Nasib Siswa SMK Korban Terjatuh dari Tebing Masih Misterius
Tim gabungan dari Basarnas, Polri, TNI, BPBD, bersama masyarakat terus lakukan pencarian I Made Candra Undiana, 18, siswa Kelas XI SMKN 1 Nusa Penida, Klungkung yang hilang pasca terjatuh dari tebing setinggi 275 meter, Sabtu (23/2) malam.
SEMARAPURA, NusaBali
Namun, hingga Senin (25/2) korban Made Candra Udiana belum ditemukan. Meski demikian, ada temuan bercak darah sekitar 200 meter di bawah tebing Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida di mana korban jatuh.
Bercak darah tersebut ditemukan masyarakat yang ikut melakukan pencarian lewat jalur alternatif di areal tebing Saren Cliff, Senin kemarin. Bercak darah mengering yang diduga milik korban Made Candra Udiana itu ditemukan sekitar 200 meter di bawah tebing. Korban pun diduga berada di semak-semak sekitar 45 meter di bawah lokasi temuan bercak darah.
Hanya saja, karena hari menjelang petang dan medan sangat curam, maka proses pencarian korban kemarin dihentikan dan akan dilanjutkan lagi, Selasa (26/2) pagi ini mulai pukul 07.00 Wita. Pencarian hari ini akan dilakukan dengan menyisir lokasi ditemukannya bercak darah tersebut.
Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin. Menurut Puru Widiada, untuk menjangkau tebing di mana korban Candra Udiana diperkirakan berada, sangat berisiko karena ada bebatuan karang yang menjorok ke dalam. Jika turun menggunakan tali, berisiko benturan dengan bebatuan yang runcing. "Rencananya, kita mendaki dari bawah (laut). Tentu kita harus menggunakan jukung, sebelum mendaki tebing," jelas Widiada.
Sementara, keluarga dan teman sekelas korban kemarin tetap siaga di atas tebing Saren Cliff untuk berjaga-jaga. Selain itu, para siswa SMKN 1 Nusa Penida bersama guru mereka juga menggelar doa usai Puja Trisandya di sekolah, Senin pagi pukul 07.15 Wita. Ketika doa bersama untuk korban Candra Udiana itu, banyak siswa yang menangis.
Sepulang sekolah, 6 guru dan 31 siswa SMKN 1 Nusa Penida yang merupakan teman-teman sekelas korban langsung berangkat ke lokasi tebing Saren Cliff di mana Candra Udiana jatuh. Mereka kemah di atas tebing sembari menghaturkan banten pejati, sebagai upaya niskala. “Kami berharap anak itu (Candra Udiana) segera ditemukan,” ujar Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Nusa Penida, Nyoman Dunia, kepada NusaBali.
Menurut Nyoman Dunia, korban Candra Udiana merupakan Ketua Kelas XI Akomodasi Perhotelan (AP) 1 SMKN 1 Nusa Penida. “Selama ini, anak itu dikenal sebagai sosok yang baik, kocak, dan disegani teman-temannya," papar Nyoman Dunia.
Korban Made Candra Udiana sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Made Dana, 45, dan Men Diah, 40. Dalam keluarga ini, korban merupakan anak lelaki satu-satunya. Ayah korban, Made Dana, bekerja di sektor jasa pariwisata yakni aktivitas diving. “Kedua orangtuanya masih shock,” ungkap peman korban, Nyoman Mega.
Korban Made Candra Udiana sebelumnya jatuh dari tebing curam setinggi 275 meter dengan kemiringan 90 derajat saat kemah bersama teman-temannya di kawasan Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu malam.
Informasinya, sebelum muasibah jatuh ke jurang malam itu, korban Candra Udiana menggelar acara kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing. *wan
Bercak darah tersebut ditemukan masyarakat yang ikut melakukan pencarian lewat jalur alternatif di areal tebing Saren Cliff, Senin kemarin. Bercak darah mengering yang diduga milik korban Made Candra Udiana itu ditemukan sekitar 200 meter di bawah tebing. Korban pun diduga berada di semak-semak sekitar 45 meter di bawah lokasi temuan bercak darah.
Hanya saja, karena hari menjelang petang dan medan sangat curam, maka proses pencarian korban kemarin dihentikan dan akan dilanjutkan lagi, Selasa (26/2) pagi ini mulai pukul 07.00 Wita. Pencarian hari ini akan dilakukan dengan menyisir lokasi ditemukannya bercak darah tersebut.
Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin. Menurut Puru Widiada, untuk menjangkau tebing di mana korban Candra Udiana diperkirakan berada, sangat berisiko karena ada bebatuan karang yang menjorok ke dalam. Jika turun menggunakan tali, berisiko benturan dengan bebatuan yang runcing. "Rencananya, kita mendaki dari bawah (laut). Tentu kita harus menggunakan jukung, sebelum mendaki tebing," jelas Widiada.
Sementara, keluarga dan teman sekelas korban kemarin tetap siaga di atas tebing Saren Cliff untuk berjaga-jaga. Selain itu, para siswa SMKN 1 Nusa Penida bersama guru mereka juga menggelar doa usai Puja Trisandya di sekolah, Senin pagi pukul 07.15 Wita. Ketika doa bersama untuk korban Candra Udiana itu, banyak siswa yang menangis.
Sepulang sekolah, 6 guru dan 31 siswa SMKN 1 Nusa Penida yang merupakan teman-teman sekelas korban langsung berangkat ke lokasi tebing Saren Cliff di mana Candra Udiana jatuh. Mereka kemah di atas tebing sembari menghaturkan banten pejati, sebagai upaya niskala. “Kami berharap anak itu (Candra Udiana) segera ditemukan,” ujar Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Nusa Penida, Nyoman Dunia, kepada NusaBali.
Menurut Nyoman Dunia, korban Candra Udiana merupakan Ketua Kelas XI Akomodasi Perhotelan (AP) 1 SMKN 1 Nusa Penida. “Selama ini, anak itu dikenal sebagai sosok yang baik, kocak, dan disegani teman-temannya," papar Nyoman Dunia.
Korban Made Candra Udiana sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Made Dana, 45, dan Men Diah, 40. Dalam keluarga ini, korban merupakan anak lelaki satu-satunya. Ayah korban, Made Dana, bekerja di sektor jasa pariwisata yakni aktivitas diving. “Kedua orangtuanya masih shock,” ungkap peman korban, Nyoman Mega.
Korban Made Candra Udiana sebelumnya jatuh dari tebing curam setinggi 275 meter dengan kemiringan 90 derajat saat kemah bersama teman-temannya di kawasan Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu malam.
Informasinya, sebelum muasibah jatuh ke jurang malam itu, korban Candra Udiana menggelar acara kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing. *wan
1
Komentar