Pertama Kali Digelar Dua Tawur Kasanga di Kota Gianyar
Peristiwa bersejarah mewarnai Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di wawidangan (wilayah) Desa Pakraman Gianyar, Kelurahan/Kecamatan Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Untuk kali pertama sepanjang sejarah di Kota Gianyar akan dilaksanakan dua upacara Tawur Agung Kasanga di lokasi berbeda saat bersamaan pada Tilem Kasanga, Rabu (6/3) pagi ini pukul 10.00 Wita.
Upcara Tawur Agung Kasanga pertama dilaksanakan di Catus Pata (Perempatan Agung) Kota Gianyar, yang berlokasi di pojok barat laut Lapangan Astina Raya. Tawur Agung Kasanga di Catus Pata ini dilaksanakan oleh pihak Desa Pakraman Gianyar. Sedangkan Tawur Agung Kasanga satunya lagi dilaksanakan di perempatan Taman Kota Gianyar, persis di ujung timur Jalan Bypass Dharma Giri Gianyar. Tawur Agung Kasanga ini dilaksanakan oleh Pemkab Gianyar.
Informasi di lapangan, pelaksanaan dua upacara tawur di Kota Gianyar pada saat bersamaan ini bermula dari keinginan Pemkab Gianyar untuk melaksanakan Tawur Agung Kasanga di Catus Pata, dengan dipuput Sarwa Sadhaka (sulinggih dari berbagai soroh). Sedangkan pihak prajuru Desa Pakraman Gianyar belum siap melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuput Sarwa Sadhaka. Mereka masih tetap menggunakan pemuput Tri Sadhaka (Pedanda Siwa, Budha, dan Bujangga).
Bendesa Pakraman Gianyar, Dewa Made Swardana, mengatakan sebelumnya prajuru setempat sudah menggelar paruman (rapat adat) di Pura Puseh Gianyar, Senin (4/3) lalu. Paruman dengan agenda membahas Tawur Agung Kasanga tersebut dihadiri Kabag Kesra Setda Gianyar, Ngakan Putu Jati Ambarsika, mewakili pemerintah.
Saat itu, kata Dewa Swardana, utusan Pemkab Gianyar menyatakan sejak lama Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Gianyar dilaksanakan oleh pemerintah. Sedangkan Desa Pakraman Gianyar sifatnya membantu pelaksanaan Tawur Agung Kasana tersebut. “Karena itu, pihak Pemkab Gianyar ingin mengatur kembali tatanan pelaksanaan Tawur Agung Kasanga ini,’’ ungkap Dewa Swardana saat ditemui NusaBali di sela-sela mempersiapan Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Desa Pakraman Gianyar, Selasa (5/3) sore.
Hal yang diatur Pemkab Gianyar, kata Dewa Swardana, jika upacara Tawur Agung Kasanga rangkaian Nyepi tahun-tahun sebelumnya hanya dipuput Tri Sadhaka, maka Tawur Agung Kasanga Tahun Saka 1941 dan seterusnya akan dipuput Sarwa Sadhaka. “Namun, sesuai awig-awig Desa Pakraman Gianyar tahun 1980, belum memungkinkan melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuput Sarwa Sadhaka,” jelas Dewa Swardana yang juga Kabag Administrasi Pimpinan Setda Gianyar.
Dewa Swardana menambahkan, dalam awig-awig diatur bahwa upacara Tawur Agung Kasanga dilaksanakan di Catus Pata Gianyar. Tawur Agung Kasanga ini dibiayai krama desa dan dapat dibantu pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat. Namun, karena lokasi Tawur Agung Kasanga berada di pusat pemerintahan Kabupaten Gianyar, maka upacara ini dapat dilaksanakan bekerjasama dengan Pemkab Gianyar.
“Karena ada awig-awig sepeti itu, maka kami selaku prajuru desa dan krama wajib menjalankan isi awig-awig. Jika sejak lama ada keinginan Pemkab Gianyar pamuput Tawur Agung Kasanga adalah Sarwa Sadhaka, tentu kami bisa komunikasikan di desa pakraman. Tapi, ini mendadak. Maka, apa pun yang kami lakukan, harus ada dasar. Jadi, Tawur Agung Kasanga ini tetap memakai pamuput Tri Sadhaka,” tegas Dewa Swardana.
Dewa Swardana mengaku mendengar rencana Pemkab Gianyar untuk melaksanakan upacara Tawur Agung Kasanga di seblah barat Taman Kota, yang berjarak sekitar 600 meter arah barat dari Catus Pata Gianyar. Pihaknya menyambut baik Tawur Agung Kasanga yang dilaksanakan Pemkan Gianyar dengan pamuput Sarwa Sadhaka. Sebab, tujuannya sama-sama untuk mohon keselamatan alam semesta dan segala isinya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Gianyar, Ngakan Putu Jati Ambarsika, membantah sebutan ada dua upacara Tawur Agung Kasanga di satu desa pakraman. Yang benar, satu tawur dilaksanakan oleh Desa Pakraman Gianyar di Catus Pata Gianyar, sementara tawur satunya lagi dilaksanakn Pemkab Gianyar.
