'Proposal' Pengprov Ditunggu
Harus didahului pengajuan program masing-masing cabor juga. Karena nantinya bakal dimasukkan ke bagian Binpres dan Litbang KONI Bali, selanjutnya bidang tersebut yang mengusulkan ke Ketua Umum.
KONI Bali soal Pelatda Pra PON
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Provinsi Bali, Ketut Suwandi hingga saat ini masih menunggu pengajuan program dari pengurus provinsi seluruh cabang olahraga (cabor) untuk masuk program Pelatda Bali. Pengajuan atlet pada Pelatda Bali untuk Pra PON dan PON Papua XX/2020 tergantung usulan masing-masing pengurus cabor.
Menurut Suwandi, Pelatda digelar berdasarkan proposal atau usulan pengurus provinsi cabang-cabang olahraga (cabor). Usulan itu tentang atlet yang layak dan pantas diajukan. Yang jelas, kata Suwandi, harus didahului pengajuan program masing-masing pengurus cabang olaharag.
“Karena nantinya bakal dimasukkan ke bagian Binpres dan Litbang KONI Bali, selanjutnya bidang tersebut yang mengusulkan ke Ketum KONI Bali," ucap Suwandi di Denpasar, Senin (18/2).
Dengan semua itu, maka semuanya akan jelas. Artinya siapa atlet yang pantas dan tepat untuk diajukan ke pelatda Bali, bagaimana prestasinya selama ini, termasuk potensinya dalam meraih medali terutama di PON Papua.
"Pembahasan detailnya nanti saat Pengurus Pengprov cabor ketemu dengan Pengurus KONI Bali. Dalam hal ini Ketua serta pihak terkait. Disana kita bahas menyeluruh secara tatap muka soal program Pelatda Bali itu," tegas Suwandi.
Suwandi juga menambahkan, terpenting program itu harus diajukan dulu. Karena program itu juga yang merupakan dasar untuk pengajuaan atlet pelatda.
Sementara itu Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudi Atmika mengkritisi program Pelatda Bali tak kunjung berjalan. Padahal selama ini selalu didengungkan saja. Namun panjat tebing belum merasakan apa manfaat program tersebut. Apakah sudah berjalan atau tidak. "Bayangkan saja, kirim atlet di Kejurnas tanpa bantuan. Dan, semuanya justru ditanggung Pengprov cabor. Begitu juga latihan dan persiapan atletnya, kita selalu mandiri. Terus program pelatda KONI Bali dimananya masuk dan apa yang kami rasakan. Saya rasa itu belum pernah jalan," sodok Yudi Atmika. Meski situasinya seperti itu namun FPTI Bali tetap fokus melakukan pembinaan secara mandiri. Baik menghelat agenda tahunan dan seterusnya. Dan, jikapun nanti hasil pembinaan murni FPTI Bali, mau dipakai oleh KONI Bali silakan saja pakai atlet hasil binaan FPTI Bali itu. Karena tugas FPTI membina dan menghasilkan atlet untuk peningkatan prestasi. "Yang jelas program Pelatda Bali entah dimana jalannya itu," kata Yudi Atmika. *dek
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Provinsi Bali, Ketut Suwandi hingga saat ini masih menunggu pengajuan program dari pengurus provinsi seluruh cabang olahraga (cabor) untuk masuk program Pelatda Bali. Pengajuan atlet pada Pelatda Bali untuk Pra PON dan PON Papua XX/2020 tergantung usulan masing-masing pengurus cabor.
Menurut Suwandi, Pelatda digelar berdasarkan proposal atau usulan pengurus provinsi cabang-cabang olahraga (cabor). Usulan itu tentang atlet yang layak dan pantas diajukan. Yang jelas, kata Suwandi, harus didahului pengajuan program masing-masing pengurus cabang olaharag.
“Karena nantinya bakal dimasukkan ke bagian Binpres dan Litbang KONI Bali, selanjutnya bidang tersebut yang mengusulkan ke Ketum KONI Bali," ucap Suwandi di Denpasar, Senin (18/2).
Dengan semua itu, maka semuanya akan jelas. Artinya siapa atlet yang pantas dan tepat untuk diajukan ke pelatda Bali, bagaimana prestasinya selama ini, termasuk potensinya dalam meraih medali terutama di PON Papua.
"Pembahasan detailnya nanti saat Pengurus Pengprov cabor ketemu dengan Pengurus KONI Bali. Dalam hal ini Ketua serta pihak terkait. Disana kita bahas menyeluruh secara tatap muka soal program Pelatda Bali itu," tegas Suwandi.
Suwandi juga menambahkan, terpenting program itu harus diajukan dulu. Karena program itu juga yang merupakan dasar untuk pengajuaan atlet pelatda.
Sementara itu Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudi Atmika mengkritisi program Pelatda Bali tak kunjung berjalan. Padahal selama ini selalu didengungkan saja. Namun panjat tebing belum merasakan apa manfaat program tersebut. Apakah sudah berjalan atau tidak. "Bayangkan saja, kirim atlet di Kejurnas tanpa bantuan. Dan, semuanya justru ditanggung Pengprov cabor. Begitu juga latihan dan persiapan atletnya, kita selalu mandiri. Terus program pelatda KONI Bali dimananya masuk dan apa yang kami rasakan. Saya rasa itu belum pernah jalan," sodok Yudi Atmika. Meski situasinya seperti itu namun FPTI Bali tetap fokus melakukan pembinaan secara mandiri. Baik menghelat agenda tahunan dan seterusnya. Dan, jikapun nanti hasil pembinaan murni FPTI Bali, mau dipakai oleh KONI Bali silakan saja pakai atlet hasil binaan FPTI Bali itu. Karena tugas FPTI membina dan menghasilkan atlet untuk peningkatan prestasi. "Yang jelas program Pelatda Bali entah dimana jalannya itu," kata Yudi Atmika. *dek
Komentar