Perpadi Dituding Persulit Petani
Kinerja Pengusaha Beras dan Penggilangan Padi (Perpadi) Tabanan dituding memberatkan petani.
TABANAN, NusaBali
Selain ada oknum Perpadi yang dicurigai beli harga beras sehat di bawah harga kesepakatan Pemkab Tabanan Rp 6.000 per kilogram, juga ada tudingan mempersulit petani. Alasannya, untuk jual gabah dari program beras sehat petani harus rela tunggu bayaran sebulan kemudian atau dibon selama satu bulan.
Pekaseh Subak Bulungdaya, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan mengatakan, persyaratan dari Perpadi baginya menyulitkan petani. Pertama, petani harus siapkan kampil, angkut gabah ke pinggir jalan, dan menaikkan langsung ke truk. Artinya, Perpadi hanya terima bersih. Menurut Tarja, hal itu sulit dilakukan mengingat jarak sawah dengan pinggir jalan cukup jauh. “Paling berat bagi kami adalah gabah kita dibon selama satu bulan,” ungkap Tarja, Minggu (15/5).
Menurut Tarja, kebutuhan petani sangat kompleks. Sistem bon satu bulan saat memberatkan mengingat biaya untuk mengolah sawah cukup tinggi. “Bagi petani, persyaratan Perpadi terlalu memberatkan,” imbuh Tarja. Dikatakan, saat ini petani di Subak Bulungdaya menanam padi secara organik dengan pendampingan Pemkab Tabanan yang disebut beras sehat. Sesuai kesepakatan, apa pun hasil panen dari sistim tanam organik itu, Perpadi harus beli gabah petani seharga Rp 6.000 per kilogram.
Sementara Pekaseh Gading Gading Atas, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Tmur, Wayan Windia mengatakan tanam padi untuk program beras sehat di lahan seluas 18 hektare. Windia pun mengakui, Perpadi beli gabah sudah di pinggir jalan. Mengenai harga, sesuai kesepakatan yakni Rp 6.000 per kilogram. “Perpadi mengambil gabah di pinggir jalan. Memang ada yang dibon tapi tak lama,” ungkap Windia.
Ketua DPC Perpadi Tabanan, Anak Agung Made Sukawetan membenarkan jika beli gabah di petani sudah di atas truk. Alasannya, tak mungkin sewa ojek untuk ambil gabah ke tengah sawah. Soal ngebon satu bulan, mantan Perbekel Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan itu membantahnya. “Kita tak sampai ngebon satu bulan. Kami biasa ngebon sebentar, kalau ada yang tak bisa dibon kami, saya bayar kontan,” tandas Agung Sukawetan.
Dikatakan, sesungguhnya Perpadi tak ada urusan dengan program beras sehat. Program itu diluncurkan oleh Bappeda dan Badan Penyuluh (Bapeluh) untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk urusan beras sehat, Perpadi sifatnya membantu Pemkab Tabanan membeli gabah dari petani, seterusnya dijual kepada PNS di lingkungan Pemkab Tabanan. “Kami selalu beli beras sehat dari petani seharga Rp 6.000. Kemarin kami dituduh beli beras sehat Rp 4.000 per kilogram, silakan cek kebenarannya ke lapangan,” saran Agung Sukawetan.
Agung Sukawetan menjelaskan, tugas utama Perpadi adalah mengamankan harga gabah konvensional agar tetap dibeli sesuai harga pemerintah. “Sistim kita beli gabah yakni sudah ada di atas truk,” tandas Agung Sukawetan. Dikatakan, saat ini petani di Tabanan tengah panen raya. Perpadi beli gabah petani di pinggir jalan seharga Rp 4.400 per kilogram dari HPP Rp 3.700 per kilogram. “Perpadi beli gabah petani di atas HPP,” tandas Agung Sukawetan. 7 k21
Komentar