Sampah TPS Liar Jembatan Busungbiu Meluber
Tumpukan sampah saat memasuki wilayah Desa/Kecamatan Busungbiu, tepatnya di sisi Timur jembatan Busungbiu, semakin hari semakin meluber.
SINGARAJA, NusaBali
Pemandangan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar itu disebut telah mencemari sungai dan juga memberikan kesan jorok saat pertama kali masuk ke kawasan Desa Busungbiu.
Kondisi itu pun dibahas pemerintah desa dinas/adat dan Kecamatan Busungbiu bersama Dinas Lingkungan Hidup. Dari rapat yang digelar Senin (18/2), seluruh peserta rapat menyetujui untuk segera melakukan penutupan TPS liar itu.
Menurut Camat Busungbiu, Gede Putra Aryana, mengatakan persoalan sampah di Desa/Kecamatan Busungbiu itu memang sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Penyebabnya adalah jumlah volume sampah dari 3.000 KK di Desa Busingbiu cukup tinggi.
Volume sampah yang dihasilkan per harinya yang mencapai 35 meter kubik per hari tak dapat ditampung oleh Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R yang sudah ada di Desa Busungbiu. “TPST selama ini hanya bisa menampung 10 meter kubik sampah saja, sedangkan volume sampah warga desa Busungbiu perhari 35 meter kubik, sisanya inilah yang akhirnya di buang di TPS dekat jembatan,” kata mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu.
Pemerintah desa dan desa pakraman didukung pemeritah kecamatan dan DLH, sepakat akan menutup TPS liar itu. Sejumlah pejabat instansi terkait pun langsung menuju ke lokasi TPS liar untuk mengecek kondisi terkini. Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan TPS liar itu harus ditutup, karena sudah mencemari sungai yang ada di bawahnya dan menimbulkan kesan jorok begitu masuk di wilayah desa Busungbiu.
Pihaknya pun mengaku sudah merancang uji coba penutupan TPS pada Rabu (20/2) mendatang. “Ini harus dilakuakn penutupan permanen, nanti kami uji coba mulai tanggal 20 dulu, sambil sosialisasi kepada masyarakat,” kata Ariadi.
Lalu apa solusi untuk mengatasi volume sampah yang tak tertampung di TPST 3R Busungbiu? Ariadi menjelaskan untuk sementara, DLH akan memfasilitasi peningkatan kuantitas pengangkutan sampah dari Busungbiu menuju TPA Bengkala. Dari dua kali sehari menjadi tiga kali sehari, sehingga harapannya sampah yang selama ini tak tertampung di TPST 3R Desa Busungbiu dapat diangkut tuntas. Seluruh sampah rumah tangga akan difasilitasi pihak desa dikumpulkan ke TPST 3R, selanjutnya dari sana akan diangkut oleh DLH menuju TPA Bengkala. *k23
Pemandangan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar itu disebut telah mencemari sungai dan juga memberikan kesan jorok saat pertama kali masuk ke kawasan Desa Busungbiu.
Kondisi itu pun dibahas pemerintah desa dinas/adat dan Kecamatan Busungbiu bersama Dinas Lingkungan Hidup. Dari rapat yang digelar Senin (18/2), seluruh peserta rapat menyetujui untuk segera melakukan penutupan TPS liar itu.
Menurut Camat Busungbiu, Gede Putra Aryana, mengatakan persoalan sampah di Desa/Kecamatan Busungbiu itu memang sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Penyebabnya adalah jumlah volume sampah dari 3.000 KK di Desa Busingbiu cukup tinggi.
Volume sampah yang dihasilkan per harinya yang mencapai 35 meter kubik per hari tak dapat ditampung oleh Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R yang sudah ada di Desa Busungbiu. “TPST selama ini hanya bisa menampung 10 meter kubik sampah saja, sedangkan volume sampah warga desa Busungbiu perhari 35 meter kubik, sisanya inilah yang akhirnya di buang di TPS dekat jembatan,” kata mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu.
Pemerintah desa dan desa pakraman didukung pemeritah kecamatan dan DLH, sepakat akan menutup TPS liar itu. Sejumlah pejabat instansi terkait pun langsung menuju ke lokasi TPS liar untuk mengecek kondisi terkini. Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan TPS liar itu harus ditutup, karena sudah mencemari sungai yang ada di bawahnya dan menimbulkan kesan jorok begitu masuk di wilayah desa Busungbiu.
Pihaknya pun mengaku sudah merancang uji coba penutupan TPS pada Rabu (20/2) mendatang. “Ini harus dilakuakn penutupan permanen, nanti kami uji coba mulai tanggal 20 dulu, sambil sosialisasi kepada masyarakat,” kata Ariadi.
Lalu apa solusi untuk mengatasi volume sampah yang tak tertampung di TPST 3R Busungbiu? Ariadi menjelaskan untuk sementara, DLH akan memfasilitasi peningkatan kuantitas pengangkutan sampah dari Busungbiu menuju TPA Bengkala. Dari dua kali sehari menjadi tiga kali sehari, sehingga harapannya sampah yang selama ini tak tertampung di TPST 3R Desa Busungbiu dapat diangkut tuntas. Seluruh sampah rumah tangga akan difasilitasi pihak desa dikumpulkan ke TPST 3R, selanjutnya dari sana akan diangkut oleh DLH menuju TPA Bengkala. *k23
1
Komentar