Wabup Sutjidra Pastikan Stok VAR Aman
Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, memastikan sejauh ini vaksin anti rabies (VAR) di Kabupaten Buleleng masih aman.
SINGARAJA, NusaBali
Meskipun sebelumnya di Puskesmas Banjar I disebut terjadi kekosongan VAR selama empat bulan terakhir. Ketersediaan VAR rabies selama ini disebutnya diberikan secara selektif sesuai dengan risiko gigitan yang dialami.
Sutjidra yang ditemui di ruangannya, Kamis (28/2) kemarin mengatakan ketersediaan VAR bagi korban gigitan anjing rabies, sampai saat ini jumlahnya masih aman di depo. Hanya saja pendistribusian VAR ke masing-masing Puskesmas dibatasi hanya 10 ampul setiap ada kasus gigitan rabies. Jika sudah habis dan masih diperlukan maka pihak Puskesmas berkewajiban mengamprah kembali ke depo.
“Masing-masing Puskesmas yang ada kasus rabiesnya dijatah 10 ampul, karena setiap sekali gigitan mendapatkan 4 ampul, ini diberikan selektif, mengutamakan korban dari zona merah rabies dan potensi kerawanan gigitan,” ujar Sutjidra.
Pendistribusian VAR secara selektif itu dimaksudkan untuk memastikan persediaan VAR aman jika ada korban gigitan anjing positif rabies, dan tak mubasir. Dengan mencuatnya kasus gigitan anjing rabies di Buleleng tahun ini, pihaknya pun berharap Majelis Madaya Desa Pakraman (MMDP) dan Majelis Alit Desa Pakraman (MADP) di Buleleng mendorong setiap desa pakraman untuk membuat pararem rabies. “Seperti di Bengkala, Sawan dan Tista ke depannya agar lebih banyak lagi desa pakraman yang menggunakan perarem untuk mengatasi rabies ini,” imbuh dia. Pemkab Buleleng pun saat ini sudah menjadwalkan vaksinasi masal terhadap anjing liar yang akan dimulai 11 Maret mendatang.
Sutjidra mengatakan jika vaksinasi masla itu akan mengutamakan 32 desa yang masuk dalam kategori zona merah. Memang meningkat dari tahun sebelumnya dari 28 desa menjadi 32 desa. Selain mengintensifkan vaksinasi masal, Dinas Pertanian juga akan melakukan eliminasi tertarget pada anjing liar yang tak bertuan yang sangat berpotensi tertular rabies. *k23
Sutjidra yang ditemui di ruangannya, Kamis (28/2) kemarin mengatakan ketersediaan VAR bagi korban gigitan anjing rabies, sampai saat ini jumlahnya masih aman di depo. Hanya saja pendistribusian VAR ke masing-masing Puskesmas dibatasi hanya 10 ampul setiap ada kasus gigitan rabies. Jika sudah habis dan masih diperlukan maka pihak Puskesmas berkewajiban mengamprah kembali ke depo.
“Masing-masing Puskesmas yang ada kasus rabiesnya dijatah 10 ampul, karena setiap sekali gigitan mendapatkan 4 ampul, ini diberikan selektif, mengutamakan korban dari zona merah rabies dan potensi kerawanan gigitan,” ujar Sutjidra.
Pendistribusian VAR secara selektif itu dimaksudkan untuk memastikan persediaan VAR aman jika ada korban gigitan anjing positif rabies, dan tak mubasir. Dengan mencuatnya kasus gigitan anjing rabies di Buleleng tahun ini, pihaknya pun berharap Majelis Madaya Desa Pakraman (MMDP) dan Majelis Alit Desa Pakraman (MADP) di Buleleng mendorong setiap desa pakraman untuk membuat pararem rabies. “Seperti di Bengkala, Sawan dan Tista ke depannya agar lebih banyak lagi desa pakraman yang menggunakan perarem untuk mengatasi rabies ini,” imbuh dia. Pemkab Buleleng pun saat ini sudah menjadwalkan vaksinasi masal terhadap anjing liar yang akan dimulai 11 Maret mendatang.
Sutjidra mengatakan jika vaksinasi masla itu akan mengutamakan 32 desa yang masuk dalam kategori zona merah. Memang meningkat dari tahun sebelumnya dari 28 desa menjadi 32 desa. Selain mengintensifkan vaksinasi masal, Dinas Pertanian juga akan melakukan eliminasi tertarget pada anjing liar yang tak bertuan yang sangat berpotensi tertular rabies. *k23
1
Komentar