Menurut Ngakan Jati, Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Gianyar tahun-tahun sebe-lumnya memang dilaksanakan Pemkab Gianyar bekerjasama dengan Desa Pakraman Gianyar. “Tapi, karena ada awig-awig, Desa Pakraman Gianyar tidak bisa lagi melaksanakan Tawur Agung Kasanga seperti model yang kami buat (memakai pamuput Sarwa Sadhaka, Red). Maka, kami logowo untuk menghormati keputusan desa pakraman. Namun, sesuai surat edaran PHDI, Pemkab Gianyar wajib melaksanakan tawur ini,” jelas Ngakan Jati saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, tadi malam.
Ngakan Jati mengatakan, Tawur Agung Kasanga yang dilaksanakan Pemkab Gianyar akan micayang tirta untuk kecamatan, diteruskan ke tingkat desa. Tawur Agung Kasanga pagi ini akan dipuput 9 pedanda dari unsur Siwa, Budha, Bujangga, Pasek, Pande, Bagawan, dan lainnya. Sembilan sulinggih dari berbagai soroh ini akan muput menghadap ke timur.
Ngakan Jati mengakui, meski mendadak melaksanakan upacara Tawur Agung Kasanga yang terpisah dari Desa Pakraman Gianyar, namun semuanya sudah disiapkan sejak tiga hari lalu. “Upakaranya kami siapkan malam ini (tadi malam, Red),” papar birokrat asal Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Menurut Ngakan Jati, biaya Tawur Agung Kasanga yang digelar Pemkab Gianyar ini mencapai Rp 150 juta, sesuai tertuang dalam APBD Induk Gianyar 2019. Prosesi Tawur Agung Kasanga pagi ini akan dihadiri Bupati Gianyar Made Mahayastra, Wabup AA Gde Mayun, jajaran OPD Pemkab Gianyar, dan utusan kecamatan. Pantauan NusaBali, Selasa malam sekitar pukul 19.15 Wita, belasan Satpol PP dan pegawai Bagian Umum Pemkab Gianyar tampak sibuk membuat wawangunan untuk tempat upacara Tawur Agung Kasanga di Taman Kota Gianyar. *isa
Untuk kali pertama sepanjang sejarah di Kota Gianyar akan dilaksanakan dua upacara Tawur Agung Kasanga di lokasi berbeda saat bersamaan pada Tilem Kasanga, Rabu (6/3) pagi ini pukul 10.00 Wita.
Upcara Tawur Agung Kasanga pertama dilaksanakan di Catus Pata (Perempatan Agung) Kota Gianyar, yang berlokasi di pojok barat laut Lapangan Astina Raya. Tawur Agung Kasanga di Catus Pata ini dilaksanakan oleh pihak Desa Pakraman Gianyar. Sedangkan Tawur Agung Kasanga satunya lagi dilaksanakan di perempatan Taman Kota Gianyar, persis di ujung timur Jalan Bypass Dharma Giri Gianyar. Tawur Agung Kasanga ini dilaksanakan oleh Pemkab Gianyar.
Informasi di lapangan, pelaksanaan dua upacara tawur di Kota Gianyar pada saat bersamaan ini bermula dari keinginan Pemkab Gianyar untuk melaksanakan Tawur Agung Kasanga di Catus Pata, dengan dipuput Sarwa Sadhaka (sulinggih dari berbagai soroh). Sedangkan pihak prajuru Desa Pakraman Gianyar belum siap melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuput Sarwa Sadhaka. Mereka masih tetap menggunakan pemuput Tri Sadhaka (Pedanda Siwa, Budha, dan Bujangga).
Bendesa Pakraman Gianyar, Dewa Made Swardana, mengatakan sebelumnya prajuru setempat sudah menggelar paruman (rapat adat) di Pura Puseh Gianyar, Senin (4/3) lalu. Paruman dengan agenda membahas Tawur Agung Kasanga tersebut dihadiri Kabag Kesra Setda Gianyar, Ngakan Putu Jati Ambarsika, mewakili pemerintah.
Saat itu, kata Dewa Swardana, utusan Pemkab Gianyar menyatakan sejak lama Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Gianyar dilaksanakan oleh pemerintah. Sedangkan Desa Pakraman Gianyar sifatnya membantu pelaksanaan Tawur Agung Kasana tersebut. “Karena itu, pihak Pemkab Gianyar ingin mengatur kembali tatanan pelaksanaan Tawur Agung Kasanga ini,’’ ungkap Dewa Swardana saat ditemui NusaBali di sela-sela mempersiapan Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Desa Pakraman Gianyar, Selasa (5/3) sore.
