Siswa SMK Hilang Pasca Terjatuh dari Tebing 275 Meter di Nusa Penida
Seorang siswa Kelas XI SMKN 1 Nusa Penida, Klungkung, I Made Candra Udiana, 18, jatuh dari tebing curam setinggi 275 meter dengan kemiringan 90 derajat saat kemah bersama teman-temannya di kawasan Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu (23/2) malam.
SEMARAPURA, NusaBali
Hingga Minggu (24/2), korban Made Candra Udiana belum ditemukan. Dugaan sementara, korban Made Candra Udiana, tidak terjatuh ke laut, melainkan nyangkut di semak-semak bawah tebing. Upaya pencarian siswa SMK asal siswa asal Banjar Angkal, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Minggu kemarin dilakukan tim gabungan Basarnas, kepolisian, TNI, BPDB Klungkung, dan warga sekitar.
Selain itu, proses pencarian juga dilakukan keluarga korban secara niskala, dengan diiringi tabuh baleganjur. Namun, hingga Minggu petang korban belum ditemukan. Walhasil, belum jelas bagaimana nasib korban, apakah masih hidup atau sudah meninggal. Upaya pencarian akan dilanjutkan tim gabungan, Senin (25/2) pagi ini.
Informasi di lapangan, sebelum muasibah jatuh ke jurang malam itu, korban Made Candra Udiana menggelar acara kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing.
Mengetahui kejadian tersebut, teman-teman korban langsung berusaha mencari pertolongan warga sekitar. Mereka juga melaporkan musibah ini ke Mapolsek Nusa Penida. Maka, upaya pencarian dilakukan sejak Minggu pagi pukul 06.00 Wita, namun tidak membuahkan hasil. “Hingga saat ini korban masih belum ditemukan,” ungkap Kasubag Humas Polres Klungkung, AKP I Putu Gede Ardana, saat dikonfirmasi NusaBali di Semarapura, Minggu petang.
Selain pencarian oleh tim gabungan dan warga sekitar, keluarga korban juga ikut dalam pencarian ini dengan menyusuri jalur setapak di pinggir tebing hingga mencapai pantai. Keluarga korban juga melalukan pencarian niskala dengan prosesi ritual keagamaan yang diiringi tabuh baleganjur.
Sementara, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, IB Surya Wirawan, yang memimpin langsung proses pencarian dari operasi SAR kemarin, mengatakan metode pencarian dilakukan dengan dua cara. Pertama, menggunakan Larkin Rescue Frame agar dapat memantau korban jika tersangkut pada pepohonan di sekitar tebing. Kedua, menurunkan personel melewati jalur manual dengan menyusuri tebing.
“Kita juga siagakan satu unit Rigid Inflatable Boat di perairan Desa Batumadeg, untuk memantau pergerakan rescuer dari atas tebing,” ujar Surya Wirawan. Namun, kata Surya Wirawan, setelah dilakukan pencarian sehari penuh, 6 Tim SAR hanya menemukan pakaian korban yang tersangkut di pohon. Informasinya, saat jatuh dari atas tebing malam itu, korban Candra Udiana hanya mengalungkan pakainnya di leher.
Sementara itu, Wakil Kepala Seolah (Wakasek) Kesiswaan SMKN 1 Nusa Penida, Wayan Kayon, mengatakan dari sekolahnya tidak ada menggelar acara kemah yang ditingkai musibah malam itu. Menurut Mayan Kayon, kegiatan kemah di atas tebing Saren Cliff tersebut dilakukan oleh korban Made Candra Udiana bersama teman-temannya.
“Karena bukan kegiatan sekolah, kami tidak tahu secara detail kejadiannya. Yang bersangkutan (korban) memang benar merupakan siswa kami di SMKN 1 Nusa Penida,” ujar Wayan Kayon saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.
