Siswa Korban Jatuh dari Tebing Ditemukan Tewas
Setelah hilang selama empat hari pasca jatuh dari tebing Saren Cliff setinggi 275 meter di Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, korban I Made Candra Udiana, 18, akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas, Selasa (26/2) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Siswa Kelas XI SMKN 1 Nusa Penida ini ditemukan tewas tergeletak di bawah tebing, dengan tubuh penuh luka diduga akibat terbentur batu karang saat jatuh. Keberadaan korban Made Candra Udiana yang tergeketak di bawah tebing di-ketahui Selasa sekitar pukul 08.30 Wita, setelah tim gabungan dari Basarnas, kepolisian, TNI, BPBD Klungkung, dan warga melakukan pencarian sejak pagi. Namun, proses evakuasi jenazah korban berlangsung dramatis, karena tim gabungan sulit untuk menjangkau posisi korban dari atas tebing.
Kemudian, keluarga dan kerabat korban nekat mencari jalan alternatif lewat jalur laut, dengan menggunakan jukung. Jukung pertama yang dikerahkan, mengangkut 2 orang. Namun, karena jukung tidak bisa sandar di tepi laut bawah tebing akibat gelombang tinggi, maka seorang keluarga korban turun dari jukungnya, kemudian berenang sejauh 10 meter agar bisa naik ke posisi mayat tergeletak.
Yang bersangkutan harus naik ke atas tebing setinggi 20 meter dari permukaan laut untuk bisa sampai di posisi korban tergeletak. “Setelah posisi korban ditemukan, datang bala bantuan dari keluarga dengan menggunakan sebuah jukung berisi 8 orang,” ungkap seorang warga Banjar Saren I, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, I Putu Widiana, yang ikut dalam pencarian korban kemarin.
Sekitar pukul 09.30 Wita, Tim Gabungan Basarnas menerjunkan 2 personelnya ke bawah tebing setinggian 250 meter dengan kecuraman 90 derajat, untuk menuju lokasi keberadaan korban. Karena proses evakuasi dari jalur atas sulit, maka evakuasi dilakukan melaluit jalur laut.
Warga dan petugas gabungan berusaha mengevakuasi mayat korban dengan cara mengikat pakai tali, kemudian diturunkan ke jukung. Selanjutnya, jukung yang membawa mayat korban sandar di Pelabuhan Nyuh, Nusa Penida, Selasa siang pukul 14.20 Wita. Jenazah korban langsung dilarikan ke RS Pratama Nusa Penida, sebelum dipulangkan ke rumah duka di Banjar Angkal, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan tubuh korban terpaksa diikat dengan tali, selanjutnya diturunkan ke permukaan laut untuk selanjutnya diangkut menggunakan jukung. “Sebelum dipulangkan ke rumah duka, jenazah korban sempat dibawa ke RS Pratama Nusa Penida untuk proses pemeriksaan,” kata Putu Widiada.
Sementara itu, kedatangan jenazah korban Candra Udiana di rumah duka, Selasa sore pukul 16.00 Wita, disambut isak tangis keluarga dan kerabatnya. Jenazah siswa SMK korban jatuh dari tebing ini rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Pakraman Suana pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (26/2) ini.
Korban Made Candra Udiana merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Made Dana, 45, dan Men Diah, 40. Dalam keluarga ini, korban merupakan anak lelaki satu-satunya. Ayah korban, Made Dana, bekerja di sektor jasa pariwisata yakni aktivitas diving
Made Candra Udiana sebelumnya jatuh dari tebing curam setinggi 275 meter dengan kemiringan 90 derajat saat kemah bersama teman-temannya di kawas-an Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu (23/2) malam. Sebelum jatuh, korban kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing. *wan
Siswa Kelas XI SMKN 1 Nusa Penida ini ditemukan tewas tergeletak di bawah tebing, dengan tubuh penuh luka diduga akibat terbentur batu karang saat jatuh. Keberadaan korban Made Candra Udiana yang tergeketak di bawah tebing di-ketahui Selasa sekitar pukul 08.30 Wita, setelah tim gabungan dari Basarnas, kepolisian, TNI, BPBD Klungkung, dan warga melakukan pencarian sejak pagi. Namun, proses evakuasi jenazah korban berlangsung dramatis, karena tim gabungan sulit untuk menjangkau posisi korban dari atas tebing.