Hal yang diatur Pemkab Gianyar, kata Dewa Swardana, jika upacara Tawur Agung Kasanga rangkaian Nyepi tahun-tahun sebelumnya hanya dipuput Tri Sadhaka, maka Tawur Agung Kasanga Tahun Saka 1941 dan seterusnya akan dipuput Sarwa Sadhaka. “Namun, sesuai awig-awig Desa Pakraman Gianyar tahun 1980, belum memungkinkan melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuput Sarwa Sadhaka,” jelas Dewa Swardana yang juga Kabag Administrasi Pimpinan Setda Gianyar.
Dewa Swardana menambahkan, dalam awig-awig diatur bahwa upacara Tawur Agung Kasanga dilaksanakan di Catus Pata Gianyar. Tawur Agung Kasanga ini dibiayai krama desa dan dapat dibantu pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat. Namun, karena lokasi Tawur Agung Kasanga berada di pusat pemerintahan Kabupaten Gianyar, maka upacara ini dapat dilaksanakan bekerjasama dengan Pemkab Gianyar.
“Karena ada awig-awig sepeti itu, maka kami selaku prajuru desa dan krama wajib menjalankan isi awig-awig. Jika sejak lama ada keinginan Pemkab Gianyar pamuput Tawur Agung Kasanga adalah Sarwa Sadhaka, tentu kami bisa komunikasikan di desa pakraman. Tapi, ini mendadak. Maka, apa pun yang kami lakukan, harus ada dasar. Jadi, Tawur Agung Kasanga ini tetap memakai pamuput Tri Sadhaka,” tegas Dewa Swardana.
Dewa Swardana mengaku mendengar rencana Pemkab Gianyar untuk melaksanakan upacara Tawur Agung Kasanga di seblah barat Taman Kota, yang berjarak sekitar 600 meter arah barat dari Catus Pata Gianyar. Pihaknya menyambut baik Tawur Agung Kasanga yang dilaksanakan Pemkan Gianyar dengan pamuput Sarwa Sadhaka. Sebab, tujuannya sama-sama untuk mohon keselamatan alam semesta dan segala isinya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Gianyar, Ngakan Putu Jati Ambarsika, membantah sebutan ada dua upacara Tawur Agung Kasanga di satu desa pakraman. Yang benar, satu tawur dilaksanakan oleh Desa Pakraman Gianyar di Catus Pata Gianyar, sementara tawur satunya lagi dilaksanakn Pemkab Gianyar.
Menurut Ngakan Jati, Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Gianyar tahun-tahun sebe-lumnya memang dilaksanakan Pemkab Gianyar bekerjasama dengan Desa Pakraman Gianyar. “Tapi, karena ada awig-awig, Desa Pakraman Gianyar tidak bisa lagi melaksanakan Tawur Agung Kasanga seperti model yang kami buat (memakai pamuput Sarwa Sadhaka, Red). Maka, kami logowo untuk menghormati keputusan desa pakraman. Namun, sesuai surat edaran PHDI, Pemkab Gianyar wajib melaksanakan tawur ini,” jelas Ngakan Jati saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, tadi malam.
Ngakan Jati mengatakan, Tawur Agung Kasanga yang dilaksanakan Pemkab Gianyar akan micayang tirta untuk kecamatan, diteruskan ke tingkat desa. Tawur Agung Kasanga pagi ini akan dipuput 9 pedanda dari unsur Siwa, Budha, Bujangga, Pasek, Pande, Bagawan, dan lainnya. Sembilan sulinggih dari berbagai soroh ini akan muput menghadap ke timur.
Ngakan Jati mengakui, meski mendadak melaksanakan upacara Tawur Agung Kasanga yang terpisah dari Desa Pakraman Gianyar, namun semuanya sudah disiapkan sejak tiga hari lalu. “Upakaranya kami siapkan malam ini (tadi malam, Red),” papar birokrat asal Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Menurut Ngakan Jati, biaya Tawur Agung Kasanga yang digelar Pemkab Gianyar ini mencapai Rp 150 juta, sesuai tertuang dalam APBD Induk Gianyar 2019. Prosesi Tawur Agung Kasanga pagi ini akan dihadiri Bupati Gianyar Made Mahayastra, Wabup AA Gde Mayun, jajaran OPD Pemkab Gianyar, dan utusan kecamatan. Pantauan NusaBali, Selasa malam sekitar pukul 19.15 Wita, belasan Satpol PP dan pegawai Bagian Umum Pemkab Gianyar tampak sibuk membuat wawangunan untuk tempat upacara Tawur Agung Kasanga di Taman Kota Gianyar. *isa
1
Komentar