DPP Perintahkan Musda Tanpa Voting
PEW disebut-sebut memaksa Sudiartana dan Supadma Rudana tidak maju alias mundur dari pencalonan dan memberikan kesempatan kepada Mudarta.
Panas Sebelum Terpilihnya Mudarta
DENPASAR, NusaBali
Musyawarah Daerah (Musda) III Partai Demokrat Bali benar-benar memanas sebelum dimulainya pemilihan ketua DPD. Posisi calon incumbent, I Made Mudarta yang terdesak karena 7 DPC Demokrat kabupaten/kota mendukung anggota Fraksi Demokrat DPR RI, I Putu Sudiartana, membuat DPP turun tangan.
Situasi memanas ini memaksa Ketua Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Demokrat, Pramono Edy Wibowo (PEW) turun gunung. Saat membuka Musda Demokrat di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (15/5), PEW menyarankan Musda tanpa voting-votingan. Bahkan PEW mempertemukan Putu Sudiartana, Mudarta dan Putu Supadma Rudana.
Bocoran yang diperoleh NusaBali, PEW disebut-sebut memaksa Sudiartana dan Supadma Rudana tidak maju alias mundur dari pencalonan dan memberikan kesempatan kepada Mudarta. “PEW panggil Sudiartana dan Supadma. Intinya meminta keduanya mengalihkan dukungan DPC-DPC ke Mudarta,” ujar sumber NusaBali di arena Musda Demokrat, kemarin.
Selain memanggil Sudiartana dan Supadma Rudana supaya ‘mengalah’ demi keutuhan Demokrat, dalam pidatonya di hadapan kader Demokrat saat acara pembukaan Musda, ipar Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga bersuara lantang. “Jangan anda dipecah-pecah oleh orang yang sudah dipecat dari Demokrat. Kalau mau ikut dia keluar saja dari Demokrat,” gertak PEW di hadapan 500 kader Demokrat di Ball Room Hotel Inna Grand Bali Beach.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini juga mengingatkan pemilihan Ketua DPD Demokrat Bali harus musyawarah. PEW meminta para Ketua DPC, para Ketua DPD mengikuti induk Demokrat. Apa pun kebijakan kepengurusan di atasnya harus diikuti. “Kita datang untuk musyawarah daerah. Bukan voting-votingan. Musyawarahlah kalian. Saya minta yang di bawah menghormati pemimpinnya. Namun bagi yang memimpin dan terpilih juga harus memperhatikan yang di bawah,” saran PEW lagi.
Mendapatkan angin dukungan ini Mudarta usai pembukaan Musda mengatakan dirinya tidak pernah merasa hebat sendiri tanpa dukungan DPC. Namun dalam proses Musda memang tidak ada istilah voting Daerah. “Yang ada Musyawarah Daerah. Tidak ada Voting Cabang yang ada Musyawarah Cabang,” ujar Mudarta.
Mudarta mengatakan dari 11 pemilik suara di Musda dirinya sangat yakin akan terpilih. “Dari detak hati saya 11 pemilik suara itu mendukung saya. Dari hati kecil saya mereka dukung saya,” ungkap mantan Ketua OKK DPD Demokrat Bali ini.
Mudarta mengatakan pengabdiannya selama 5 tahun sebagai Ketua DPD Demokrat berusaha maksimalkan membesarkan partai. Sehingga para Ketua DPC di Bali yang berjumlah 9 DPC memilih dengan cerdas. “Ya mereka bisa menimbang bahwa prestasi itu dinilai ketika memilih pemimpin. Saya yakin mereka para DPC cerdas menentukan Ketua DPD,” ujar politisi asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana ini.
Pembukaan Musda Demokrat Bali kemarin dihadiri juga anggota Dewan Pembina Demokrat, Made Mangku Pastika. Pastika yang sekaligus hadir sebagai Gubernur Bali sempat memberikan nasehat kepada kader Demokrat. Pastika meminta supaya kader Demokrat Bali jangan terpecah dalam pemilihan ketua. “Kita sudah kecil, jangan lagi pecah. Makin tambah kecil kita,” ujar Pastika.
Menurut Pastika semua kader berusaha mendekati hati rakyat di Bali. Indikator mampu mendekati rakyat dan memikat hati pemilih adalah ketika kader mencalonkan diri sebagai caleg. Demikian juga kalau anggota DPR mencalonkan diri lagi. “Kalau suaranya berkurang berarti sudah tidak mampu memikat hati rakyat,” imbuh Pastika. 7 nat
1
Komentar