Sukses 'Hidupkan' Art Center
Gusti Agung Ngurah Diputra
DENPASAR, NusaBali
Dalam mutasi pejabat Pemprov Bali pada Februari 2019 lalu, salah satu yang mengalami pergeseran posisi jabatan adalah Kepala UPT Taman Budaya Provinsi Bali, Gusti Agung Ngurah Diputra. Dia kini dipercaya mengemban tugas sebagai Kabid Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan, dan Nonperijinan A, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
“Dimanapun saya ditempatkan oleh pimpinan, saya tetap syukuri dan selalu siap mengemban tugas tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab,” ujar Agung Diputra saat berbincang dengan NusaBali, baru-baru ini.
Nah, meski kini tidak lagi menjabat sebagai pimpinan di Taman Budaya, namun ikatan kekeluargaan dengan para staf, bahkan dengan tukang kebun di Art Center tetap terjalin erat. “Saya masih main-main ke Art Center bertemu dengan para staf yang sudah saya anggap sebagai keluarga,” ujar
pria asal Jembrana kelahiran Singaraja, 31 Agustus 1961 yang bertugas selama dua tahun sebagai Kepala Taman Budaya Bali.
Selama kepemimpinannya, Agung Diputra tergolong sukses ‘menghidupkan’ Art Center dengan berbagai aktifitas seni budaya. Termasuk dengan program pelatihan seni budaya gratis bagi anak-anak setiap hari minggu.
Sejatinya jelang pindah tugas, Agung Diputra berhasil mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Taman Budaya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia sebesar Rp1,677 miliar. DAK yang cukup besar tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan sejumlah program selama setahun di Art Center. “Awalnya kami mengajukan bantuan senilai Rp2,5 miliar, namun karena Taman Budaya seluruh Indonesia juga mengajukan dana yang bervariasi jumlahnya, akhirnya oleh Dirjen Kebudayaan diberikan alokasi dana yang sama ke masing-masing Taman Budaya di Indonesia yakni sebesar Rp 1,677 miliar,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dalam pemanfaatan DAK itu dialokasikan untuk penguatan publik sebesar 65 persen seperti untuk pagelaran, pameran, dan workshop, sedangkan sisanya sebesar 35 persen dialokasikan untuk rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana (sarpras). Nah, karena Agung Diputra kini sudah berpindah tugas, program-program yang sudah dirancang secara matang itu pun kini dibawah tanggungjawab penggantinya sebagai pimpinan Taman Budaya Bali yakni Made Suarja.
Sebagai program perdana dari Dana Alokasi Khusus itu, Taman Budaya menggelar seminar dan workshop Tari Rejang Renteng, Kamis (21/2) lalu.
Untuk diketahui, Agung Diputra sudah malang melintang bertugas di birokrasi Pemprov Bali seperti di Bappeda (1994 -2008), Inspektorat (2008-2010), Dispenda (2010-2015), dan Biro Organisasi (2015- 2017). *isu
“Dimanapun saya ditempatkan oleh pimpinan, saya tetap syukuri dan selalu siap mengemban tugas tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab,” ujar Agung Diputra saat berbincang dengan NusaBali, baru-baru ini.
Nah, meski kini tidak lagi menjabat sebagai pimpinan di Taman Budaya, namun ikatan kekeluargaan dengan para staf, bahkan dengan tukang kebun di Art Center tetap terjalin erat. “Saya masih main-main ke Art Center bertemu dengan para staf yang sudah saya anggap sebagai keluarga,” ujar
pria asal Jembrana kelahiran Singaraja, 31 Agustus 1961 yang bertugas selama dua tahun sebagai Kepala Taman Budaya Bali.
Selama kepemimpinannya, Agung Diputra tergolong sukses ‘menghidupkan’ Art Center dengan berbagai aktifitas seni budaya. Termasuk dengan program pelatihan seni budaya gratis bagi anak-anak setiap hari minggu.
Sejatinya jelang pindah tugas, Agung Diputra berhasil mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Taman Budaya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia sebesar Rp1,677 miliar. DAK yang cukup besar tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan sejumlah program selama setahun di Art Center. “Awalnya kami mengajukan bantuan senilai Rp2,5 miliar, namun karena Taman Budaya seluruh Indonesia juga mengajukan dana yang bervariasi jumlahnya, akhirnya oleh Dirjen Kebudayaan diberikan alokasi dana yang sama ke masing-masing Taman Budaya di Indonesia yakni sebesar Rp 1,677 miliar,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dalam pemanfaatan DAK itu dialokasikan untuk penguatan publik sebesar 65 persen seperti untuk pagelaran, pameran, dan workshop, sedangkan sisanya sebesar 35 persen dialokasikan untuk rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana (sarpras). Nah, karena Agung Diputra kini sudah berpindah tugas, program-program yang sudah dirancang secara matang itu pun kini dibawah tanggungjawab penggantinya sebagai pimpinan Taman Budaya Bali yakni Made Suarja.
Sebagai program perdana dari Dana Alokasi Khusus itu, Taman Budaya menggelar seminar dan workshop Tari Rejang Renteng, Kamis (21/2) lalu.
Untuk diketahui, Agung Diputra sudah malang melintang bertugas di birokrasi Pemprov Bali seperti di Bappeda (1994 -2008), Inspektorat (2008-2010), Dispenda (2010-2015), dan Biro Organisasi (2015- 2017). *isu
1
Komentar