kepedulian dan berbagi kepada warga Jembrana jelang HUT ke-3 periode dua kepemimpinan ABANG (Artha-Kembang) yang jatuh pada 17 Februari 2019. Selain bedah warung, Jumat kemarin, juga dilaksanakan pembagian celemek kepada sejumlah pedagang di Pasar Umum Negara, penyerahan bantuan kepada 60 orang wanita rawan sosial ekonomi di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, dan pembagian bingkisan untuk pasien di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara. “Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menambahkan, PBWmenjadi upaya menarik perhatian generasi milenial dan generasi setelahnya agar bisa kembali ke makanan tradisional. Dimana, generasi sekarang lebih memilih fast food karena tempat berjualannya menarik. “Dengan bedah warung ini diharapkan generasi sekarang bisa tertarik untuk mencoba makanan tradisional, yang tentunya diimbangi dengan excellent food (makanan dengan kualitas yang baik) dan excellent service (pelayanan dengan kualitas yang baik). Excellent service bisa dilakukan dengan pelayanan yang ramah didukung higienitas sajian,” ujarnya. *ode
Program ini diharapkan bisa menarik pangsa pasar baru, khususnya di kalangan generasi milenial. Dengan PBW budaya kuliner tradisional tidak akan putus pada generasi berikutnya. PBW mulai diujicoba dengan membedah warung Ni Komang Werdhiani,35, yang sehari-hari menjual makanan tradisional, seperti lontong serapah, lontong lawar, dan jajanan Bali. Warung ini di sebelah timur Puskesmas I Jembrana, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Uji coba PBW untuk Werdhiani yang sebelumnya hanya berjualan dengan bangunan gedek, itu ditandai peletakan ubin pertama oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, Jumat (15/2).
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana, Made Gede Budhiarta, mengatakan PBW merupakan kerjasama Pemkab Jembrana dan Bank BPD Bali Jembrana. Bedah warung ini dengan anggaran Rp 10 juta. “Yang dibantu dalam bentuk bangunan baru dengan rangka baja, dan dua unit rak. Jika program ini berjalan positif maka ke depannya akan dilanjutkan,” ujarnya.
Untuk mendapatkan program bedah warung ini, pemohon harus memenuhi sejumlah syarat. Di antaranya tempat warung di tanah milik pribadi, atau bisa tidak di tanah pribadi dengan persetujuan pemilik tanah. Kemudian menyangkut makanan yang dijual, adalah makanan tradisional Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diproduksi sendiri, dan tentunya kesiapan pemilik warung menerima bantuan, termasuk mempertanggungjawabkan bantuan yang diterima.
Bupati Artha menyampaikan, PBW merupakan bentuk kepedulian dan berbagi kepada warga Jembrana jelang HUT ke-3 periode dua kepemimpinan ABANG (Artha-Kembang) yang jatuh pada 17 Februari 2019. Selain bedah warung, Jumat kemarin, juga dilaksanakan pembagian celemek kepada sejumlah pedagang di Pasar Umum Negara, penyerahan bantuan kepada 60 orang wanita rawan sosial ekonomi di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, dan pembagian bingkisan untuk pasien di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara. “Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menambahkan, PBWmenjadi upaya menarik perhatian generasi milenial dan generasi setelahnya agar bisa kembali ke makanan tradisional. Dimana, generasi sekarang lebih memilih fast food karena tempat berjualannya menarik. “Dengan bedah warung ini diharapkan generasi sekarang bisa tertarik untuk mencoba makanan tradisional, yang tentunya diimbangi dengan excellent food (makanan dengan kualitas yang baik) dan excellent service (pelayanan dengan kualitas yang baik). Excellent service bisa dilakukan dengan pelayanan yang ramah didukung higienitas sajian,” ujarnya. *ode
1
Komentar