Puluhan Siswa Ikuti Festival Nyurat Aksara Bali
Puluhan siswa SD di Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, mengikuti Festival Nyurat Aksara Bali pada Senin (18/2)
TABANAN, NusaBali
Festival yang digelar di aula Kantor Desa Pesagi serangkaian bulan bahasa Bali sesuai dengan Pergub Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Ketua Panitia Festival Ida Ayu Nyoman Sriwidarini, menjelaskan festival diprakarsai oleh Penyuluh Bahasa Bali Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan. Dalam festival itu sekitar 32 siswa SD ikut nyurat aksara Bali di atas kertas. “Siswa yang ikut adalah siswa SDN 1 Desa Pesagi,” ungkapnya.
Dikatakan siswa SD yang diikutkan nyurat karena daya ingat mereka masih bagus. Perlu kiranya diasah kembali supaya terbiasa mengenal tulisan aksara Bali. “Di samping itu di Desa Pesagi juga hanya ada SDN 1 Pesagi, dan selagi daya ingatnya bagus kami ingin melatih mereka terbiasa mengenal tulisan aksara Bali,” imbuh Sriwidarini.
Ditambahkannya, festival yang dihadiri oleh perangkat Desa Pesagi, Kordinator II Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali tersebut tersebut juga melibatkan Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Penebel. Karena setiap kegiatan apapun di masing-masing desa seluruh Penyuluh Bahasa Bali di Kecamatan Penebel terlibat.
Sriwidarini berharap dengan digelarnya lomba tersebut tidak hanya menjadi formalitas semata. Melainkan digunakan sebagai pemacu untuk mengenal lebih dalam aksara Bali yang merupakan bahasa ibu krama Bali. “Mari sama-sama saling terlibat agar bahasa ibu kita tidak pudar di tengah modernisasi zaman,” ucapnya. *de
Ketua Panitia Festival Ida Ayu Nyoman Sriwidarini, menjelaskan festival diprakarsai oleh Penyuluh Bahasa Bali Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan. Dalam festival itu sekitar 32 siswa SD ikut nyurat aksara Bali di atas kertas. “Siswa yang ikut adalah siswa SDN 1 Desa Pesagi,” ungkapnya.
Dikatakan siswa SD yang diikutkan nyurat karena daya ingat mereka masih bagus. Perlu kiranya diasah kembali supaya terbiasa mengenal tulisan aksara Bali. “Di samping itu di Desa Pesagi juga hanya ada SDN 1 Pesagi, dan selagi daya ingatnya bagus kami ingin melatih mereka terbiasa mengenal tulisan aksara Bali,” imbuh Sriwidarini.
Ditambahkannya, festival yang dihadiri oleh perangkat Desa Pesagi, Kordinator II Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali tersebut tersebut juga melibatkan Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Penebel. Karena setiap kegiatan apapun di masing-masing desa seluruh Penyuluh Bahasa Bali di Kecamatan Penebel terlibat.
Sriwidarini berharap dengan digelarnya lomba tersebut tidak hanya menjadi formalitas semata. Melainkan digunakan sebagai pemacu untuk mengenal lebih dalam aksara Bali yang merupakan bahasa ibu krama Bali. “Mari sama-sama saling terlibat agar bahasa ibu kita tidak pudar di tengah modernisasi zaman,” ucapnya. *de
Komentar