Akui Keliru, Puri Janji Bongkar Pintu Besi
Buntut Pemasangan Pintu Besi di Areal Dinas Kebudayaan
SINGARAJA, NusaBali
Pasca pemasangan pintu pagar besi yang menghebohkan staf Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, pihak puri mengakui ada kekeliruan pemasangan. Panglingsir Puri Kanginan Buleleng, Anak Agung Ngurah Parwata Panji, Jumat (1/3) siang kemarin mendatangi Kepala Dinas Kebudayaan untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi.
AA Parwata yang juga mengecek langsung pemasangan pintu pagar besi di areal Dinas Kebudayaan oleh kakaknya Anak Agung Djlantik, mengaku baru mengetahui persoalan itu setelah membaca dan mendengar dari sejumlah media massa. Ia pun menyatakan jika pemasangan pintu pagar besi itu ada sedikit kekeliruan, karena jelas-jelas dipasang di areal Dinas Kebudayaan.
“Saya tidak tahu, baru tadi setelah baca koran dan dengar radio baru tahu. Saya hubungi kakak di Jakarta (AA Djlantik) tidak nyambung. Kawasan ini memang kawasan Disbud, ini ada kekeliruan pemasangan memang,” kata AA Parwata.
Ia yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Kantor Dinas Kebudayaan itu pun sempat menuturkan bahwa aset dahulu memang dihibahkan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng.
AA Parwata juga menegaskan jika puri milik AA Djlantik itu bukan merupakan bagian dari Puri Agung Singaraja. Melainkan adalah Puri Gede Buleleng, yang didirikan oleh Raja Buleleng terakhir I Gusti Ngurah Ketut Jlantik.
Dalam Puri Gede itu pun disebut-sebut ada lima bagian puri yang bernama Puri Suwela, Kelasa, Mandara, Cita langa dan Gohbraja.
Ia pun menekankan jika pintu pagar besi akan dibongkar. Bahkan jika kakaknya AA Djlantik tak kunjung dapat dihubungi, AA Parwata pun menjaminkan dirinya untuk pembongkaran pintu pagar besi itu. “Dibongkar saja nanti saya tanggung jawab sama kakak, ini murni karena ketidaktahuan kawasannya sampai dimana, di Puri memang kosong, paling kalau kakak pulang 1-2 hari, kemudian pulang ke Jakarta. Saya ketemu Kepala Dinas biar tidak meluas,” ungkap dia yang ditemui di areal Kantor Disbud Buleleng.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Gede Komang mengaku berterimakasih karena pihak perwakilan puri sudah memberikan jalan terang dari masalah tersebut. Saat ini Disbud Buleleng masih menunggu janji dari pihak puri untuk membongkar pintu pagar besi yang dipasang beberapa hari yang lalu. “Hasil koordinasi tadi puri menyadari itu sebuah kekeliruan dan akan membongkar semua. Prinsipnya kami tidak ingin ada letupan, apalagi kami menjalankan kewajiban dalam berkesenian. Pak Agung (AA Parwata) rauh berikan daya dorong dan daya ungkit yang pada dasarnya itu sebuah kekeliruan dengan begitu sudah tidak ada masalah lagi,” tegas dia. *k23
AA Parwata yang juga mengecek langsung pemasangan pintu pagar besi di areal Dinas Kebudayaan oleh kakaknya Anak Agung Djlantik, mengaku baru mengetahui persoalan itu setelah membaca dan mendengar dari sejumlah media massa. Ia pun menyatakan jika pemasangan pintu pagar besi itu ada sedikit kekeliruan, karena jelas-jelas dipasang di areal Dinas Kebudayaan.
“Saya tidak tahu, baru tadi setelah baca koran dan dengar radio baru tahu. Saya hubungi kakak di Jakarta (AA Djlantik) tidak nyambung. Kawasan ini memang kawasan Disbud, ini ada kekeliruan pemasangan memang,” kata AA Parwata.
Ia yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Kantor Dinas Kebudayaan itu pun sempat menuturkan bahwa aset dahulu memang dihibahkan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng.
AA Parwata juga menegaskan jika puri milik AA Djlantik itu bukan merupakan bagian dari Puri Agung Singaraja. Melainkan adalah Puri Gede Buleleng, yang didirikan oleh Raja Buleleng terakhir I Gusti Ngurah Ketut Jlantik.
Dalam Puri Gede itu pun disebut-sebut ada lima bagian puri yang bernama Puri Suwela, Kelasa, Mandara, Cita langa dan Gohbraja.
Ia pun menekankan jika pintu pagar besi akan dibongkar. Bahkan jika kakaknya AA Djlantik tak kunjung dapat dihubungi, AA Parwata pun menjaminkan dirinya untuk pembongkaran pintu pagar besi itu. “Dibongkar saja nanti saya tanggung jawab sama kakak, ini murni karena ketidaktahuan kawasannya sampai dimana, di Puri memang kosong, paling kalau kakak pulang 1-2 hari, kemudian pulang ke Jakarta. Saya ketemu Kepala Dinas biar tidak meluas,” ungkap dia yang ditemui di areal Kantor Disbud Buleleng.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Gede Komang mengaku berterimakasih karena pihak perwakilan puri sudah memberikan jalan terang dari masalah tersebut. Saat ini Disbud Buleleng masih menunggu janji dari pihak puri untuk membongkar pintu pagar besi yang dipasang beberapa hari yang lalu. “Hasil koordinasi tadi puri menyadari itu sebuah kekeliruan dan akan membongkar semua. Prinsipnya kami tidak ingin ada letupan, apalagi kami menjalankan kewajiban dalam berkesenian. Pak Agung (AA Parwata) rauh berikan daya dorong dan daya ungkit yang pada dasarnya itu sebuah kekeliruan dengan begitu sudah tidak ada masalah lagi,” tegas dia. *k23
1
Komentar