Ancam Bunuh Anak, Perampok Perkosa Bidan
Bidan desa dirampok lalu diperkosa saat listrik padam di rumah dinasnya
PALEMBANG, NusaBali
Peristiwa perampokan dan pemerkosaan ini terjadi pada Selasa (19/2) pukul 01.00 WIB. Komplotan perampok itu masuk kamar bidan dengan mencongkel jendela. Kini polisi pun sedang memburu pelaku.
Bidang itu dirampok dan diperkosa tanpa perlawanan setelah diancam bahwa anaknya yang berusia 11 bulan akan dibunuh. Suami korban saat itu tengah berada di luar kota.
Kasubdit Yanmeddokpol Dr Yunita Mars membeberkan insiden yang dialami korban. Saat itu korban sedang tertidur lelap bersama sang buah hati di rumah dinas di Pamulutan.
"Dari keterangan korban sempat ada komunikasi antara korban sama pelaku. Tapi komunikasi itu singkat," kata Yunita ketika ditemui di RS Bhayangkara Polda Sumsel, Rabu (20/2).
"Diam, kamu jangan menjerit, kalau kamu menjerit, anakmu akan saya bunuh," kata Yunita menirukan kalimat ancaman yang disampaikan pelaku kepada korban malam itu.
Tidak hanya melakukan pengancaman, korban diketahui juga sempat dipukul dengan tangan dan dibekap dengan bantal. Selain itu, korban mengaku diikat dengan selimut.
"Korban dipukul, wajahnya ditutup pakai bantal sambil leher diikat. Karena ikatan di leher terlalu kencang, dia pun sempat menahan pakai tangan," kata Yunita.
Lebih lanjut, korban kini masih menjalani perawatan untuk mengobati luka fisik ataupun psikis. Bahkan korban mengaku ketakutan saat melihat orang dan terus menangis.
Tetangga korban, Zainal mengatakan bidan tersebut dalam kondisi lemas dan muka memar. "Saat datang pakaiannya utuh, tidak ada yang robek karena korban ini langsung pingsan, saya panggil kepala desa di sini dan minta tolong sama warga," kata Zainal seperti dilansir detik.
"Kalau dia bilang uang sama HP diambil. Dia bidan desa yang tugas di Pamulutan ini, sering dia menitipkan anaknya kalau kerja makanya semua kaget mendapat kabar seperti ini," katanya.
Kapolsek Pamulutan, AKP Ikhsan ketika dikonfirmasi turut membenarkan kabar tersebut. Korban disebut telah diperiksa dan dilakukan visum sesuai keterangan saksi dan korban.
"Kejadiannya benar, korban sudah kami periksa dan dilakukan visum oleh pihak rumah sakit di Palembang. Kalau terkait jumlah pelaku dan seperti apa kejadian sebenarnya masih kami dalami. Saat kejadian lampu daerah itu sedang padam, korban tidak tahu berapa pelaku dan identitasnya," ujar Ikhsan.
Bidang itu dirampok dan diperkosa tanpa perlawanan setelah diancam bahwa anaknya yang berusia 11 bulan akan dibunuh. Suami korban saat itu tengah berada di luar kota.
Kasubdit Yanmeddokpol Dr Yunita Mars membeberkan insiden yang dialami korban. Saat itu korban sedang tertidur lelap bersama sang buah hati di rumah dinas di Pamulutan.
"Dari keterangan korban sempat ada komunikasi antara korban sama pelaku. Tapi komunikasi itu singkat," kata Yunita ketika ditemui di RS Bhayangkara Polda Sumsel, Rabu (20/2).
"Diam, kamu jangan menjerit, kalau kamu menjerit, anakmu akan saya bunuh," kata Yunita menirukan kalimat ancaman yang disampaikan pelaku kepada korban malam itu.
Tidak hanya melakukan pengancaman, korban diketahui juga sempat dipukul dengan tangan dan dibekap dengan bantal. Selain itu, korban mengaku diikat dengan selimut.
"Korban dipukul, wajahnya ditutup pakai bantal sambil leher diikat. Karena ikatan di leher terlalu kencang, dia pun sempat menahan pakai tangan," kata Yunita.
Lebih lanjut, korban kini masih menjalani perawatan untuk mengobati luka fisik ataupun psikis. Bahkan korban mengaku ketakutan saat melihat orang dan terus menangis.
Tetangga korban, Zainal mengatakan bidan tersebut dalam kondisi lemas dan muka memar. "Saat datang pakaiannya utuh, tidak ada yang robek karena korban ini langsung pingsan, saya panggil kepala desa di sini dan minta tolong sama warga," kata Zainal seperti dilansir detik.
"Kalau dia bilang uang sama HP diambil. Dia bidan desa yang tugas di Pamulutan ini, sering dia menitipkan anaknya kalau kerja makanya semua kaget mendapat kabar seperti ini," katanya.
Kapolsek Pamulutan, AKP Ikhsan ketika dikonfirmasi turut membenarkan kabar tersebut. Korban disebut telah diperiksa dan dilakukan visum sesuai keterangan saksi dan korban.
"Kejadiannya benar, korban sudah kami periksa dan dilakukan visum oleh pihak rumah sakit di Palembang. Kalau terkait jumlah pelaku dan seperti apa kejadian sebenarnya masih kami dalami. Saat kejadian lampu daerah itu sedang padam, korban tidak tahu berapa pelaku dan identitasnya," ujar Ikhsan.
Yang pasti, saat diperkosa korban mengaku ada satu orang yang memegangi. "Menurut korban pelaku ada satu orang yang memegangi dia, tapi apakah ada yang lain lagi korban tidak tahu," imbuh Ikhsan.
Setelah melakukan perampokan disertai pemerkosaan, si pelaku langsung kabur. Sementara korban langsung keluar dari rumah sambil menangis minta bantuan kepada warga sekitar. *
1
Komentar