Siswa Dapat Prioritas Cari Sekolah
Nabung Sampah Kategori Platinum Poin
DENPASAR, NusaBali
Penerapan bank sampah di Kota Denpasar semakin gencar dilakukan, terutama dalam lingkup sekolah yang saat ini mewajibkan siswanya untuk menabung sampah. Dengan berjalannya program tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) merancang reward bagi siswa yang memiliki tabungan yang masuk dalam kategori platinum poin.
Siswa dengan platinum poin ini akan diberikan prioritas untuk mencari sekolah dari SD ke SMP melalui jalur khusus yakni jalur prestasi. Jalur prestasi nantinya dirancang akan ditambah dengan prestasi penataan lingkungan berupa pengurangan sampah plastik yang ditabungkan di bank sampah sekolah mereka. "Kami bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar untuk menghitung besaran sampah yang bisa dikategorikan dengan platinum," jelas Kadisdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, Rabu (20/2).
Menurut Gunawan, rancangan tersebut sudah disepakati. Pihaknya menyetujui pemberian reward tersebut sesuai dengan arahan Walikota Denpasar. Jika memang harus dilaksanakan teknis nantinya akan menggunakan aplikasi yang dibuat oleh DLHK. "Kami sebagai penunjang pelaksana. Ini merupakan program dari DLHK yang kami dukung. Nantinya, reward itu akan masuk dalam zonasi jalur prestasi khusus yang akan masuk ke SMP," imbuhnya.
Khusus siswa SMP yang akan masuk ke SMA, pihaknya belum bisa menerapkan sistem itu. Sebab, proses PPDB SMA di pegang oleh provinsi. Kedepannya pihaknya akan berkomunikasi dengan Disdik Provinsi. Jika disetujui dan di dukung, maka penerapan yang sama juga akan dilakukan pada PPDB SMA.
Namun demikian, Disdikpora tidak serta merta akan menerima semua yang memiliki tabungan dalam kategori platinum, karena akan menyesuaikan penerimaan itu dengan kuota jalur prestasi yang ada. Jika kuotanya melebihi kapasitas, maka timnya kembali akan melakukan seleksi seperti standar aturan yang ada.
Untuk itu, pihak Disdikpora akan mengajak DLHK melakukan sosialisasi kepada orangtua siswa di sekolah-sekolah mulai pekan depan. "Teknis pelaksanaan bank sampah yang tahu nantinya dari DLHK, jadi kami mengajak mereka untuk sosialisasi secepatnya agar orangtua siswa bisa paham terkait pelaksanaan dan tujuan dari pemberian reward itu," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas LHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada, mengaku sudah merancang penerapan kategori reward poin tersebut. Bahkan, untuk siswa menabung di bank sampah saat ini sudah terus berjalan dari bulan Januari 2019 lalu kendati aplikasi bank sampah baru akan dilaunching bertepatan dengan HUT ke-231 Kota Denpasar pada 27 Februari 2019 ini.
Wisada mengatakan, untuk kategori dibagi dalam tiga poin yakni, silver poin, gold poin, dan platinum poin. Untuk silver poin itu total poin sebesar 0-24 poin bagi siswa yang baru mulai menabung. Sementara untuk gold poin, siswa yang sudah memiliki tabungan 25-74 poin. Sementara platinum, bagi yang sudah memiliki tabungan 75-keatas. Mereka akan diberikan kartu sesuai dengan perolehan poin masing-masing.
Dalam proses menabung, sampah plastik yang dibawa siswa akan dinominalkan melalui timbangan. Sampah yang sudah mencapai nominal Rp 10 ribu, mereka baru akan dianggap memiliki 1 poin. "Iya programnya memang seperti itu. Karena kita memiliki penilaian poin, 1 poin itu nominalnya Rp 10 ribu. Kalau mereka bisa mencapai 75 poin ke atas khusus SD yang akan masuk ke sekolah SMP akan di prioritaskan," jelasnya.
Khusus SD dan SMP yang belum mencari sekolah baru, mereka akan diberikan reward berupa beasiswa dan fasilitas umum seperti pelayanan rumah sakit dan secara mudah keseluruh keluarga mereka. Sebab, dalam satu tabungan mencakup seluruh keluarga dalam satu KK. "Kami berikan itu untuk yang platinum. Untuk yang gold, kami sudah bekerjasama dengan beberapa pihak pengusaha untuk diberikan diskon berbelanja dengan diskon 10-15 persen," ujarnya.
