32 Orang Kecil Kemungkinan Selamat
Evakuasi para korban di lokasi tambang longsor, tim SAR pakai alat berat
MAKASSAR, NusaBali
Proses evakuasi pada tambang longsor di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawewi Utara (Sulut), terus dilakukan. Namun tim evakuasi memprediksi kecil kemungkinan masih ada korban selamat di dalam tambang.
"Kayaknya untuk korban hidup tidak ada lagi," kata pejabat Humas Basarnas Manado Ferry Ariyanto, Jumat (1/3) seperti dilansir detik.
Ferry menyebutkan benda-benda seperti batu telah menimbun tubuh para pekerja tambang yang masih di berada di dalam terowongan. Apalagi pihak Pemda Kota Bolmong sempat menyebut tidak ada lubang oksigen yang masuk ke lokasi tambang.
"Betul saja kena orang sakit. Ini apalagi tertimbun," ungkapnya.
Hingga sore kemarin, total korban yang bisa dievakuasi berjumlah 28 orang. Delapan orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi kita perkirakan kemarin ada 60 orang di dalam dan dikurangi 28 orang ini, jadi itu sisa yang diperkirakan yang masih ada di dalam," kata dia.
Untuk proses evakuasi, dia menyebut timnya tengah membangun jalan agar alat berat, seperti ekskavator, dapat masuk ke depan terowongan. Kendala lain dalam proses evakuasi ini adalah sudut kemiringan terowongan.
"Salah satu kendalanya, kemiringan gua ini dan proses evakuasi dilakukan dengan ekstrahati-hati," kata dia.
Berdasarkan kesepakatan bersama, proses evakuasi mulai dilakukan menggunakan alat berat.
"Sesuai kesepakatan bersama dan dengan pertimbangan saat rapat koordinasi kemarin yang dipimpin oleh Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan BNPP (Basarnas), Bupati Bolaang Mongondow, dan Forkopimda, maka hari ini proses evakuasi korban longsor menggunakan alat berat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3).
Alat berat yang digunakan saat ini adalah excavator, loader, dan light tower. Seperti diketahui, akibat longsor ini, puluhan orang dilaporkan tertimbun. Sebanyak 28 orang di antaranya bisa dievakuasi. Namun, dari jumlah tersebut, 8 orang dinyatakan meninggal dunia.
"Hingga 1 Maret 2019 pukul 12.00 Wita, sebanyak 28 korban berhasil dievakuasi, di mana 8 orang meninggal dunia dan 20 orang selamat," ujar Sutopo.
"Evakuasi terus dilakukan dikoordinir oleh Basarnas. Personel yang tergabung dalam operasi SAR Gabungan adalah Basarnas, BPBD Bolmong, BPBD Kotamobagu, Marinir, TNI, Polri, Pol PP, PMI, Tagana, Rescue JRBM, Tim Medis / DVI Polda Sulut, dan relawan," bebernya.
Bupati Bolmong Yasti menjelaskan aktivitas warga menambang di lokasi itu tak berizin. "Wilayah itu ini kan kontrak karya dari PT J Resources, tetapi namanya penambang tanpa izin kan ada saja," tutur Yasti, Kamis (28/2).
Berdasarkan keterangan dari manajemen PT J Resources ini, diketahui para penambang tersebut baru ramai sejak beberapa bulan lalu. *
Proses evakuasi pada tambang longsor di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawewi Utara (Sulut), terus dilakukan. Namun tim evakuasi memprediksi kecil kemungkinan masih ada korban selamat di dalam tambang.
"Kayaknya untuk korban hidup tidak ada lagi," kata pejabat Humas Basarnas Manado Ferry Ariyanto, Jumat (1/3) seperti dilansir detik.
Ferry menyebutkan benda-benda seperti batu telah menimbun tubuh para pekerja tambang yang masih di berada di dalam terowongan. Apalagi pihak Pemda Kota Bolmong sempat menyebut tidak ada lubang oksigen yang masuk ke lokasi tambang.
"Betul saja kena orang sakit. Ini apalagi tertimbun," ungkapnya.
Hingga sore kemarin, total korban yang bisa dievakuasi berjumlah 28 orang. Delapan orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi kita perkirakan kemarin ada 60 orang di dalam dan dikurangi 28 orang ini, jadi itu sisa yang diperkirakan yang masih ada di dalam," kata dia.
Untuk proses evakuasi, dia menyebut timnya tengah membangun jalan agar alat berat, seperti ekskavator, dapat masuk ke depan terowongan. Kendala lain dalam proses evakuasi ini adalah sudut kemiringan terowongan.
"Salah satu kendalanya, kemiringan gua ini dan proses evakuasi dilakukan dengan ekstrahati-hati," kata dia.
Berdasarkan kesepakatan bersama, proses evakuasi mulai dilakukan menggunakan alat berat.
"Sesuai kesepakatan bersama dan dengan pertimbangan saat rapat koordinasi kemarin yang dipimpin oleh Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan BNPP (Basarnas), Bupati Bolaang Mongondow, dan Forkopimda, maka hari ini proses evakuasi korban longsor menggunakan alat berat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3).
Alat berat yang digunakan saat ini adalah excavator, loader, dan light tower. Seperti diketahui, akibat longsor ini, puluhan orang dilaporkan tertimbun. Sebanyak 28 orang di antaranya bisa dievakuasi. Namun, dari jumlah tersebut, 8 orang dinyatakan meninggal dunia.
"Hingga 1 Maret 2019 pukul 12.00 Wita, sebanyak 28 korban berhasil dievakuasi, di mana 8 orang meninggal dunia dan 20 orang selamat," ujar Sutopo.
"Evakuasi terus dilakukan dikoordinir oleh Basarnas. Personel yang tergabung dalam operasi SAR Gabungan adalah Basarnas, BPBD Bolmong, BPBD Kotamobagu, Marinir, TNI, Polri, Pol PP, PMI, Tagana, Rescue JRBM, Tim Medis / DVI Polda Sulut, dan relawan," bebernya.
Bupati Bolmong Yasti menjelaskan aktivitas warga menambang di lokasi itu tak berizin. "Wilayah itu ini kan kontrak karya dari PT J Resources, tetapi namanya penambang tanpa izin kan ada saja," tutur Yasti, Kamis (28/2).
Berdasarkan keterangan dari manajemen PT J Resources ini, diketahui para penambang tersebut baru ramai sejak beberapa bulan lalu. *
Komentar