Seratus Murid SMKN 1 Tabanan Ikuti Lomba Nyurat Aksara Bali
Seratus murid SMKN 1 Tabanan mengikuti lomba Nyurat Aksara Bali pada Rabu (27/2), serangkaian bulan Bahasa Bali.
TABANAN, NusaBali
Lomba yang digelar internal di lingkungan sekolah tersebut juga diisi dengan mesatwa Bali, membaca puisi Bali modern, dan matembang.
Kepala SMKN 1 Tabanan I Wayan Sudarsana menjelaskan, lomba Nyurat Aksara Bali digelar baru pertama kali. Selain mengimplementasikan bulan bahasa, kegiatan ini juga digelar sebagai ajang edukasi dan pengenalan bahasa, aksara, dan sastra Bali sejak dini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Bali. “Ada 100 siswa siswi yang mengikuti,” ujarnya.
Dikatakan 100 siswa yang ikut ini sebelumnya dilakukan penjaringan lima orang siswa di tiap-tiap kelas, selanjutnya mengikuti lomba untuk mendapatkan sepuluh besar, yang nantinya diputuskan juara 1, 2, dan 3 pada puncak bulan bahasa Bali, Kamis (28/2). “Karena ini tahap awal mereka Nyurat Aksara Bali di atas kertas, dan tahun depan akan gunakan lontar supaya lebih klasik,” imbuhnya.
Ditambahkan Sudarsana bahwa bulan bahasa ini memang harus digemakan. Sebab kesusastraan Bali saat ini merupakan hal yang penting untuk diketahui. Ditambah lagi bahasa Bali kini telah diatur dalam Pergub Bali. Sehingga keberadaan bahasa Bali dan elemen terkait di dalamnya harus tersosialisasikan dengan baik sejak dini.
“Saya berharap, lomba Nyurat Aksara Bali ini bukan saja menjadi ajang untuk mencari juara, melainkan lebih kepada pembinaan berkelanjutan bagi generasi muda tentang pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali,” harapnya.
Dalam lomba ini yang menjadi fokus penilaian yakni para peserta dapat memperhitungkan tingkat uger-uger aksara dan memperhatikan unsur keindahan seperti tebal tipis huruf, konsistensi huruf, dan kerapian. “Setidaknya ada empat unsur yang dinilai, dan di masing-masing soal dibuat tingkat kesulitan uger uger,” tuturnya.
Sementara salah seorang peserta, Ni Putu Devi Indah Sari mengaku senang ikut lomba nyurat. Karena kesempatan ini merupakan bagian dalam pelestarian seni budaya Bali. “Saya memang suka nulis dan mudah-mudahan seluruh generasi muda juga suka berbahasa Bali maupun nyurat aksara Bali,” kata murid kelas X tersebut. *de
Lomba yang digelar internal di lingkungan sekolah tersebut juga diisi dengan mesatwa Bali, membaca puisi Bali modern, dan matembang.
Kepala SMKN 1 Tabanan I Wayan Sudarsana menjelaskan, lomba Nyurat Aksara Bali digelar baru pertama kali. Selain mengimplementasikan bulan bahasa, kegiatan ini juga digelar sebagai ajang edukasi dan pengenalan bahasa, aksara, dan sastra Bali sejak dini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Bali. “Ada 100 siswa siswi yang mengikuti,” ujarnya.
Dikatakan 100 siswa yang ikut ini sebelumnya dilakukan penjaringan lima orang siswa di tiap-tiap kelas, selanjutnya mengikuti lomba untuk mendapatkan sepuluh besar, yang nantinya diputuskan juara 1, 2, dan 3 pada puncak bulan bahasa Bali, Kamis (28/2). “Karena ini tahap awal mereka Nyurat Aksara Bali di atas kertas, dan tahun depan akan gunakan lontar supaya lebih klasik,” imbuhnya.
Ditambahkan Sudarsana bahwa bulan bahasa ini memang harus digemakan. Sebab kesusastraan Bali saat ini merupakan hal yang penting untuk diketahui. Ditambah lagi bahasa Bali kini telah diatur dalam Pergub Bali. Sehingga keberadaan bahasa Bali dan elemen terkait di dalamnya harus tersosialisasikan dengan baik sejak dini.
“Saya berharap, lomba Nyurat Aksara Bali ini bukan saja menjadi ajang untuk mencari juara, melainkan lebih kepada pembinaan berkelanjutan bagi generasi muda tentang pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali,” harapnya.
Dalam lomba ini yang menjadi fokus penilaian yakni para peserta dapat memperhitungkan tingkat uger-uger aksara dan memperhatikan unsur keindahan seperti tebal tipis huruf, konsistensi huruf, dan kerapian. “Setidaknya ada empat unsur yang dinilai, dan di masing-masing soal dibuat tingkat kesulitan uger uger,” tuturnya.
Sementara salah seorang peserta, Ni Putu Devi Indah Sari mengaku senang ikut lomba nyurat. Karena kesempatan ini merupakan bagian dalam pelestarian seni budaya Bali. “Saya memang suka nulis dan mudah-mudahan seluruh generasi muda juga suka berbahasa Bali maupun nyurat aksara Bali,” kata murid kelas X tersebut. *de
1
Komentar