Kemudian, keluarga dan kerabat korban nekat mencari jalan alternatif lewat jalur laut, dengan menggunakan jukung. Jukung pertama yang dikerahkan, mengangkut 2 orang. Namun, karena jukung tidak bisa sandar di tepi laut bawah tebing akibat gelombang tinggi, maka seorang keluarga korban turun dari jukungnya, kemudian berenang sejauh 10 meter agar bisa naik ke posisi mayat tergeletak.
Yang bersangkutan harus naik ke atas tebing setinggi 20 meter dari permukaan laut untuk bisa sampai di posisi korban tergeletak. “Setelah posisi korban ditemukan, datang bala bantuan dari keluarga dengan menggunakan sebuah jukung berisi 8 orang,” ungkap seorang warga Banjar Saren I, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, I Putu Widiana, yang ikut dalam pencarian korban kemarin.
Sekitar pukul 09.30 Wita, Tim Gabungan Basarnas menerjunkan 2 personelnya ke bawah tebing setinggian 250 meter dengan kecuraman 90 derajat, untuk menuju lokasi keberadaan korban. Karena proses evakuasi dari jalur atas sulit, maka evakuasi dilakukan melaluit jalur laut.
Warga dan petugas gabungan berusaha mengevakuasi mayat korban dengan cara mengikat pakai tali, kemudian diturunkan ke jukung. Selanjutnya, jukung yang membawa mayat korban sandar di Pelabuhan Nyuh, Nusa Penida, Selasa siang pukul 14.20 Wita. Jenazah korban langsung dilarikan ke RS Pratama Nusa Penida, sebelum dipulangkan ke rumah duka di Banjar Angkal, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan tubuh korban terpaksa diikat dengan tali, selanjutnya diturunkan ke permukaan laut untuk selanjutnya diangkut menggunakan jukung. “Sebelum dipulangkan ke rumah duka, jenazah korban sempat dibawa ke RS Pratama Nusa Penida untuk proses pemeriksaan,” kata Putu Widiada.
Sementara itu, kedatangan jenazah korban Candra Udiana di rumah duka, Selasa sore pukul 16.00 Wita, disambut isak tangis keluarga dan kerabatnya. Jenazah siswa SMK korban jatuh dari tebing ini rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Pakraman Suana pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (26/2) ini.
Korban Made Candra Udiana merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Made Dana, 45, dan Men Diah, 40. Dalam keluarga ini, korban merupakan anak lelaki satu-satunya. Ayah korban, Made Dana, bekerja di sektor jasa pariwisata yakni aktivitas diving
Made Candra Udiana sebelumnya jatuh dari tebing curam setinggi 275 meter dengan kemiringan 90 derajat saat kemah bersama teman-temannya di kawas-an Saren Cliff, Dusun Saren, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu (23/2) malam. Sebelum jatuh, korban kemah di atas tebing Saren Cliff bersama 12 temannya sesama siswa SMKN 1 Nusa Penida, sejak Sabtu sore. Mereka membangun tenda-tenda dalam jarak kisaran 5-10 meter dari bibir tebing.
Selesai membuat tenda, beberapa siswa mencari kayu bakar untuk bikin api unggun dan sekaligus memanggang ikan. Sekitar 22.00 Wita, korban Candra Udiana dan rekan-rekannya makan malam dengan lauk ikan panggang. Kemudian, mereka kembali mencari kayu bakar di sekitar tebing. Karena situasi gelap, korban Candra Udiana tiba-tiba terperosok jatuh dari atas tebing. *wan
1
Komentar