Bupati Suwirta Bedah Desa Ke-42 di Negari
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menggelar bedah desa ke-42 di Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (16/2).
SEMARAPURA, NusaBali
Berbagai persoalan ditemukan yakni kemiskinan, pendidikan, kependudukan, sanitasi lingkungan, dan potensi desa yang belum digarap. Bedah desa di Desa Negari dimulai pukul 07.00 Wita, didampingi para pimpinan OPD, pegawai dan pihak terkait. Bupati Suwirta bersama OPD terkait langsung mendata kondisi desa yang dibedah untuk dicarikan solusi. Seperti masalah kemiskinan, warga membutuhkan bantuan dapur, kamar mandi, dan rehab rumah. Warga miskin yang masih energik didorong untuk bekerja. Bupati asal Nusa Ceningan, Kecamatan Nusa Penida ini akan memberikan pelatihan tukang bangunan untuk warga miskin dan dipekerjakan ke Nusa Penida, hingga bisa mandiri menghidupi keluarga. Warga yang tidak produktif akan diberikan bibit hidroponik agar ditanam di pekarangan rumah.
Desa Negari memiliki luas 216 ha punya dua desa pakraman yakni Desa Pakraman Sarimertha dan Desa Pakraman Negari, dan tiga banjar/dusun yakni Banjar Sarimertha, Negari, dan Tegalbesar. Desa Negari berpenduduk 3.222 jiwa 666 KK.
KK miskin di desa ini 72 KK, terdiri dari miskin permanen 2 KK dan tidak permanen 70 KK. Penderita cacat 36 orang, Orang Dengan Ganguan Jiwa (ODGJ) 10 orang, buta aksara 2 orang, dan putus sekolah 2 orang. Bupati Suwirta menilai Desa Negari memiliki tingkat kemiskinan lumayan tinggi. “Melalui bedah desa semua akan didata serta akan segera mendapat tindak lanjut,” tegas Bupati Suwirta. Salah satu KK miskin yang disambangi Bupati di Desa Pakraman Sarimertha yakni keluarga Gusti Ngurah Budiyasa,45, dan istrinya Ni kadek Sri Astuti,41. Budiyasa yang buruh serabutan ini sudah seminggu tidak dapat pekerjaan. Kondisi rumahnya rusak dengan atap bocor, tidak punya dapur dan punya toilet seadanya. Ia memasak di halaman rumah. Ayah lima anak ini juga mengaku tidak bisa mengurus akta perkawinan karena pasca ditinggal menikah oleh istri pertamanya sekitar tiga tahun lalu, mereka belum mengurus akta perceraian.
Bupati Suwirta bersama OPD terkait akan menindaklanjuti masalah yang mereka hadapi, baik masalah bangunan rumah hingga kependudukan. Bupati Suwirta mengatakan, hal menyentuh pada kemiskinan warga yakni pola pikir yang salah dan tak ada menuntun. “Harus ada yang mengawali untuk menuntun mereka, dan mereka perlu edukasi,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Bupati menyerahkan bantuan sembako kepada KK miskin. Kepada KK Miskin dan lansia terlantar, Bupati Suwirta akan memberikan bantuan dengan konsep diskresi. Artinya, pemberian bantuan tidak terlalu kaku sepanjang tidak menyalahi ketentuan. Karena beberapa KK miskin dan lansia hidup sebatangkara dalam rumah bagus dengan lantai berkeramik, namun listrik dan airnya masih numpang di tetangga.
Selama 42 kali menggelar bedah desa, Bupati Suwirta juga membina administrasi desa, keuangan, pembinaan PKK, pemantauan infratrukrur, pendidikan, kesehatan, serta mengetahui secara langsung kondisi masyarakat di desa. “Kondisi di setiap desa berbeda. Seperti di Desa Negari, KK miskin di Desa Pakraman Sarimertha KK cukup banyak, di Desa Pakraman Negari tidak terlalu,” katanya. Bupati dan OPD tentu banyak mendapatkan data untuk pengambil keputusan baik berbentuk Perbup, Perda, dan lainnya. “Kami mencari hari libur untuk turun ke desa agar tugas-tugas di kantor tidak terganggu, maka lengkap lah ayah-ayahan kami sebagai abdi negara,” ujarnya. *wan
Desa Negari memiliki luas 216 ha punya dua desa pakraman yakni Desa Pakraman Sarimertha dan Desa Pakraman Negari, dan tiga banjar/dusun yakni Banjar Sarimertha, Negari, dan Tegalbesar. Desa Negari berpenduduk 3.222 jiwa 666 KK.
KK miskin di desa ini 72 KK, terdiri dari miskin permanen 2 KK dan tidak permanen 70 KK. Penderita cacat 36 orang, Orang Dengan Ganguan Jiwa (ODGJ) 10 orang, buta aksara 2 orang, dan putus sekolah 2 orang. Bupati Suwirta menilai Desa Negari memiliki tingkat kemiskinan lumayan tinggi. “Melalui bedah desa semua akan didata serta akan segera mendapat tindak lanjut,” tegas Bupati Suwirta. Salah satu KK miskin yang disambangi Bupati di Desa Pakraman Sarimertha yakni keluarga Gusti Ngurah Budiyasa,45, dan istrinya Ni kadek Sri Astuti,41. Budiyasa yang buruh serabutan ini sudah seminggu tidak dapat pekerjaan. Kondisi rumahnya rusak dengan atap bocor, tidak punya dapur dan punya toilet seadanya. Ia memasak di halaman rumah. Ayah lima anak ini juga mengaku tidak bisa mengurus akta perkawinan karena pasca ditinggal menikah oleh istri pertamanya sekitar tiga tahun lalu, mereka belum mengurus akta perceraian.
Bupati Suwirta bersama OPD terkait akan menindaklanjuti masalah yang mereka hadapi, baik masalah bangunan rumah hingga kependudukan. Bupati Suwirta mengatakan, hal menyentuh pada kemiskinan warga yakni pola pikir yang salah dan tak ada menuntun. “Harus ada yang mengawali untuk menuntun mereka, dan mereka perlu edukasi,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Bupati menyerahkan bantuan sembako kepada KK miskin. Kepada KK Miskin dan lansia terlantar, Bupati Suwirta akan memberikan bantuan dengan konsep diskresi. Artinya, pemberian bantuan tidak terlalu kaku sepanjang tidak menyalahi ketentuan. Karena beberapa KK miskin dan lansia hidup sebatangkara dalam rumah bagus dengan lantai berkeramik, namun listrik dan airnya masih numpang di tetangga.
Selama 42 kali menggelar bedah desa, Bupati Suwirta juga membina administrasi desa, keuangan, pembinaan PKK, pemantauan infratrukrur, pendidikan, kesehatan, serta mengetahui secara langsung kondisi masyarakat di desa. “Kondisi di setiap desa berbeda. Seperti di Desa Negari, KK miskin di Desa Pakraman Sarimertha KK cukup banyak, di Desa Pakraman Negari tidak terlalu,” katanya. Bupati dan OPD tentu banyak mendapatkan data untuk pengambil keputusan baik berbentuk Perbup, Perda, dan lainnya. “Kami mencari hari libur untuk turun ke desa agar tugas-tugas di kantor tidak terganggu, maka lengkap lah ayah-ayahan kami sebagai abdi negara,” ujarnya. *wan
Komentar