RAT Koperasi di Karangasem Terendah
Capaian RAT (Rapat Anggota Tahunan) koperasi di Karangasem terendah di Bali. Tahun 2018, RAT mencapai 62,90 persen dari 275 wajib RAT, hanya 173 koperasi melaksanakan RAT.
AMLAPURA, NusaBali
Hingga Selasa (19/2), baru 85 koperasi melaksanakan RAT dari 277 Koperasi wajib RAT dengan target 70 persen. Versi Dekopinda Karangasem capaian RAT koperasi di Karangasem masuk lima besar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Karangasem, I Gede Yudiantara, mengatakan masalah di lapangan banyak koperasi dari KRB (Kawasan Rawan Bencana) III dan KRB II. Pasca Gunung Agung erupsi kebanyakan anggotanya mengungsi ke luar Karangasem. Selanjutnya membangun usaha di kabupaten lain sehingga sulit untuk kembali ke kampungnya. “Masalahnya kesulitan pendataan aset dan sulit mengumpulkan kembali anggotanya,” jelas Yudiantara, Selasa (19/2).
Dikatakan, masih ada waktu menggelar RAT, paling lambat Juni 2019. Pada tahun 2018, dari 275 koperasi yang wajib RAT, hanya 173 koperasi menggelar RAT. Selebihnya 102 koperasi belum melaksanakan RAT atau sebesar 37,10 persen. “Capaian RAT tahun 2018 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017, tetap saja terendah di Bali,” ungkap Yudiantara. Diakui, tugas Dinas Koperasi dan UKM bukan saja mendorong agar koperasi menggelar RAT sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada anggota, juga membina koperasi agar tidak sakit dan dibubarkan.
Terpisah, Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, membantah capaian RAT Koperasi di Karangasem terendah di Bali. “Capaian RAT tahun 2018 di Karangasem nomor lima di Bali. Optimis RAT tahun 2019 meningkat, masih ada waktu menggelar RAT,” bantahnya. Indrayana juga mengaku telah berupaya mengoptimalkan pelaksanaan RAT dengan menggelar RAT bersama. “Sebagian besar anggota koperasi yang mengungsi telah pulang kampung sehingga bisa didorong untuk menyusun neraca agar bisa dipertanggungjawabkan di dalam RAT," katanya.
Ngurah Indrayana menegaskan, target capaian RAT meningkat dari 62,90 persen menjadi 70 persen. Ranking untuk di Bali diharapkan terus naik, tembus ranking empat atau ranking tiga. Saat ini capaian RAT koperasi di Karangasem pada tahun 2018 ada di nomor 5 se-Bali. *k16
Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Karangasem, I Gede Yudiantara, mengatakan masalah di lapangan banyak koperasi dari KRB (Kawasan Rawan Bencana) III dan KRB II. Pasca Gunung Agung erupsi kebanyakan anggotanya mengungsi ke luar Karangasem. Selanjutnya membangun usaha di kabupaten lain sehingga sulit untuk kembali ke kampungnya. “Masalahnya kesulitan pendataan aset dan sulit mengumpulkan kembali anggotanya,” jelas Yudiantara, Selasa (19/2).
Dikatakan, masih ada waktu menggelar RAT, paling lambat Juni 2019. Pada tahun 2018, dari 275 koperasi yang wajib RAT, hanya 173 koperasi menggelar RAT. Selebihnya 102 koperasi belum melaksanakan RAT atau sebesar 37,10 persen. “Capaian RAT tahun 2018 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017, tetap saja terendah di Bali,” ungkap Yudiantara. Diakui, tugas Dinas Koperasi dan UKM bukan saja mendorong agar koperasi menggelar RAT sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada anggota, juga membina koperasi agar tidak sakit dan dibubarkan.
Terpisah, Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, membantah capaian RAT Koperasi di Karangasem terendah di Bali. “Capaian RAT tahun 2018 di Karangasem nomor lima di Bali. Optimis RAT tahun 2019 meningkat, masih ada waktu menggelar RAT,” bantahnya. Indrayana juga mengaku telah berupaya mengoptimalkan pelaksanaan RAT dengan menggelar RAT bersama. “Sebagian besar anggota koperasi yang mengungsi telah pulang kampung sehingga bisa didorong untuk menyusun neraca agar bisa dipertanggungjawabkan di dalam RAT," katanya.
Ngurah Indrayana menegaskan, target capaian RAT meningkat dari 62,90 persen menjadi 70 persen. Ranking untuk di Bali diharapkan terus naik, tembus ranking empat atau ranking tiga. Saat ini capaian RAT koperasi di Karangasem pada tahun 2018 ada di nomor 5 se-Bali. *k16
Komentar