Tambang Emas di Sulut Longsor, 8 Orang Tewas
Papan penyanggah patah, puluhan orang masih terjebak di lubang tambang
JAKARTA, NusaBali
Sebuah tambang emas tanpa izin di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara longsor, Selasa (26/2) malam. Sampai sore kemarin empat orang dinyatakan tewas dan puluhan orang diperkirakan masih terjebak di lubang tambang yang longsor.
Longsor di lokasi penambangan liar itu terjadi pukul 21.00 WITA. Saat longsor terjadi puluhan orang ada di dalam lubang sedang menambang emas.
Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menuturkan longsor dipicu oleh patahnya tiang dan papan penyangga lubang galian akibat kondisi tanah yang labil dan banyak lubang galian.
"Sejak menerima informasi dari masyarakat, BPBD Bolmong langsung berkoordinasi dengan Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polsek Lolayan dan Koramil Lolayan untuk melakukan evakuasi korban tertimbun material longsoran," ujar Sutopo.
Sutopo berkata proses evakuasi masih terus dilakukan karena banyak korban tertimbun dan diperkirakan masih selamat. Proses evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat dan penambang di sana.
Tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi korban longsor tambang emas ilegal di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara. Sampai pukul 18.00 WIB kemarin total ada 23 orang yang dievakuasi dari lokasi tambang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan.
"Update terkini, yang sudah dievakuasi 27 orang: 8 orang meninggal, 19 orang selamat," kata Koordinator Pos SAR Kotamobagu, Rusmadi, Rabu (27/2).
Proses evakuasi dilakukan dengan cara membuat jalur baru ke tambang emas ilegal yang posisinya di lereng perbukitan Bakan. Jalur evakuasi dibuat karena pintu utama terowongan tambang emas ilegal itu tertutup material longsoran batu.
"Untuk akses di pintu utama masih tertutup karena longsoran cukup banyak, sekitar 3 meter material batu. (Tim) membuat akses baru di sebelahnya (pintu utama) kira-kira 2 meter dari pintu utama, lalu evakuasi," paparnya dilansir detik.
Evakuasi dilakukan dengan manual. Alasannya, kondisi tambang ilegal rawan longsor susulan.
"Kesulitannya, kalau kami menggunakan alat yang menimbulkan banyak gerakan akan menyebabkan longsoran material. Makanya kami melakukan evakuasi manual, penggalian (jalur dari material batu) pelan-pelan," ujar Rusmadi.
Petugas gabungan menghentikan sementara proses evakuasi korban longsor di tambang emas ilegal, Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.
"Untuk saat ini kita istirahat sementara, dihentikan sementara karena penerangan juga kurang," ujar Koordinator Pos SAR Kotamobagu, Rusmadi, Rabu (27/2).
Dia mengatakan, jika memungkinkan, tak tertutup kemungkinan pencarian tetap dilanjutkan. Namun, jika keadaan tak memungkinkan, evakuasi dilanjutkan besok pagi.
"Kita lihat lagi, kalau bisa malam ini kita lanjutkan, malam ini. Tapi kalau tidak bisa, (pencarian dilanjutkan) besok pagi," tutur Rusmadi.
Rusmadi menduga masih ada sejumlah orang yang tertimbun longsor. Data terakhir disebutkan ada 40 orang masih tertimbun. Dia memprediksi masih ada korban hidup di bawah timbunan.*
Sebuah tambang emas tanpa izin di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara longsor, Selasa (26/2) malam. Sampai sore kemarin empat orang dinyatakan tewas dan puluhan orang diperkirakan masih terjebak di lubang tambang yang longsor.
Longsor di lokasi penambangan liar itu terjadi pukul 21.00 WITA. Saat longsor terjadi puluhan orang ada di dalam lubang sedang menambang emas.
Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menuturkan longsor dipicu oleh patahnya tiang dan papan penyangga lubang galian akibat kondisi tanah yang labil dan banyak lubang galian.
"Sejak menerima informasi dari masyarakat, BPBD Bolmong langsung berkoordinasi dengan Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polsek Lolayan dan Koramil Lolayan untuk melakukan evakuasi korban tertimbun material longsoran," ujar Sutopo.
Sutopo berkata proses evakuasi masih terus dilakukan karena banyak korban tertimbun dan diperkirakan masih selamat. Proses evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat dan penambang di sana.
Tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi korban longsor tambang emas ilegal di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara. Sampai pukul 18.00 WIB kemarin total ada 23 orang yang dievakuasi dari lokasi tambang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan.
"Update terkini, yang sudah dievakuasi 27 orang: 8 orang meninggal, 19 orang selamat," kata Koordinator Pos SAR Kotamobagu, Rusmadi, Rabu (27/2).
Proses evakuasi dilakukan dengan cara membuat jalur baru ke tambang emas ilegal yang posisinya di lereng perbukitan Bakan. Jalur evakuasi dibuat karena pintu utama terowongan tambang emas ilegal itu tertutup material longsoran batu.
"Untuk akses di pintu utama masih tertutup karena longsoran cukup banyak, sekitar 3 meter material batu. (Tim) membuat akses baru di sebelahnya (pintu utama) kira-kira 2 meter dari pintu utama, lalu evakuasi," paparnya dilansir detik.
Evakuasi dilakukan dengan manual. Alasannya, kondisi tambang ilegal rawan longsor susulan.
"Kesulitannya, kalau kami menggunakan alat yang menimbulkan banyak gerakan akan menyebabkan longsoran material. Makanya kami melakukan evakuasi manual, penggalian (jalur dari material batu) pelan-pelan," ujar Rusmadi.
Petugas gabungan menghentikan sementara proses evakuasi korban longsor di tambang emas ilegal, Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.
"Untuk saat ini kita istirahat sementara, dihentikan sementara karena penerangan juga kurang," ujar Koordinator Pos SAR Kotamobagu, Rusmadi, Rabu (27/2).
Dia mengatakan, jika memungkinkan, tak tertutup kemungkinan pencarian tetap dilanjutkan. Namun, jika keadaan tak memungkinkan, evakuasi dilanjutkan besok pagi.
"Kita lihat lagi, kalau bisa malam ini kita lanjutkan, malam ini. Tapi kalau tidak bisa, (pencarian dilanjutkan) besok pagi," tutur Rusmadi.
Rusmadi menduga masih ada sejumlah orang yang tertimbun longsor. Data terakhir disebutkan ada 40 orang masih tertimbun. Dia memprediksi masih ada korban hidup di bawah timbunan.*
Komentar