Untuk silver, kata Wisada, pihaknya masih menggodok apa yang akan diberikan, sebab mereka merupakan penabung pemula. Kata dia, untuk menabung tersebut nantinya akan terkoneksi dengan sistem web dan mobile, aplikasi tersebut baru akan dilaunching saat HUT Kota Denpasar dengan nama Sistem sadar lingkungan (Sidarling). *mi
Penerapan bank sampah di Kota Denpasar semakin gencar dilakukan, terutama dalam lingkup sekolah yang saat ini mewajibkan siswanya untuk menabung sampah. Dengan berjalannya program tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) merancang reward bagi siswa yang memiliki tabungan yang masuk dalam kategori platinum poin.
Siswa dengan platinum poin ini akan diberikan prioritas untuk mencari sekolah dari SD ke SMP melalui jalur khusus yakni jalur prestasi. Jalur prestasi nantinya dirancang akan ditambah dengan prestasi penataan lingkungan berupa pengurangan sampah plastik yang ditabungkan di bank sampah sekolah mereka. "Kami bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar untuk menghitung besaran sampah yang bisa dikategorikan dengan platinum," jelas Kadisdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, Rabu (20/2).
Menurut Gunawan, rancangan tersebut sudah disepakati. Pihaknya menyetujui pemberian reward tersebut sesuai dengan arahan Walikota Denpasar. Jika memang harus dilaksanakan teknis nantinya akan menggunakan aplikasi yang dibuat oleh DLHK. "Kami sebagai penunjang pelaksana. Ini merupakan program dari DLHK yang kami dukung. Nantinya, reward itu akan masuk dalam zonasi jalur prestasi khusus yang akan masuk ke SMP," imbuhnya.
Khusus siswa SMP yang akan masuk ke SMA, pihaknya belum bisa menerapkan sistem itu. Sebab, proses PPDB SMA di pegang oleh provinsi. Kedepannya pihaknya akan berkomunikasi dengan Disdik Provinsi. Jika disetujui dan di dukung, maka penerapan yang sama juga akan dilakukan pada PPDB SMA.
Namun demikian, Disdikpora tidak serta merta akan menerima semua yang memiliki tabungan dalam kategori platinum, karena akan menyesuaikan penerimaan itu dengan kuota jalur prestasi yang ada. Jika kuotanya melebihi kapasitas, maka timnya kembali akan melakukan seleksi seperti standar aturan yang ada.
Untuk itu, pihak Disdikpora akan mengajak DLHK melakukan sosialisasi kepada orangtua siswa di sekolah-sekolah mulai pekan depan. "Teknis pelaksanaan bank sampah yang tahu nantinya dari DLHK, jadi kami mengajak mereka untuk sosialisasi secepatnya agar orangtua siswa bisa paham terkait pelaksanaan dan tujuan dari pemberian reward itu," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas LHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada, mengaku sudah merancang penerapan kategori reward poin tersebut. Bahkan, untuk siswa menabung di bank sampah saat ini sudah terus berjalan dari bulan Januari 2019 lalu kendati aplikasi bank sampah baru akan dilaunching bertepatan dengan HUT ke-231 Kota Denpasar pada 27 Februari 2019 ini.
Wisada mengatakan, untuk kategori dibagi dalam tiga poin yakni, silver poin, gold poin, dan platinum poin. Untuk silver poin itu total poin sebesar 0-24 poin bagi siswa yang baru mulai menabung. Sementara untuk gold poin, siswa yang sudah memiliki tabungan 25-74 poin. Sementara platinum, bagi yang sudah memiliki tabungan 75-keatas. Mereka akan diberikan kartu sesuai dengan perolehan poin masing-masing.
Dalam proses menabung, sampah plastik yang dibawa siswa akan dinominalkan melalui timbangan. Sampah yang sudah mencapai nominal Rp 10 ribu, mereka baru akan dianggap memiliki 1 poin. "Iya programnya memang seperti itu. Karena kita memiliki penilaian poin, 1 poin itu nominalnya Rp 10 ribu. Kalau mereka bisa mencapai 75 poin ke atas khusus SD yang akan masuk ke sekolah SMP akan di prioritaskan," jelasnya.
Khusus SD dan SMP yang belum mencari sekolah baru, mereka akan diberikan reward berupa beasiswa dan fasilitas umum seperti pelayanan rumah sakit dan secara mudah keseluruh keluarga mereka. Sebab, dalam satu tabungan mencakup seluruh keluarga dalam satu KK. "Kami berikan itu untuk yang platinum. Untuk yang gold, kami sudah bekerjasama dengan beberapa pihak pengusaha untuk diberikan diskon berbelanja dengan diskon 10-15 persen," ujarnya.
Untuk silver, kata Wisada, pihaknya masih menggodok apa yang akan diberikan, sebab mereka merupakan penabung pemula. Kata dia, untuk menabung tersebut nantinya akan terkoneksi dengan sistem web dan mobile, aplikasi tersebut baru akan dilaunching saat HUT Kota Denpasar dengan nama Sistem sadar lingkungan (Sidarling). *mi
1
Komentar