Bocah TK Ditemukan Tewas di Sumur
Sempat Tolak Makan, Lalu Menghilang Semalam
AMLAPURA, NusaBali
Menghilang selama semalam, seorang bocah TK yang tinggal di Banjar Belong, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem, I Made Adi Wiguna, 5, ditemukan tewas mengenaskan di sumur sedalam 11 meter di pekarangan rumahnya, Minggu (17/2) siang. Terungkap, sebelum jatuh ke dalam sumur, bocah TK dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Widya Santhi ini sempat menolak makan malam.
Kematian tragis bocah Made Adi Wiguna di dalam sumur pertama kali diketahui kakek korban, I Nengah Sukra, 62, Minggu siang sekitar pukul 12.00 Wita. Kala itu, Pekak (Kakek) Nengah Sukra iseng-iseng membuka seluruh penutup sumur, saat istirahat pencarian cucunya yang dilakukan sejak pagi. Pekak Nengah Sukra terkejut melihat cucunya tergeletak di sumur dalam posisi telungkup.
Temuan heboh ini kemudian dilaporkan kepada petugas. Selanjutnya, petugas Babinsa Desa Manggus, Sertu I Ketut Galung Astika, berkoordinasi dengan jajaran Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Sekitar pukul 13.00 Wita, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan yang dipimpin langsung sang Koordinator, I Gusti Ngurah Eka, datang ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban dari dalam sumur.
Petugas yang turun ke dalam sumur untuk mengevakuasi korban adalah Putu Agus Korban Made Adi Wiguna, yang merupakan anak pasangan I Kadek Yasa, 34, dan Ni Ketut Eka Budiari, 31, berhasil dievakuasi dari dalam sumur sekitar pukul 14.40 Wita. Bocah TK berusia 5 tahun ini dievakuasi dalam kondisi sudah jadi mayat, dengan leher patah.
Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Puskesmas Manggis I untuk dilakukan pemeriksaan luar. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dr Efbri di Pusskesmas Manggis I, korban tidak mengalami luka luka luar, hanya tulang lehernya yang patah diduga karena benturan saat jatuh ke dalam sumur.
Informasi di lapangan, bocah Made Adi Wiguna sebelumnya menghilang dari rumahnya, Sabtu (16/2) malam pukul 19.00 Wita. Sebelum menghilang, korban sempat menolak permintaan ibunya untuk makan malam.
Tak jelas, kenapa bocah malang ini menolak makan malam dan kemudian jatuh ke sumur sedalam 11 meter dengan diameter 1,5 meter. Yang jelas, korban Made Adi Wiguna sorennya sempat mandi di Sungai Belong. Kemudian, korban pulang Sabtu petang pukul 18.30 Wita dan lagsung menemui ibunya, Ni Ketut Eka Budiari, yang saat itu sedang menggoreng jaja begina untuk keperluan upacara naur sasangi bagi sang suami I Kadek Yasa pada Aggara Paing Medangkungan, Selasa (26/2) mendatang.
Kemudian, korban ditegur ibunya agar mengenakan pakaian lengkap, lantaran saat datang dari sungai hanya menggunakan celana pendek coklat. Selanjutnya, korban disuruh makan malam. Namun, korban Made Adi Wiguna menolak makan dan justru memilih bermain-main payung sembari bercanda dengan anjing putih peliharaannya.
Malam sekitar pukul 19.00 Wita, ayah korban yakni Kadek Yasa yang baru pulang dari memancing di laut, menanyakan keberadaan anaknya ini. Saat itulah ibunda korban, Ni Ketut Eka Budiari, baru sadar anaknya menhilang. Perempuan berusia 31 tahun ini pun langsung menghentikan aktivitasnya di dapur, kemudian mencari bocah Made Adi Wiguna.
Pasutri Kadek Yasa dan Eka Budiari bahkan mencari anaknya ke tetangga dan tempat lainnya. Selain melibatkan keluarga, pencarian bocah Adi Wiguna malam itu juga melibatkan petugas Babinsa Sertu I Ketut Galung Astika. Mereka melakukan pencarian hingga ke semak-semak, sungai, dan rumah kosong. Maklum, rumah korban berada di tengah tegalan yang dikelilingi semak-semak, agak jauh dari tetangga.
