Denpasar Berhasil Kurangi Sampah Plasik Hingga 10 Persen
Berkat Adanya Perwali Nomor 36 Tahun 2018
DENPASAR, NusaBali
Dengan diterapkannya Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) hingga saat ini berhasil mengurangi sampah plastik hingga 10 persen. Pengurangan tersebut dari estimasi 1 juta kantong plastik yang sebelumnya beredar di Denpasar hingga saat ini sudah mencapai 900 ribu.
Hal itu diungkapkan Kadis LHK Kota Denpasar I Ketut Wisada, saat dikonfirmasi, Selasa (26/2). Wisada mengungkapkan, Kota Denpasar merupakan pertama kalinya konsisten menerapkan pengurangan sampah plastik dengan menyasar seluruh komponen pedagang.
Sasaran Perwali bukan hanya pada toko modern, namun juga pasar tradisional, toko pribadi, hingga warung kecil di Kota Denpasar. Hal itu dilakukan sebagai upaya melindungi alam ini dari tumpukan sampah plastik. "Kami pertama kali menerapkan pengurangan sampah plastik hingga pasar tradisional bahkan di Indonesia. Wilayah lain memang ada namun hanya sebatas pengurangan di toko modern," jelasnya.
Dikatakannya, dalam hal ini seluruh komponen juga dilibatkan untuk mensukseskan Perwali 36 tersebut. Baik seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga ke tingkat desa bahkan pecalang diminta ikut andil mensosialisasikan dan menerapkan pengurangan sampah plastik tersebut.
Kata Wisada, saat ini, seluruh masyarakat menyambut baik penerapan pengurangan sampah plastik ini. Toko modern dan pasar tradisional mulai mengupayakan penyediaan tas yang bisa daur ulang sebagai pengganti kantong plastik. Bahkan Aprindo yang menaungi toko modern di Denpasar juga komitmen untuk memberikan support kepada Pemkot Denpasar.
Diungkapkan Wisada, penurunan saat ini di Denpasar dari sebanyak 1 juta kantong plastik yang beredar, 10 persennya sudah dapat dikurangi sehingga menjadi 900 kantong plastik. Hal itu dikaji dalam evaluasi oleh tim DLHK yang melakukan pemantauan secara terus menerus ke seluruh kecamatan. "Itu penurunan signifikan, baru dua bulan kita terapkan. Semoga bisa terus berlanjut," ungkapnya.
Upaya lainnya, yakni Pemkot Denpasar berupaya untuk mengaktifkan bank sampah yang ada di Denpasar. Bank sampah sebagai tempat pemilahan sampah diharapkan dapat membantu mengurai dan memilah sampah organik dengan anorganik. "Selain gencar melakukan sosialisasi ke toko modern. Kami berupaya mengembangkan bank sampah sebagai tempat pemilahan sampah organik dan anorganik," ujarnya. *mi
Hal itu diungkapkan Kadis LHK Kota Denpasar I Ketut Wisada, saat dikonfirmasi, Selasa (26/2). Wisada mengungkapkan, Kota Denpasar merupakan pertama kalinya konsisten menerapkan pengurangan sampah plastik dengan menyasar seluruh komponen pedagang.
Sasaran Perwali bukan hanya pada toko modern, namun juga pasar tradisional, toko pribadi, hingga warung kecil di Kota Denpasar. Hal itu dilakukan sebagai upaya melindungi alam ini dari tumpukan sampah plastik. "Kami pertama kali menerapkan pengurangan sampah plastik hingga pasar tradisional bahkan di Indonesia. Wilayah lain memang ada namun hanya sebatas pengurangan di toko modern," jelasnya.
Dikatakannya, dalam hal ini seluruh komponen juga dilibatkan untuk mensukseskan Perwali 36 tersebut. Baik seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga ke tingkat desa bahkan pecalang diminta ikut andil mensosialisasikan dan menerapkan pengurangan sampah plastik tersebut.
Kata Wisada, saat ini, seluruh masyarakat menyambut baik penerapan pengurangan sampah plastik ini. Toko modern dan pasar tradisional mulai mengupayakan penyediaan tas yang bisa daur ulang sebagai pengganti kantong plastik. Bahkan Aprindo yang menaungi toko modern di Denpasar juga komitmen untuk memberikan support kepada Pemkot Denpasar.
Diungkapkan Wisada, penurunan saat ini di Denpasar dari sebanyak 1 juta kantong plastik yang beredar, 10 persennya sudah dapat dikurangi sehingga menjadi 900 kantong plastik. Hal itu dikaji dalam evaluasi oleh tim DLHK yang melakukan pemantauan secara terus menerus ke seluruh kecamatan. "Itu penurunan signifikan, baru dua bulan kita terapkan. Semoga bisa terus berlanjut," ungkapnya.
Upaya lainnya, yakni Pemkot Denpasar berupaya untuk mengaktifkan bank sampah yang ada di Denpasar. Bank sampah sebagai tempat pemilahan sampah diharapkan dapat membantu mengurai dan memilah sampah organik dengan anorganik. "Selain gencar melakukan sosialisasi ke toko modern. Kami berupaya mengembangkan bank sampah sebagai tempat pemilahan sampah organik dan anorganik," ujarnya. *mi
1
Komentar