Konsumsi Pangan Non Beras di Bangli Masih Rendah
Upaya pemerintah untuk membatasi impor beras sepertinya masih akan sulit terealissai. Pasalnya kebutuhan akan beras cukup tinggi.
BANGLI, NusaBali
Sementara di satu sisi ketersediaan bahan pangan non beras yang setara dengan beras, seperti ubi jalar, jagung dan sebagainya, masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Seperti di Kabupaten Bangli, konsumsi pangan non beras persentasenya sangat kecil, yakni kurang dari 2 persen.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan bangli, I Wayan Sarma, saat dikonfirmasi mengatakan, fenomena minimnya konsumsi non beras tersebut, terjadi lantaran masih ada semacam paradigma di masyarakat yang menganggap bahan pangan lain di luar beras, seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sebagainya, merupakan makanan masyarakat kelas dua. “Sesuai hasil pengamatan kami di Bangli, masyarakat memang lebih banyak memilih mengkonsumsi beras, ketimang pangan jenis lainnya yang setara dengan beras. Maka, setelah kami kalkulasikan konsumsi pangan non beras kurang dari 2 persen,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Kamis (29/10).
Kata dia, dari hasil surveinya, masyarakat yang ditemuinya mengaku pengolaha beras lebih praktis dan mudah daripada mengolah pangan non beras. Padahal kalau dilihat kandungan antara beras dengan jagung dan ubi hampir sama. “Bahkan kadar gula dalam nasi cukup tinggi, ketimang jagung dan ubi jalar,” sebutnya.
Karena masih rendahnya pemanfaatan pangan non beras, pihaknya juga sudah rutin melakukan sosialiasai ke masyarakat, tentang bagaimana pemanfaatan bahan pangan non beras bisa lebih digemari. “Untuk sosiliasasi kita lebih banyak menyasar sekolah-sekolah dan juga Kelompok Tani Wanita,“ akunya.
Sarma juga menyebut, jumlah produksi beras selama I semester, yakni dari Januari-Juni, untuk Bangli mencapai 8665,94 ton. Ditambah dari beras Raskin sebanyak 7963,50 ton dan dari oprasi pasar sebanyak 12 ton. Sementara pangan lain stara beras, yakni jagung 458,26, ubi kayu 2352,89 ton, ubi jalar 2436,8 ton. Sehingga total ketersediaan bahan pangan, sebanyak 14.722,26 ton. “Untuk jumlah penduduk Bangli, sebanyak 222.580 jiwa, dan konsumsi perkapita mencapai 116 Kg/tahun. Maka kebutuhan pangan sebanyak 12909,64 ton atau surplus 1.812 ton,” pungkasnya.
1
Komentar