Siswa Antusias Ngewacen Puisi Bali Anyar
SMPN 1 Semarapura Juga Gelar Lomba Kaligrafi Bali
SEMARAPURA, NusaBali
SMPN 1 Semarapura, Klungkung menggelar lomba Ngewacen Puisi Bali Anyar dan melukis menggunakan Aksara Bali (kaligrafi). Lomba yang digelar di halaman SMPN 1 Semarapura, Sabtu (16/2) pagi ini diikuti oleh siswa kelas 7 dan kelas 8, sedangkan siswa kelas 9 fokus untuk persiapan ujian nasional (UN).
Lomba tersebut digelar serangkaian Bulan Bahasa di bulan Februari 2019 ini. Untuk Minggu depan akan dilanjutkan lomba Mapidarta Basa Bali. Pantauan NusaBali, para siswa yang mengikuti lomba ini merupakan perwakilan dari masing-masing kelas 7 dan 8, mereka nampak antusias mengikuti lomba ini, bahkan ketika Ngewacen (membaca) Puisi Bali Anyar mereka sangat menjiwai.
“Tujuan lomba ini dalam rangka anak-anak kita (siswa) menjaga kelestarian budaya Bali, diharapkan agar bisa berprilaku lokal tapi berfikir global. Karena pada revolusi 4.0 ini budaya lokal tidak bisa digantikan oleh teknologi,” ujar Kepala SMPN 1 Semarapura, Nyoman Karyawan, Minggu (17/2).
Disebutkan, untuk Puisi Bali Anyar ini memang tidak terlalu populer di masyarakat, terutama di kalangan siswa, sehingga perlu dibangkitkan lagi. Sedangkan yang lebih dikenal dan biasa dilakoni, yakni sastra Bali dalam bentuk mecepat, makidung, dan lainnya. Adapun yang menjadi penilaian dari Ngewacen Puisi Bali Anyar ini di antaranya wirama (irama), wirasa (penghayatan) dan wiraga (gerakan), namun yang menjadi dua poin besar, yakni irama dan ekpresi.
“Dalam lomba ini kami melibatkan seluruh siswa kelas 7 sebanyak 256 siswa, dan siswa kelas 8 sebanyak 286 siswa, namun pesertanya diwakili masing-masing kelas untuk para pemenang mendapatkan piagam,” ujarnya.
Sementara itu lomba menggambar menggunakan Aksara Bali, supaya siswa terbiasa mencintai Aksara Bali, karena diwujudkan dalam bentu seni. “Ketika anak-anak meningkat dalam tahap spiritualnya, bisa membuat ulap-ulap, kajang, modre, dan lainnya,” ujarnya. *wan
Lomba tersebut digelar serangkaian Bulan Bahasa di bulan Februari 2019 ini. Untuk Minggu depan akan dilanjutkan lomba Mapidarta Basa Bali. Pantauan NusaBali, para siswa yang mengikuti lomba ini merupakan perwakilan dari masing-masing kelas 7 dan 8, mereka nampak antusias mengikuti lomba ini, bahkan ketika Ngewacen (membaca) Puisi Bali Anyar mereka sangat menjiwai.
“Tujuan lomba ini dalam rangka anak-anak kita (siswa) menjaga kelestarian budaya Bali, diharapkan agar bisa berprilaku lokal tapi berfikir global. Karena pada revolusi 4.0 ini budaya lokal tidak bisa digantikan oleh teknologi,” ujar Kepala SMPN 1 Semarapura, Nyoman Karyawan, Minggu (17/2).
Disebutkan, untuk Puisi Bali Anyar ini memang tidak terlalu populer di masyarakat, terutama di kalangan siswa, sehingga perlu dibangkitkan lagi. Sedangkan yang lebih dikenal dan biasa dilakoni, yakni sastra Bali dalam bentuk mecepat, makidung, dan lainnya. Adapun yang menjadi penilaian dari Ngewacen Puisi Bali Anyar ini di antaranya wirama (irama), wirasa (penghayatan) dan wiraga (gerakan), namun yang menjadi dua poin besar, yakni irama dan ekpresi.
“Dalam lomba ini kami melibatkan seluruh siswa kelas 7 sebanyak 256 siswa, dan siswa kelas 8 sebanyak 286 siswa, namun pesertanya diwakili masing-masing kelas untuk para pemenang mendapatkan piagam,” ujarnya.
Sementara itu lomba menggambar menggunakan Aksara Bali, supaya siswa terbiasa mencintai Aksara Bali, karena diwujudkan dalam bentu seni. “Ketika anak-anak meningkat dalam tahap spiritualnya, bisa membuat ulap-ulap, kajang, modre, dan lainnya,” ujarnya. *wan
Komentar