Karena pencarian tidak membuahkan hasil, keluarga dan petugas Babinsa balik ke rumah korban. Kemudian, pencarian dilanjutkan dengan membuka-buka almari, karena curiga korban bersembunyi di sana. Malam itu juga, sumur yang berada di halaman rumah korban juga sempat dipantai, karena penutupnya berbahan aspes sedikit bergeser dan ada bagian yang pecah.
Namun, ketika penutup sumur dibuka oleh ayah korban dan kemudian disorot dengan penerang lampu senter, tidak terlihat apa-apa. Hanya terliat ada sebuah sandal jepit merah. Maka, malam itu juga sumur sedalam 11 meter itu ditutup kembali. Pencarian korban balam itu pun dihentikan.
Pencarian korban baru dilanjutkan kembali, Minggu pagi pukul 08.00 Wita. Setelah keluarga, tetangga, dan petugas kelelahan upaya pencarian di tegalan dan semak-semak tidak membuahkan hasil, mereka pilih kembali ke rumah korban. Siang sekitar pukul 12.00 Wita, kakek korban, Pekak Nengah Sukra, iseng-iseng membuka penutup sumur dan melihat cucunya telungkup.
Tidak ada yang tahu pasti, bagaimana bocah Adi Wiguna sampai jatuh ke dalam sumur. Yang jelas, sumur yang berada di belakang angkul-angkul kiri rumah korban dilingkari bis setinggi 0,8 meter. Sumur ini ditutup menggunakan asbes. Jasad korban ditemukan telungkup di bawah pecahan asbes. Dugaan semantara, korban naik ke atas sumur untuk mengambil sesuatu, namun asbes yang diinjaknya [pecah hingga jatuh.
"Anak saya ini mulanya saya suruh makan malam sepulang mandi di sungai. Tapi, dia menolak makan, justru pilih bermain-main dengan anjing. Selanjutnya, saya tak tahu apa yang terjadi, karena saya melanjutkan goreng jaja di dapur,” tutur ibunda korban, Ketut Eka Budiari, di rmah duka, Minggu kemarin.
Jenazah korban Made Adi Wiguna sendiri sudah langsung diupacarai Makingsan ring Pertiwi pada Radite Pon Tambir, Minggu petang pukul 18.00 Wita. Korban Adi Wiguna merupakan anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan Kadek Yasa dan Ketut Eka Budiarti. *k16
Menghilang selama semalam, seorang bocah TK yang tinggal di Banjar Belong, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem, I Made Adi Wiguna, 5, ditemukan tewas mengenaskan di sumur sedalam 11 meter di pekarangan rumahnya, Minggu (17/2) siang. Terungkap, sebelum jatuh ke dalam sumur, bocah TK dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Widya Santhi ini sempat menolak makan malam.
Kematian tragis bocah Made Adi Wiguna di dalam sumur pertama kali diketahui kakek korban, I Nengah Sukra, 62, Minggu siang sekitar pukul 12.00 Wita. Kala itu, Pekak (Kakek) Nengah Sukra iseng-iseng membuka seluruh penutup sumur, saat istirahat pencarian cucunya yang dilakukan sejak pagi. Pekak Nengah Sukra terkejut melihat cucunya tergeletak di sumur dalam posisi telungkup.
Temuan heboh ini kemudian dilaporkan kepada petugas. Selanjutnya, petugas Babinsa Desa Manggus, Sertu I Ketut Galung Astika, berkoordinasi dengan jajaran Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Sekitar pukul 13.00 Wita, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan yang dipimpin langsung sang Koordinator, I Gusti Ngurah Eka, datang ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban dari dalam sumur.
Petugas yang turun ke dalam sumur untuk mengevakuasi korban adalah Putu Agus Korban Made Adi Wiguna, yang merupakan anak pasangan I Kadek Yasa, 34, dan Ni Ketut Eka Budiari, 31, berhasil dievakuasi dari dalam sumur sekitar pukul 14.40 Wita. Bocah TK berusia 5 tahun ini dievakuasi dalam kondisi sudah jadi mayat, dengan leher patah.
Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Puskesmas Manggis I untuk dilakukan pemeriksaan luar. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dr Efbri di Pusskesmas Manggis I, korban tidak mengalami luka luka luar, hanya tulang lehernya yang patah diduga karena benturan saat jatuh ke dalam sumur.
Informasi di lapangan, bocah Made Adi Wiguna sebelumnya menghilang dari rumahnya, Sabtu (16/2) malam pukul 19.00 Wita. Sebelum menghilang, korban sempat menolak permintaan ibunya untuk makan malam.