Wayan Kayun menyebutkan, dari penuturan warga sekitar, di tebing Saren Cliff memang sempat ada orang jatuh dan meninggal dunia, Sabtu malam. Kemudian, setelah dilakukan upaya pencarian oleh petugas gabungan dan upaya niskala dari keluarganya, korban belum juga ditemukan. “Kalau melihat medannya, sangat kecil kemungkinan siswa kami itu jatuh ke laut. Sebab, di bawah tebing ini ada semak-semak yang rimbun,” jelas Wayan Kayon. *wan
Selain itu, proses pencarian juga dilakukan keluarga korban secara niskala, dengan diiringi tabuh baleganjur. Namun, hingga Minggu petang korban belum ditemukan. Walhasil, belum jelas bagaimana nasib korban, apakah masih hidup atau sudah meninggal. Upaya pencarian akan dilanjutkan tim gabungan, Senin (25/2) pagi ini.
Informasi di lapangan, sebelum muasibah jatuh ke jurang malam itu, korban Made Candra Udiana menggelar acara kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing.
Mengetahui kejadian tersebut, teman-teman korban langsung berusaha mencari pertolongan warga sekitar. Mereka juga melaporkan musibah ini ke Mapolsek Nusa Penida. Maka, upaya pencarian dilakukan sejak Minggu pagi pukul 06.00 Wita, namun tidak membuahkan hasil. “Hingga saat ini korban masih belum ditemukan,” ungkap Kasubag Humas Polres Klungkung, AKP I Putu Gede Ardana, saat dikonfirmasi NusaBali di Semarapura, Minggu petang.
Selain pencarian oleh tim gabungan dan warga sekitar, keluarga korban juga ikut dalam pencarian ini dengan menyusuri jalur setapak di pinggir tebing hingga mencapai pantai. Keluarga korban juga melalukan pencarian niskala dengan prosesi ritual keagamaan yang diiringi tabuh baleganjur.
Sementara, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, IB Surya Wirawan, yang memimpin langsung proses pencarian dari operasi SAR kemarin, mengatakan metode pencarian dilakukan dengan dua cara. Pertama, menggunakan Larkin Rescue Frame agar dapat memantau korban jika tersangkut pada pepohonan di sekitar tebing. Kedua, menurunkan personel melewati jalur manual dengan menyusuri tebing.
“Kita juga siagakan satu unit Rigid Inflatable Boat di perairan Desa Batumadeg, untuk memantau pergerakan rescuer dari atas tebing,” ujar Surya Wirawan. Namun, kata Surya Wirawan, setelah dilakukan pencarian sehari penuh, 6 Tim SAR hanya menemukan pakaian korban yang tersangkut di pohon. Informasinya, saat jatuh dari atas tebing malam itu, korban Candra Udiana hanya mengalungkan pakainnya di leher.
Sementara itu, Wakil Kepala Seolah (Wakasek) Kesiswaan SMKN 1 Nusa Penida, Wayan Kayon, mengatakan dari sekolahnya tidak ada menggelar acara kemah yang ditingkai musibah malam itu. Menurut Mayan Kayon, kegiatan kemah di atas tebing Saren Cliff tersebut dilakukan oleh korban Made Candra Udiana bersama teman-temannya.
“Karena bukan kegiatan sekolah, kami tidak tahu secara detail kejadiannya. Yang bersangkutan (korban) memang benar merupakan siswa kami di SMKN 1 Nusa Penida,” ujar Wayan Kayon saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.
Wayan Kayun menyebutkan, dari penuturan warga sekitar, di tebing Saren Cliff memang sempat ada orang jatuh dan meninggal dunia, Sabtu malam. Kemudian, setelah dilakukan upaya pencarian oleh petugas gabungan dan upaya niskala dari keluarganya, korban belum juga ditemukan. “Kalau melihat medannya, sangat kecil kemungkinan siswa kami itu jatuh ke laut. Sebab, di bawah tebing ini ada semak-semak yang rimbun,” jelas Wayan Kayon. *wan
Komentar