nusabali

Ciptakan Lagu di Saat Divonis Leukimia

  • www.nusabali.com-ciptakan-lagu-di-saat-divonis-leukimia

Vonis dokter menyebut umurnya tidak panjang, tapi semangat dan ‘keajaiban’ saat membaca mantra sembari memandangi gambar Dewa Siwa dan Sri Kresna membuatnya sembuh.

Novi Surya Endah Tri Budiati, Spesialis Pencipta Lagu Rohani Hindu

SOSOK pencipta sekaligus pelantun lagu rohani Hindu, Novi Surya Endah Tri Budiati bisa jadi tak banyak yang mengenal. Tapi jika lagu 'Om Shanti' yang dinyanyikan dengan suara lirih menyentuh kalbu, dengan iringan gitar dan suling oleh grup Palawara Music Company mungkin se-Indonesia sudah hafal.

Minimal pernah mendengar lewat Youtube. Liriknya cukup sederhana, seperti ini : 'Om Shanti, Shanti, Shanti, Om. Brahma Wisnu Maheswara, Kau-lah kekuatan dunia. Berkahilah, cinta kasih-Mu, agar bahagia hidupku. Biarkanlah Kau di hatiku, agar bahagia hidupku. Semua yang kuucap, kudengar dan kubuat dari dosa. Bimbinglah kami dari kegelapan, kebodohan dan karma. Tak habis ku berdoa tak henti memuja nama-Mu. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om'.

Novi Surya sendiri mengakui bahwa tak banyak yang mengenal wajahnya. "Pernah ada orang nyanyi lagu itu di samping saya, dia begitu asik bernyanyi tapi sama sekali tidak tahu ada penyanyi asli di sampingnya. Bahkan tidak sesekali, sering kali seperti itu," ungkapnya saat ditemui di Denpasar, beberapa waktu lalu dalam acara pelatihan juri Utsawa Dharmagita se-Indonesia.

Dara manis kelahiran Palembang, 6 November 1989 ini memang menyukai segala bentuk kesenian. Mulai dari seni tari, seni rupa dan seni vokal. Namun yang membuatnya fokus untuk bernyanyi karena keterpaksaan. Terpaksa untuk tetap bisa berkesenian saat dirinya terbaring lemah karena didiagnosa mengalami leukimia. "Saya mulai sakit tahun 2006, pas waktu itu awal mula datang ke Bali untuk melanjutkan kuliah," jelasnya yang punya saudara menetap di Tegal Tugu Gianyar ini.

Niatnya untuk memperdalam ilmu seni fotografi di Fakuktas Seni Rupa ISI Denpasar pun harus pupus di awal semester. Sebab bekal untuk menempuh pendidikan sarjana harus habis untuk dipakai berobat. "Diagnosanya parah, leukimia kata dokter. Bahkan diprediksi umurku tak panjang. Jalan susah, apa-apa susah. Duit juga sudah entek, habis sudah. Sampai-sampai tidak bisa lanjut kuliah di fotografi," ujar perempuan  yang suka memelihara kucing dan anjing ini.

Namun tekadnya untuk kuliah tak tergoyahkan hingga akhirnya memilih Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar tepatnya jurusan Penerangan Agama Hindu untuk menimba ilmu. "Itu pun kuliah nyari beasiswa. Dari awal sampai akhir syukurnya terus dapat beasiswa sehingga biaya hidup lebih ringan," jelasnya.

Dalam perjalanan kuliahnya, Novi Surya belumlah sembuh dari sakit. Bahkan lebih sering ia absen ke kampus gara-gara tak bisa beranjak dari tempat tidur. Belum lagi tugas kampus yang dominan mata kuliah terkait Agama Hindu, maka jadilah ia berpikir cara untuk mempermudahnya menghafal bait mantra maupun bahasa sansekerta.

"Iseng aku nulis kata-kata pujian pada Tuhan. Bahasa Sansekerta plus artinya, kemudian aku coba nyanyikan supaya mudah diingat. Dan trik itu berhasil," ungkap anak pertama dari pasangan Sukirno dan Rubiati ini. Dengan menulis lirik lagu dan menyanyikannya penuh penghayatan, Novi Surya merasakan keajaiban. Perlahan sakitnya mulai dirasakan menghilang hingga kini. "Sekarang sudah gak pernah kumat lagi. Mungkin karena saking seringnya aku nyanyi sambil memandangi gambar Dewa Siwa dan Sri Kresna, aku anggap doa itu sebagai penyembuh," terangnya yang kini menetap di Bandar Lampung ikut sang suami, I Wayan Febrianta.

Semasa sakitnya, ada 6 lirik lagu yang berhasil ia tulis yang kini menjadi satu album. Enam lagu tersebut antara lain : Om Shanti, Doaku, Pranayama, Ku Sebut Nama-Mu, Sabdanya, dan Narayana.

Lagunya mulai dikenal, diawali dengan mengikuti lomba cipta lagu rohani yang digelar UKM Paduan Suara. Juara I dari ajang ini, selanjutnya mewakili IHDN dalam Temu Karya Ilmiah (TKI). Novi Surya pun melalui tahapan tersebut. Namun sayang, pada ajang TKI dirinya dibuat kecewa. Lagu Cadhu Sakti yang dibawakannya sangat disukai khalayak umum dan diperdengarkan selama ajang tersebut berlangsung, tapi tidak mendapatkan juara. "Juaranya sudah di-booking. Aku tahu itu, tapi aku tidak masalah, karena meski tidak juara, banyak yang suka laguku," terangnya.

Lagi-lagi ia tak patah semangat. Tahun 2011 dirinya mulai rekaman di studio Palawara dan me-launching albumnya. Namun karena tak ada produser, hanya 200 keping kaset CD yang dicetak. "Itu pakai uang sendiri. Dari hasil ngamen," jelasnya.

Kasetnya cepat habis dan permintaan masih datang silih berganti. Hanya saja, kembali pada masalah modal, pihaknya pasrah. Apalagi zaman semakin modern, orang dengan mudah bisa men-download lagu lewat internet. "Yang di Youtube itu aku gak tahu siapa yang upload. Aku gak dapat apa-apa dari itu, hanya saja hikmahnya ya anggap saja promosi gratis. Karena aku percaya kalau sudah rezeki tidak bakal kemana, siapa tahu dengan lihat di Youtube aku dapat banyak undangan nyanyi," ujarnya yang kini dipercaya sebagai tim independen juri utsawa dharmagita Dirjen Bimas Hindu.7novi antari

Komentar