Gung Tri Siap Perjuangkan Akses Warga Binaan di Kemensos
Datang ke Lapas Kerobokan
DENPASAR,NusaBali
Anggota Komisi VIII DPR RI dapil Bali, I Gusti Agung Putri Astrid, menyatakan dirinya kini tengah berusaha membuka akses sejumlah pihak di Bali pada program-program bantuan Kementerian Sosial. Salah-satunya adalah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
“Karena itulah hari ini saya berkunjung ke Lapas Kerobokan dan bertemu dengan Kalapas,” jelasnya saat bertemu warga binaan di Lapas Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Rabu (27/2).
Dia menjelaskan, Kementerian Sosial merupakan salah-satu mitra kerja Komisi VIII selain Kementerian Agama, Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Badan Penanggulangan Bencana. Menurutnya, warga binaan mestinya dapat mengakses berbagai program Kemensos yang disesuaikan dengan kondisi serta potensinya. Misalnya untuk program bantuan usaha dan rehabilitasi sosial. Tujuannya, agar mereka siap kembali ke masyarakat berbekal keterampilan yang diperoleh selama berada di Lapas.
Politisi yang akrab disapa Gung Tri ini sempat berkeliling meninjau fasilitas Seksi Kegiatan Kerja di mana terdapat tempat pelatihan dan unit usaha dari kuliner, potong rambut, menjahit, laundry, sablon hingga ke usaha pertanian. Kalapas Kelas IIA Kerobokan, Tonny Nainggolan, yang mendamping Gung Tri menjelaskan, fasilitas ini memberi manfaat yang sangat besar karena warga binaan dapat mempelajari banyak hal baru atau meningkatkan ketrampilan yang sudah dimiliki.
“Meskipun masih ada kekurangan-kekurangan, tapi pelan-pelan kami tingkatkan kondisinya,” ujar Tony. Selama ini, menurutnya, sama sekali belum ada program Kementerian Sosial yang menjangkau warga binaan di Lapas ini. “Karena memang kita belum tahu jalurnya seperti apa,” katanya. Karena itu dia berharap kehadiran Gung Tri akan membuka jalan untuk memulai kerjasama demi kepentingan warga binaan.
Salah-satu yang menjadi perhatiannya adalah masa ketika warga binaan telah selesai menjalani masa hukumannya. Banyak yang merasa kebingungan, apalagi yang tidak mempunyai keluarga. “Mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar Lapas,” ujarnya. Sebagian dari mereka, kata dia, bahkan telanjur merasa sudah nyaman di Lapas sehingga merasa tidak ada beban jika suatu kali tertangkap melakukan kejahatan dan kembali masuk ke dalam Lapas. *nat
“Karena itulah hari ini saya berkunjung ke Lapas Kerobokan dan bertemu dengan Kalapas,” jelasnya saat bertemu warga binaan di Lapas Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Rabu (27/2).
Dia menjelaskan, Kementerian Sosial merupakan salah-satu mitra kerja Komisi VIII selain Kementerian Agama, Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Badan Penanggulangan Bencana. Menurutnya, warga binaan mestinya dapat mengakses berbagai program Kemensos yang disesuaikan dengan kondisi serta potensinya. Misalnya untuk program bantuan usaha dan rehabilitasi sosial. Tujuannya, agar mereka siap kembali ke masyarakat berbekal keterampilan yang diperoleh selama berada di Lapas.
Politisi yang akrab disapa Gung Tri ini sempat berkeliling meninjau fasilitas Seksi Kegiatan Kerja di mana terdapat tempat pelatihan dan unit usaha dari kuliner, potong rambut, menjahit, laundry, sablon hingga ke usaha pertanian. Kalapas Kelas IIA Kerobokan, Tonny Nainggolan, yang mendamping Gung Tri menjelaskan, fasilitas ini memberi manfaat yang sangat besar karena warga binaan dapat mempelajari banyak hal baru atau meningkatkan ketrampilan yang sudah dimiliki.
“Meskipun masih ada kekurangan-kekurangan, tapi pelan-pelan kami tingkatkan kondisinya,” ujar Tony. Selama ini, menurutnya, sama sekali belum ada program Kementerian Sosial yang menjangkau warga binaan di Lapas ini. “Karena memang kita belum tahu jalurnya seperti apa,” katanya. Karena itu dia berharap kehadiran Gung Tri akan membuka jalan untuk memulai kerjasama demi kepentingan warga binaan.
Salah-satu yang menjadi perhatiannya adalah masa ketika warga binaan telah selesai menjalani masa hukumannya. Banyak yang merasa kebingungan, apalagi yang tidak mempunyai keluarga. “Mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar Lapas,” ujarnya. Sebagian dari mereka, kata dia, bahkan telanjur merasa sudah nyaman di Lapas sehingga merasa tidak ada beban jika suatu kali tertangkap melakukan kejahatan dan kembali masuk ke dalam Lapas. *nat
Komentar