Tak jelas, kenapa bocah malang ini menolak makan malam dan kemudian jatuh ke sumur sedalam 11 meter dengan diameter 1,5 meter. Yang jelas, korban Made Adi Wiguna sorennya sempat mandi di Sungai Belong. Kemudian, korban pulang Sabtu petang pukul 18.30 Wita dan lagsung menemui ibunya, Ni Ketut Eka Budiari, yang saat itu sedang menggoreng jaja begina untuk keperluan upacara naur sasangi bagi sang suami I Kadek Yasa pada Aggara Paing Medangkungan, Selasa (26/2) mendatang.
Kemudian, korban ditegur ibunya agar mengenakan pakaian lengkap, lantaran saat datang dari sungai hanya menggunakan celana pendek coklat. Selanjutnya, korban disuruh makan malam. Namun, korban Made Adi Wiguna menolak makan dan justru memilih bermain-main payung sembari bercanda dengan anjing putih peliharaannya.
Malam sekitar pukul 19.00 Wita, ayah korban yakni Kadek Yasa yang baru pulang dari memancing di laut, menanyakan keberadaan anaknya ini. Saat itulah ibunda korban, Ni Ketut Eka Budiari, baru sadar anaknya menhilang. Perempuan berusia 31 tahun ini pun langsung menghentikan aktivitasnya di dapur, kemudian mencari bocah Made Adi Wiguna.
Pasutri Kadek Yasa dan Eka Budiari bahkan mencari anaknya ke tetangga dan tempat lainnya. Selain melibatkan keluarga, pencarian bocah Adi Wiguna malam itu juga melibatkan petugas Babinsa Sertu I Ketut Galung Astika. Mereka melakukan pencarian hingga ke semak-semak, sungai, dan rumah kosong. Maklum, rumah korban berada di tengah tegalan yang dikelilingi semak-semak, agak jauh dari tetangga.
Karena pencarian tidak membuahkan hasil, keluarga dan petugas Babinsa balik ke rumah korban. Kemudian, pencarian dilanjutkan dengan membuka-buka almari, karena curiga korban bersembunyi di sana. Malam itu juga, sumur yang berada di halaman rumah korban juga sempat dipantai, karena penutupnya berbahan aspes sedikit bergeser dan ada bagian yang pecah.
Namun, ketika penutup sumur dibuka oleh ayah korban dan kemudian disorot dengan penerang lampu senter, tidak terlihat apa-apa. Hanya terliat ada sebuah sandal jepit merah. Maka, malam itu juga sumur sedalam 11 meter itu ditutup kembali. Pencarian korban balam itu pun dihentikan.
Pencarian korban baru dilanjutkan kembali, Minggu pagi pukul 08.00 Wita. Setelah keluarga, tetangga, dan petugas kelelahan upaya pencarian di tegalan dan semak-semak tidak membuahkan hasil, mereka pilih kembali ke rumah korban. Siang sekitar pukul 12.00 Wita, kakek korban, Pekak Nengah Sukra, iseng-iseng membuka penutup sumur dan melihat cucunya telungkup.
Tidak ada yang tahu pasti, bagaimana bocah Adi Wiguna sampai jatuh ke dalam sumur. Yang jelas, sumur yang berada di belakang angkul-angkul kiri rumah korban dilingkari bis setinggi 0,8 meter. Sumur ini ditutup menggunakan asbes. Jasad korban ditemukan telungkup di bawah pecahan asbes. Dugaan semantara, korban naik ke atas sumur untuk mengambil sesuatu, namun asbes yang diinjaknya [pecah hingga jatuh.
"Anak saya ini mulanya saya suruh makan malam sepulang mandi di sungai. Tapi, dia menolak makan, justru pilih bermain-main dengan anjing. Selanjutnya, saya tak tahu apa yang terjadi, karena saya melanjutkan goreng jaja di dapur,” tutur ibunda korban, Ketut Eka Budiari, di rmah duka, Minggu kemarin.
Jenazah korban Made Adi Wiguna sendiri sudah langsung diupacarai Makingsan ring Pertiwi pada Radite Pon Tambir, Minggu petang pukul 18.00 Wita. Korban Adi Wiguna merupakan anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan Kadek Yasa dan Ketut Eka Budiarti. *k16
Komentar