Disbupora Cek Bentuk Ogoh-ogoh
Tim dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung turun untuk mengecek bahan maupun bentuk ogoh-ogoh yang akan dilombakan pada Minggu (3/3).
SEMARAPURA, NusaBali
Pengecekan atau pra penilaian dilakukan di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dan Dawan, Senin (18/2). Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida, tim akan segera turun.
Lomba ogoh-ogoh tahun ini di Klungkung akan diikuti tujuh peserta, yakni Sekaa Saraswati dari Banjar Takmung, Kecamatan Banjarangkan. Sekaa Kencana Giri dari Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan. Karang Taruna Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung. Sekaa dari Desa Akah, Kecamatan Klungkung. ST Satya Dharma dari Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan. Sekaa dari Desa Besan, Kecamatan Dawan dan Sekaa dari Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida.
Kabid Kesenian Disbudpora Klungkung I Komang Sukarya mengatakan, sejauh ini persiapan sudah sampai pada tahap pra penilaian ke lapangan sesuai dengan bahan dan bentuk yang telah disepakati. Ketinggian ogoh-ogoh maksimal 6 meter setelah diusung, lebar ogoh-ogoh 4 - 5 meter dan disesuaikan dengan lintasan. “Tidak diperkenankan menampilkan unsur seksual, politis, stripsis atau ogoh-ogoh dalam bentuk penghinaan terhadap unsur atau organisasi, maupun mengandung unsur SARA dan mengundang polemik secara umum,” ujarnya, kepada NusaBali, saat dihubungi Kamis (22/2).
Selain itu peserta juga tidak diperkenankan menggunakan petasan atau segala sesuatu yang menghasilkan ledakan. Finishing ogoh-ogoh dibuat dengan tidak meninggalkan unsur etika dan estetika budaya yang ada di Bali. Bahan ogoh-ogoh dari ulatan tradisional. Untuk keamanan kepada semua peserta nantinya untuk mengajak pecalang. “Setelah kami turun mengecek pembuatan ogoh-ogoh di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Dawan, beberapa waktu lalu, semua peserta sudah melakukan sesuai kesepakatan. Kami akan segera mengecek ke Nusa Penida,” katanya.
Kadisbudpora Klungkung I Nyoman Mudarta mengatakan, untuk dana pembinaan lebih besar ketimbang tahun lalu. Peserta lomba di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan mendapat dana pembinaan masing-masing Rp 10 juta. Naik Rp 1 juta dibandingkan tahun lalu. Sedangkan peserta lomba dari Kecamatan Nusa Penida mendapat uang pembinaan Rp 15 juta, lebih besar Rp 3 juta dibandingkan lomba sebelumnya. “Peserta dari Nusa Penida untuk biaya menyeberang tinggi. Jadi mendapat dana lebih besar,” ujarnya belum lama ini. *wan
Lomba ogoh-ogoh tahun ini di Klungkung akan diikuti tujuh peserta, yakni Sekaa Saraswati dari Banjar Takmung, Kecamatan Banjarangkan. Sekaa Kencana Giri dari Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan. Karang Taruna Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung. Sekaa dari Desa Akah, Kecamatan Klungkung. ST Satya Dharma dari Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan. Sekaa dari Desa Besan, Kecamatan Dawan dan Sekaa dari Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida.
Kabid Kesenian Disbudpora Klungkung I Komang Sukarya mengatakan, sejauh ini persiapan sudah sampai pada tahap pra penilaian ke lapangan sesuai dengan bahan dan bentuk yang telah disepakati. Ketinggian ogoh-ogoh maksimal 6 meter setelah diusung, lebar ogoh-ogoh 4 - 5 meter dan disesuaikan dengan lintasan. “Tidak diperkenankan menampilkan unsur seksual, politis, stripsis atau ogoh-ogoh dalam bentuk penghinaan terhadap unsur atau organisasi, maupun mengandung unsur SARA dan mengundang polemik secara umum,” ujarnya, kepada NusaBali, saat dihubungi Kamis (22/2).
Selain itu peserta juga tidak diperkenankan menggunakan petasan atau segala sesuatu yang menghasilkan ledakan. Finishing ogoh-ogoh dibuat dengan tidak meninggalkan unsur etika dan estetika budaya yang ada di Bali. Bahan ogoh-ogoh dari ulatan tradisional. Untuk keamanan kepada semua peserta nantinya untuk mengajak pecalang. “Setelah kami turun mengecek pembuatan ogoh-ogoh di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Dawan, beberapa waktu lalu, semua peserta sudah melakukan sesuai kesepakatan. Kami akan segera mengecek ke Nusa Penida,” katanya.
Kadisbudpora Klungkung I Nyoman Mudarta mengatakan, untuk dana pembinaan lebih besar ketimbang tahun lalu. Peserta lomba di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan mendapat dana pembinaan masing-masing Rp 10 juta. Naik Rp 1 juta dibandingkan tahun lalu. Sedangkan peserta lomba dari Kecamatan Nusa Penida mendapat uang pembinaan Rp 15 juta, lebih besar Rp 3 juta dibandingkan lomba sebelumnya. “Peserta dari Nusa Penida untuk biaya menyeberang tinggi. Jadi mendapat dana lebih besar,” ujarnya belum lama ini. *wan
1
Komentar