SDM Berkualitas Dukung Penguatan Unicorn
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendorong penguatan perusahaan startup lokal yang sudah memiliki valuasi nilai hingga satu miliar dolar AS atau unicorn.
JAKARTA, NusaBali
"Kami makin meningkatkan kapasitas SDM dengan suatu kurikulum yang mampu membuat mereka menjadi pionir inovatif," kata Sri Mulyani, Senin (18/2).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa investasi SDM ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan untuk pembenahan pendidikan vokasi maupun kepada universitas agar kehidupan riset dan pengembangan dalam teknologi informasi dapat menghasilkan inovasi yang berguna.
"Kami sudah merintis bersama-sama Kemenristek Dikti, bagaimana mengidentifikasi jumlah anggaran riset dan siapa yang melakukan. Dari karakter riset tersebut, kami bisa melakukan pemihakan belanja, termasuk memikirkan 'endowment fund' dalam bidang riset dan pengembangan," ujarnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti proyek Palapa Ring juga diperlukan untuk mendukung konektivitas ekonomi digital di kawasan Indonesia tengah dan timur agar perusahaan startup lokal tidak hanya terkonsentrasi di wilayah Jawa. "Kami membangun ini menggunakan skema KPBU karena kalau mengandalkan anggaran, tidak akan cukup cepat sesuai dengan prioritas kebutuhan. Makanya kita bisa mempercepat pengadaan satelit agar konektivitas bisa dilakukan hingga kabupaten dan desa," katanya.
Upaya lain yang dilakukan untuk mendorong penguatan unicorn adalah mencari skema yang tepat terkait dengan perpajakan agar sesuai kondisi terkini dan tidak menganggu kelangsungan usaha dari industri e-commerce. "Dalam hal ini kami bersama-sama dengan industri, pelaku unicornnya sendiri, untuk bisa melihat sebetulnya kebutuhannya seperti apa. Dari sisi fasilitas dan dukungan, bagimana bentuk yang dibutuhkan," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. *ant
Sri Mulyani menjelaskan bahwa investasi SDM ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan untuk pembenahan pendidikan vokasi maupun kepada universitas agar kehidupan riset dan pengembangan dalam teknologi informasi dapat menghasilkan inovasi yang berguna.
"Kami sudah merintis bersama-sama Kemenristek Dikti, bagaimana mengidentifikasi jumlah anggaran riset dan siapa yang melakukan. Dari karakter riset tersebut, kami bisa melakukan pemihakan belanja, termasuk memikirkan 'endowment fund' dalam bidang riset dan pengembangan," ujarnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti proyek Palapa Ring juga diperlukan untuk mendukung konektivitas ekonomi digital di kawasan Indonesia tengah dan timur agar perusahaan startup lokal tidak hanya terkonsentrasi di wilayah Jawa. "Kami membangun ini menggunakan skema KPBU karena kalau mengandalkan anggaran, tidak akan cukup cepat sesuai dengan prioritas kebutuhan. Makanya kita bisa mempercepat pengadaan satelit agar konektivitas bisa dilakukan hingga kabupaten dan desa," katanya.
Upaya lain yang dilakukan untuk mendorong penguatan unicorn adalah mencari skema yang tepat terkait dengan perpajakan agar sesuai kondisi terkini dan tidak menganggu kelangsungan usaha dari industri e-commerce. "Dalam hal ini kami bersama-sama dengan industri, pelaku unicornnya sendiri, untuk bisa melihat sebetulnya kebutuhannya seperti apa. Dari sisi fasilitas dan dukungan, bagimana bentuk yang dibutuhkan," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. *ant
Komentar