Penurunan Tiket Pesawat Dinilai Basa-basi
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Longki Djanggola menilai bahwa penurunan harga tiket pesawat yang dilakukan perusahaan penerbangan dewasa ini terkesan masih sebatas basa basi saja.
PADANG, NusaBali
"Beberapa waktu lalu Bapak Presiden meminta agar harga tiket kembali diturunkan, namun sepertinya pihak airlines hanya menurunkan secara basa-basi saja, hanya pada rute-rute tertentu dan terbatas," terang Longki Djanggola yang juga Gubernur Sulteng itu pada Rakernas APPSI di Padang, Kamis (21/2).
Menurut Longki yang dikukuhkan menjadi Ketua APPSI di Padang, Rabu (20/2) malam itu, kenaikan harga tiket penerbangan saat ini menjadi perhatian gubernur seluruh Indonesia. Naiknya tiket yang kian mendekati ambang batas atas, kata Longki, sangat memberatkan dan merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah.
Karena itu, masalah tingginya harga tiket penerbangan ini akan menjadi menjadi salah satu rekomendasi Rakernas APPSI kepada pemerintah pusat, ujarnya.
Dalam Raker APPSI yang dihadiri Wapres HM Jusuf kalla itu, Longki mengharapkan pemerintah pusat terus mendorong pelaku industri penerbangan untuk mempertimbangkan kembali penurunan harga tiket, termasuk kewajiban membayar biaya bagasi pada maskapai tertentu.
"Dalam kesempatan ini kami berharap Pemerintah Pusat dapat mendorong maskapai penerbangan untuk mempertimbangkan kembali kenaikan harga tiket dan kewajiban membayar biaya bagasi, mengingat dampaknya yang merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah," ujar Longki lagi.
Menanggapi Ketua APPSI tersebut, Wapres Jusuf kalla mengatakan bahwa industri penerbangan menaikan harga tiket disebabkan dua hal yakni tingginya harga bahan bakar pesawat dan lemahnya rupiah terhadap dolar. Tingginya biaya di industri penerbangan dewasa membuat banyak perusahaan yang harus tutup.
"Jangan sampai perusahaan mengalami kerugian yang membuat penerbangan kita semakin sedikit yang akhirnya harga tiket semakin membengkak. Untuk itu kita akan lakukan keseimbangan-keseimbangan," kata Wapres.
Wapres menyebutkan, penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) terbukti lebih banyak membuat maskapai bangkrut dari pada tumbuh, sebut saja Mandala, Batavia Air, Adam Air, dan banyak maskapai sejenis. Beberapa maskapai lain sekarang juga telah bergabung dan berada dalam dua grup saja, Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
Menurut Wapres, jika dipaksa terus untuk menerapkan tiket murah, kemungkinan dua maskapai yang masih ada bisa bangkrut juga hingga pesawat untuk melayani penerbangan di Indonesia tidak ada lagi. Hal itu akan memicu lebih tingginya harga tiket dari pada yang berlaku saat ini. *ant
"Beberapa waktu lalu Bapak Presiden meminta agar harga tiket kembali diturunkan, namun sepertinya pihak airlines hanya menurunkan secara basa-basi saja, hanya pada rute-rute tertentu dan terbatas," terang Longki Djanggola yang juga Gubernur Sulteng itu pada Rakernas APPSI di Padang, Kamis (21/2).
Menurut Longki yang dikukuhkan menjadi Ketua APPSI di Padang, Rabu (20/2) malam itu, kenaikan harga tiket penerbangan saat ini menjadi perhatian gubernur seluruh Indonesia. Naiknya tiket yang kian mendekati ambang batas atas, kata Longki, sangat memberatkan dan merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah.
Karena itu, masalah tingginya harga tiket penerbangan ini akan menjadi menjadi salah satu rekomendasi Rakernas APPSI kepada pemerintah pusat, ujarnya.
Dalam Raker APPSI yang dihadiri Wapres HM Jusuf kalla itu, Longki mengharapkan pemerintah pusat terus mendorong pelaku industri penerbangan untuk mempertimbangkan kembali penurunan harga tiket, termasuk kewajiban membayar biaya bagasi pada maskapai tertentu.
"Dalam kesempatan ini kami berharap Pemerintah Pusat dapat mendorong maskapai penerbangan untuk mempertimbangkan kembali kenaikan harga tiket dan kewajiban membayar biaya bagasi, mengingat dampaknya yang merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah," ujar Longki lagi.
Menanggapi Ketua APPSI tersebut, Wapres Jusuf kalla mengatakan bahwa industri penerbangan menaikan harga tiket disebabkan dua hal yakni tingginya harga bahan bakar pesawat dan lemahnya rupiah terhadap dolar. Tingginya biaya di industri penerbangan dewasa membuat banyak perusahaan yang harus tutup.
"Jangan sampai perusahaan mengalami kerugian yang membuat penerbangan kita semakin sedikit yang akhirnya harga tiket semakin membengkak. Untuk itu kita akan lakukan keseimbangan-keseimbangan," kata Wapres.
Wapres menyebutkan, penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) terbukti lebih banyak membuat maskapai bangkrut dari pada tumbuh, sebut saja Mandala, Batavia Air, Adam Air, dan banyak maskapai sejenis. Beberapa maskapai lain sekarang juga telah bergabung dan berada dalam dua grup saja, Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
Menurut Wapres, jika dipaksa terus untuk menerapkan tiket murah, kemungkinan dua maskapai yang masih ada bisa bangkrut juga hingga pesawat untuk melayani penerbangan di Indonesia tidak ada lagi. Hal itu akan memicu lebih tingginya harga tiket dari pada yang berlaku saat ini. *ant
1
Komentar