Harga Janur Masih Stagnan
Pasokan Melimpah Jelang Nyepi
DENPASAR, NusaBali
Tidak semua perlengkapan dan peralatan upacara mengalami lonjakan harga jelang hari raya keagamaan (Hindu). Janur salah satunya. Jelang hari raya Nyepi Tahun Saka 1941, pada Kamis (28/2) harga janur stagnan alias jalan di tempat. Para pedagang mengaku mau tak mau mengikuti harga pasaran.
“Tidak ramai pak. Malah sepi,” kata I Gede Gunawan, seorang pedagang janur di Pasar Wangaya, Denpasar Utara, Kamis (28/2).
Gunawan menunjuk tumpukan janur dagangannya, baik di dalam bak kendaraannya maupun yang ada pelataran parkiran.
“Sekarang pengepul banyak, sehingga pasokan tak terkontrol,” ungkap Gunawan.
Hal senada dituturkan Kadek Mariani, pedagang janur lainnya. “Sekarang masih sepi, entah besok atau lusa dekat Nyepi nanti,” harapnya.
Dari pantauan harga janur sendiri bervariasi. Dari Rp 14.000 per gabung sampai Rp 17.000 per gabung. Tergantung dari kondisi janur, ukuran/besaran helai, dan kesegarannya. Makin besar per helai dan makin segar, lebih mahal harganya. Satu gabung janur terdiri dari beberapa ikat, yang secara keseluruhan berisi sekitar 1000 helai janur.
Bukan hanya janur, perlengkapan lain seperti aneka bunga untuk keperluan upacara masih ‘sepi’ pembeli. Harganya pun tidak mengalami lonjakan, meski menjelang perayaan keagamaan biasanya kebutuhan perlengkapan upacara meningkat.
Bunga pacar misalnya rata-rata Rp 10.000 per kilo. Bunga cempaka Rp 25.000 per 10 kuntum. Sedang bunga tunjung atau teratai Rp 5000 per ikat terdiri dari 3-5 kuntum. “Masih sepi pasarannya, belum ramai,” ujar Ni Nyoman Widi, salah seorang pedagang bunga.
Dia berharap, permintaan bunga akan meningkat jelang Nyepi. Apalagi setelah itu adalah hari rerahinan gumi lainnya, yakni Purnama Kadasa, dimana banyak odalan atau pujawali di pura-pura di Bali. *K17
Tidak semua perlengkapan dan peralatan upacara mengalami lonjakan harga jelang hari raya keagamaan (Hindu). Janur salah satunya. Jelang hari raya Nyepi Tahun Saka 1941, pada Kamis (28/2) harga janur stagnan alias jalan di tempat. Para pedagang mengaku mau tak mau mengikuti harga pasaran.
“Tidak ramai pak. Malah sepi,” kata I Gede Gunawan, seorang pedagang janur di Pasar Wangaya, Denpasar Utara, Kamis (28/2).
Gunawan menunjuk tumpukan janur dagangannya, baik di dalam bak kendaraannya maupun yang ada pelataran parkiran.
“Sekarang pengepul banyak, sehingga pasokan tak terkontrol,” ungkap Gunawan.
Hal senada dituturkan Kadek Mariani, pedagang janur lainnya. “Sekarang masih sepi, entah besok atau lusa dekat Nyepi nanti,” harapnya.
Dari pantauan harga janur sendiri bervariasi. Dari Rp 14.000 per gabung sampai Rp 17.000 per gabung. Tergantung dari kondisi janur, ukuran/besaran helai, dan kesegarannya. Makin besar per helai dan makin segar, lebih mahal harganya. Satu gabung janur terdiri dari beberapa ikat, yang secara keseluruhan berisi sekitar 1000 helai janur.
Bukan hanya janur, perlengkapan lain seperti aneka bunga untuk keperluan upacara masih ‘sepi’ pembeli. Harganya pun tidak mengalami lonjakan, meski menjelang perayaan keagamaan biasanya kebutuhan perlengkapan upacara meningkat.
Bunga pacar misalnya rata-rata Rp 10.000 per kilo. Bunga cempaka Rp 25.000 per 10 kuntum. Sedang bunga tunjung atau teratai Rp 5000 per ikat terdiri dari 3-5 kuntum. “Masih sepi pasarannya, belum ramai,” ujar Ni Nyoman Widi, salah seorang pedagang bunga.
Dia berharap, permintaan bunga akan meningkat jelang Nyepi. Apalagi setelah itu adalah hari rerahinan gumi lainnya, yakni Purnama Kadasa, dimana banyak odalan atau pujawali di pura-pura di Bali. *K17
1
Komentar